Alena turun dari motor Gatra dengan bantuan tangan Gatra yang menuntunnya tapi ia tetap berhati-hati. Setelah itu, dia menarik tangannya dan membiarkan Gatra membuka helm dan turun dari motor.
"Langsung kelas?" tanya Gatra sambil menyisir rambutnya yang berantakan menggunakan jari-jarinya.
Alena mengangguk. "Kamu kayaknya perlu gunting rambut," cewek itu memegang rambut Gatra sebentar kemudian kembali menurunkan tangannya saat suara cewek-cewek di koridor terdengar memekik.
"Iya nih," Gatra ikut memegang rambutnya.
"Rambut kamu emang terang gitu, yah?"
Gatra langsung mengangguk. "Diwarnain. Lo sendiri? Rambut lo cokelat terang gitu,"
"Aku alami, turunan dari Ayah."
Gatra manggut-manggut. "Al, semalem beneran gapapa, kan?"
Alena tersenyum manis. "Gapapa, kok. Lagi capek aja,"
"Yakin?"
"Yakin, Gatra."
Gatra menghela nafasnya pelan. Saat mereka sudah sampai di depan kelas Alena, cowok itu memegang tangan Alena saat Alena akan masuk ke dalam kelas.
"Kenapa?" tanya Alena dengan heran.
"Pulang nanti, gue gak bisa anter," ucap Gatra dengan takut-takut.
Alena diam beberapa saat sebelum ia mengembangkan senyumnya dan mengangguk. "Gapapa. Ntar aku pulang bareng Rana atau Helen,"
"Beneran? Gak marah, kan?"
Alena terkekeh. "Enggak, lah. Udah masuk kelas sana, jangan bolos lagi! Minggu depan UAS katanya,"
Gatra menghela nafasnya. "Iya, udah tau. Kalo UAS pada gak tuntas gimana, yah? Gak bisa ikut UN, gitu?"
Alena mengangkat bahunya. "Gak tau. Tapi jangan kamu sengaja biar gak tuntas, ntar beneran gak bisa ikut UN terus kamu gak lulus, dong?"
"Doain, semoga gue tuntas semua."
"Selalu, kok. Udah sana, bel bentar lagi bunyi." Alena melepaskan tangannya dari pegangan Gatra dan mendorong cowok itu pelan.
"Eh bentar, gue kayak baru sadar gitu. Semenjak antar jemput lo, gue gak pernah telat lagi, masa? Sadar gak, sih?"
Alena terlihat nampak mengingat-ingat. "Iya, yah?" kemudian dia tertawa. "Bagus, dong."
Gatra ikut tertawa. "Udah gak nakal dong, gue?"
"Eh, sama aja. Percuma datengnya cepet tapi tetep bolos,"
Gatra semakin tertawa membuat cewek-cewek yang sedang melihat mereka merasa iri dengan Alena.
"Yaudah. Masuk gih, gue juga mau masuk, dah!" Gatra langsung melangkah pergi saat Alena hanya mengangguk dan tersenyum.
🌸🌸🌸
Pukul setengah sebelas siang, murid-murid SMA Taruna sudah berhamburan keluar dari kelas menuju parkiran. Tadi, bel berbunyi dengan panjang pertanda bahwa mereka dipersilahkan untuk pulang. Katanya, guru-guru sedang rapat membahas tentang UAS kelas XII minggu depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alena
Teen Fiction(Perfect cover by @pujina) Takdir. Tidak ada siapapun yang dapat mengelak dari takdir, termasuk Alena. Alena, gadis polos yang selalu menghabiskan waktunya dikelas, sibuk dengan novel atau buku pelajaran. Dia bukan cewek-cewek hits yang dikenal oleh...