"Ada perempatan, belok kiri." kata Alena mengarahkan jalan untuk ke rumahnya.
Gatra tersenyum setelah mendengar arahan Alena. Cowok itu mulai membelokkan mobilnya ke arah kiri. "Oh ya, katanya tadi keluarga lo pada ke Bandung, kan?"
Alena mengangguk tanpa bersuara.
"Sendirian, dong?"
"Ya mau gimana lagi," Alena tersenyum tipis.
"Gimana kalau lo temenin gue dulu?" Gatra memberhentikan mobilnya begitu melihat lampu lalu lintas berwarna merah.
"Kemana?"
Gatra menengok kesamping dimana ada Alena yang duduk dikursi penumpang. "Makan?"
Alena terkekeh. "Kamu lapar?"
"Iya nih, kayaknya." Gatra ikut terkekeh. "Mau nggak?"
Alena mengangguk sambil tersenyum. "Boleh deh. aku juga laper."
Gatra tersenyum lebar. "McD?"
"Terserah kamu."
Gatra terkekeh lagi, lalu mulai menjalankan mobilnya saat lampu sudah berubah warna menjadi hijau. "Cewek tuh selalu ngomong terserah, ya?"
"Masa?" Alena memasang wajah pura-pura berpikir. "Enggak deh, aku ngomong apa aja, kok."
Gatra terkekeh, lagi. "Lo emang ngomongnya pake aku-kamu?"
"Iya, aneh ya?"
"Nggak juga, jarang aja anak SMA jaman sekarang gaya ngomongnya kayak gitu." jawab Gatra, bertepatan dengan sampainya mereka ditempat tujuan.
Setelah memarkirkan mobilnya, Gatra melepaskan sabuk pengaman dan menyuruh Alena untuk turun.
🌸🌸🌸
Alena menyuapkan cheese burger yang tinggal setengah itu kedalam mulutnya, kemudian mengunyahnya hingga makanan cepat saji itu bisa ditelan dengan mudah.
Setelah itu Alena meminum air mineral yang ia pesan tadi bersamaan dengan makanannya, lalu melihat kearah Gatra yang juga sedang meminum coca cola pesanannya.
"Suka minum soda?" Tanya Alena, mencoba membuka obrolan diantara mereka.
"Lumayan," jawab Gatra. Cowok itu mulai fokus pada ponselnya. Jari-jarinya terus saja menari-nari diatas sana. Entah apa yang ia lakukan dengan ponselnya, yang terpenting bukan bermain game.
Alena hanya manggut-manggut, kemudian membiarkan hening menyelimuti mereka berdua. Alena ingin bicara tapi dia tidak tahu harus bahas apa. Lagian, ini pertama kalinya Alena berdua saja bersama Gatra. Ah tidak, ini yang kedua kalinya, yang pertama saat mereka bertemu didekat toilet perempuan.
"Alena?" Panggil Gatra akhirnya. Cowok itu sudah memasukkan ponselnya kedalam saku jaket.
"Kenapa?" Alena menanti-nanti apa yang akan Gatra katakan. Sejujurnya, Alena sangat berharap bahwa Gatra akan berkata untuk segera pulang. Dan sepertinya, Dewi Keberuntungan memang berpihak pada Alena.
"Kita pulang, yuk? Gue ada urusan mendadak, jadi gak bisa lama-lama." kata Gatra yang langsung saja diangguki oleh Alena.
Setelah itu, mereka berdua keluar bersama dari tempat makanan cepat saji itu, menuju mobil Gatra yang terparkir diantara dua mobil yang ada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alena
Teen Fiction(Perfect cover by @pujina) Takdir. Tidak ada siapapun yang dapat mengelak dari takdir, termasuk Alena. Alena, gadis polos yang selalu menghabiskan waktunya dikelas, sibuk dengan novel atau buku pelajaran. Dia bukan cewek-cewek hits yang dikenal oleh...