ALENA - 33

326K 27.7K 1.9K
                                    

Gatra tersenyum dan melepaskan genggamannya pada tangan Alena saat mereka sudah sampai didepan kelas XII IPA1. Tangannya terangkat untuk menyelipkan rambut Alena dibelakang telinga.

"Ini hari ketiga, Bahasa Indonesia gak susah-susah amat lah tapi tetep semangat, ya?"

Alena mengangguk semangat. "Kamu juga, yah? Jangan jawab asal-asal ntar gak tuntas."

Gatra terkekeh lalu menggaruk belakang lehernya. "Iya Al, kalo gue tau gue gak bakal jawab asal, kok."

Alena tertawa pelan. "Yaudah. Aku masuk, yah? Kamu juga, jangan ke kantin lagi."

"Siap grak!" Gatra tersenyum lebar setelahnya.

Begitu Alena masuk, Gatra segera berbalik menuju kantin. Walaupun Alena melarangnya, dia tetap akan melakukan itu. Sebab keempat sahabatnya selalu ada disana jika bel belum berbunyi.

"Woy!" Gatra menepuk meja dan langsung masuk ditengah-tengah Rega dan Firly yang kala itu langsung berdecak jengkel karena tingkah Gatra.

"Tai banget, ah!" Firly memukul kepala Gatra.

"Aduh, anjing!" Gatra mengusap kepalanya dan menatap Firly sebal.

"Mabar, Gat?" tawar Zidan seraya memperlihatkan layar ponselnya yang tengah memutar permainan Mobile Legend.

"Yok. Semalem gue abis beli Roger,"

"Gue pake Hilda!" seru Firly.

"Gue tetep cyclops!" sahut Rega.

"Always Layla.." tambah Zidan.

"BELAJAR BELAJAR BELAJAR! ML mulu, UAS nih bukan ulangan harian yang bisa remedi." Pandu menatap keempat sahabatnya dengan tatapan tak habis pikir. Kapan sahabat-sahabatnya bisa berubah?

Merasa tidak dianggap, Pandu memukul kepala mereka berempat dengan buku Bahasa Indonesia yang tebalnya lumayan.

"Babi! Sakit, setan!" Gatra mengaduh dan menatap Pandu dengan jengkel.

"Tau, dikira gak sakit apa! Lo kalo mau main ya tinggal main, keluarin Argus kesayangan lo," tambah Firly.

Pandu berdecak. "Belajar, goblok! Lo pada mau gak lulus, hah? ML bisa belakangan, lo main ML sampe bodok pas habis UAS."

Rega tertawa namun sejurus kemudian tawanya terhenti dan menatap datar pada Pandu. "Males! Gak butuh ceramah lo, ah!"

"Sip, lanjut!" seru Firly.

Pandu hanya memijat kepalanya yang tiba-tiba terasa pening. Kalian mau tahu manusia sialan itu seperti apa? Pandu akan memperlihatkan empat sahabatnya pada kalian secara cuma-cuma jika ada yang ingin tahu bagaimana manusia sialan itu.

🌸🌸🌸

Gatra melirik jam tangannya yang masih menunjukkan pukul sepuluh, masih ada sejam lagi untuk murid-murid mengerjakan soal mereka. Tapi tidak dengan Gatra, cowok itu tersenyum lalu berdiri dari duduknya membuat pengawas yang sudah sangat mengenal bagaimana Gatra juga ikut berdiri.

"Ada masalah?" tanya pengawas yang Gatra tahu bernama Rudi.

Gatra menggeleng dan tersenyum manis membuat cewek-cewek diruangan 7 itu menahan suara agar tidak berteriak. "Saya mau ngumpul lembar jawaban saya, Pak."

AlenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang