ALENA - 53

353K 24.8K 1.3K
                                    

Lampu menyala. Musik berhenti. Dan tentu saja, Alena langsung menarik kepalanya dari dada Gatra tanpa perlu menunggu untuk Gatra yang akan membangunkannya. Lagipula, Alena tidak benar-benar tidur. Dia hanya memejamkan mata.

"Kebangun sendiri?" tanya Gatra seraya melepaskan topengnya. Matanya langsung terpaku pada penampilan Alena malam ini. Cewek itu terlihat sangat cantik bahkan dalam keadaan sedang melepas topeng sekalipun.

Setelah topengnya terlepas, Alena menatap Gatra. Tersenyum begitu manis. "Aku gak tidur beneran, kali."

Gatra mendadak jadi salah tingkah saat melihat senyuman Alena yang entah kenapa membuat hatinya seketika seperti melompat-lompat.

"Kita kesana, yuk? Sama Rana dan yang lainnya. Kamu udah tau, kan? Kalo Rana sama Pandu udah jadian?" Alena menarik tangan Gatra tanpa mendapat penolakan sedikitpun dari cowok itu.

"Ah-- iya, kita kesana." Gatra tersadar dari keterpesonaannya pada Alena. Lalu, cowok itu mulai menggenggam tangan Alena dan memimpin jalan untuk menuju pada Rana dan yang lainnya.

"WAHH! Al, sumpah! Lo cantik banget, gue gak tau kalo lo pilih gaun yang ini!" pekik Helena begitu Alena dan Gatra sudah bergabung bersama mereka. Helena langsung mendekat pada Alena, setengah memeluk tubuh sahabatnya itu.

Rega merangkul Gatra dan tersenyum menggoda pada sahabatnya itu. "Emang gak salah pilih, ya!"

Gatra tersenyum bangga. "Iya, lah. Firly sama Zidan mana?" tanya Gatra begitu ia merasa ada yang kurang. Dan benar saja, kedua sosok yang sifatnya bertolak belakang itu memang sedang tidak ada disana.

"Zidan lagi temuin Sandra, katanya ada yang pengen diomongin. Kalo Firly, ke toilet kayaknya." jawab Pandu. Tangan cowok itu tak lepas dari pinggang Rana.

Rega berdecak. "Tangan boleh turun kali, kayak ada yang mau ambil aja. Cewek lo tuh galak, gak ada yang mau deketin. Elo aja mungkin kena pelet."

"Heh!" Rana menjitak Rega begitu kuat. "Gue gak segitu, ya! Temen lo aja yang ngejar-ngejar gue!"

Rega masih mengusap kepalanya dengan tangan sebelah kirinya. Sedangkan tangan kanannya masih merangkul Gatra.

Pandu hanya memeletkan lidahnya kearah Rega. Lalu tersenyum penuh ejekan.

"Hai, ladies and gentleman!" Firly datang dan masuk diantara mereka. Cowok itu tersenyum sangat lebar, seolah hari ini ia sangat bahagia.

"Lebar banget senyumnya, awas bibir lo sobek." tegur Zidan yang ternyata saat itu baru juga datang dan mengambil posisi disamping kiri Gatra.

Senyum Firly langsung luntur. Kedua tangannya langsung memegang ujung bibirnya, takut jika yang dikatakan Zidan akan terjadi.

"Eh-eh, bentar lagi ada pembacaan ajang nih, yang menang dapet penghargaan." kata Firly langsung kembali heboh. Melupakan soal bibir sobek beberapa detik yang lalu.

Alena manggut-manggut. "Kalo gitu, kita gabung kesana aja kali, ya?"

Gatra mengangguk. "Boleh, yuk."

"Eits, bentar-bentar. Kita berlima kan udah pada ganteng gini, masa gak mau foto, sih?" Rega menahan keempat sahabatnya yang akan segera berjalan.

Pandu mengangguk. "Deal."

"Nah, kalo gitu, kita bertiga juga. Yuk!" Helena menarik Rana dan Alena, sedikit menjauh dari kelima cowok itu.

Seperginya ketiga cewek itu, Rega memberikan ponselnya pada Firly. Hal itu membuat Firly mengernyit heran.

"Kenapa dikasih sama gue?" tanya Firly.

"Lo yang fotoin." jawab Rega santai.

Firly melipat tangannya didepan dada. "Ogah! Gue juga mau ikutan foto, masa lo nyuruh gue!"

AlenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang