"Ayo! Cepat!" seru Yuhka.
"Kami dengar!" saut Tydeus.
Derap langkah delapan orang melesat membelah kerumunan kota paling padat se-Albion. Mereka berlari untuk mencari tempat yang kemungkinan Erix berada di sana.
Hingga, tibalah mereka di sebuah bangunan yang mereka maksud. Penjara.
"Lalu, apa yang akan kita lakukan? Apa kita serang langsung?" ujar Shin.
"Apa kau gila? Hanya karena kau adalah dragon, bukan berarti kau bisa mengamuk seenaknya," saut Tydeus.
"Aku hanya bercanda."
"Kalian tunggu di sini." Selina segera pergi meninggalkan teman-temannya yang bersembunyi di balik lorong bangunan. Ia menghampiri prajurit yang bertugas di pos penjaga.
"Pak, saya ingin bertemu Erix Arthur," kata Selina.
"Siapa dia?" tanya penjaga tersebut.
"Penjahat di penjara ini."
"Kenapa kau ingin bertemu penjahat?"
"Dia temanku."
"Apa!" Penjaga tadi bergegas mempersiapkan senjatanya, memegang sebuah pedang yang sejak tadi terselip di pinggang.
"Bukaaaaan!!!!" teriak Yuhka seraya berlari menghampiri selina dan prajurit penjaga penjara. "Bukan begitu maksudnya pak,"
"Siapa lagi kau? Apa kau teman wanita ini? Temannya penjahat?"
"Apa yang kau pikirkan!?" seru Yuhka kepada Selina dengan suara kecil, lalu kembali menatap penjaga tadi. "Saya temannya, tapi bukan penjahat yang kami cari."
Penjaga menurunkan ketegangan. "Lalu?"
"Begini pak, apa semalam ada seorang pemuda yang di tangkap dan dimasukkan ke penjara ini. Jika ada, kami adalah teman-temannya yang ingin menyelesaikan kesalah pahaman tersebut," ujar Yuhka.
"Oh begitu. Tapi sepertinya tidak ada tahanan baru beberapa minggu ini. Apa kalian tidak salah tempat?"
"Kami juga tidak tahu pak. Teman kami dibawa langsung oleh Jendral Zenda."
"Maaf, Nak. Tidak ada penjahat baru di penjara ini."
"Lalu, kemana Jendral Zenda membawa Erix?" tanya Selina yang tampak khawatir.
"Erix? siap nama temanmu tadi?" prajurit itu tampak penasaran.
"Erix Arthur."
"Sepertinya aku pernah mendengar nama itu, tapi dimana ya ...?"
"Tolong pak, diingat-ingat lagi," pinta Yuhka.
"Mmmmm ...." Penjaga itu terus mengorek-orek ingatan yang tidak berguna di kepalanya. "Aku ingat! Kalau tidak salah, penantang gladiator hari ini bernama Erix Arthur. Katanya dia shensin yang menyucikan Dungeon Hutan Saba."
"HA! ITU DIA!" seru Yuhka danSelina serentak.
"Terima kasih, Pak," kata Yuhka, lalu ia dan Selina pergi dari sana menghampiri teman-teman mereka.
"Erix ada di gelanggang, ia menjadi peserta gladiator sekarang," ujar Yuhka.
"Tunggu apa lagi? Ayo!" saut Shin.
Kedelapan orang itu kembali berlari. Kali ini tujuan mereka adalah gelanggang yang dibangun tak jauh dari bangunan penjara tersebut.
"Shin, sepertinya kau tahu betul tempat-tempat di kota ini," ujar Tydeus.
"Tentu saja. Aku menghabiskan seratus tahun umurku hanya untuk berkeliling dunia mencari tempat tinggal yang aman, tempat yang tidak ada Dragon Hunter-nya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow
Fantasia~Tamat~ CAPTER 1~46 SUDAH TERBIT [Dungeon Hallow : Datangnya Sang Pahlawan] CAPTER 46~94 SUDAH TERBIT [Dungeoh Hallow II : Pemuja Iblis] CAPTER 95 ~ 145 SUDAH TERBIT [Dungeon Hallow III : Kerajaan Albion] CAPTER 146 ~ 180 SUDAH TERBIT [Dungeon Hallo...