ALENA - 39

350K 24.5K 4.6K
                                    

Alena tiba di rumah pukul sepuluh lewat lima belas menit. Cewek itu langsung membaringkan dirinya diatas kasur, melepas rasa lelah yang ada pada dirinya sebab telah duduk selama empat jam.

"Al?" Nova membuka pintu kamar Alena pelan, kemudian berjalan masuk dan mendudukkan dirinya disamping tubuh Alena yang berbaring.

Nova tersenyum hangat. "Gimana liburannya?"

Alena berdehem sebelum kemudian dia bangkit dari posisi baringnya menjadi duduk. "Seru."

"Gatra nyusul, kan?"

Alena mengangguk seraya tersenyum tipis. Cewek itu menghembuskan nafasnya pelan kemudian menyandarkan kepalanya pada pundak sang Bunda.

Tangan Nova terangkat, mengelus rambut panjang Alena dengan pelan. "Kenapa? Capek?"

Alena mengangguk lagi tanpa mau mengeluarkan suara. Matanya terpejam, merasakan elusan Nova yang selalu membuatnya nyaman.

"Besok hari terakhir libur, kan?" tanya Nova. Kini tangannya beralih untuk mendekap Alena.

"Iya, Bun."

Nova tersenyum samar. "Kita periksa ke dokter yah, besok?"

Alena menarik nafasnya dalam-dalam lalu ia hembuskan secara perlahan. Setelah itu, ia hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab ajakan Nova.

🌸🌸🌸

Kinan masih menatap layar ponselnya yang menampilkan foto seorang perempuan dan laki-laki. Cewek itu tersenyum miris melihat postingan Alena yang diupload kemungkinan kemarin malam.

Kinan meringis begitu mengingat Gatra yang mengatakan bahwa liburan mereka adalah boys time. Dadanya tiba-tiba sesak, saat berhasil menyimpulkan bahwa Gatra telah membohonginya.

"Hai, Ki."

Sapaan itu membuat kepala Kinan mendongak, mengalihkan pandangannya dari ponsel kearah cewek yang kini sudah duduk disamping brankanrnya.

Kinan tersenyum. "Hai, Na. Apa kabar? Udah lama aku gak ketemu kamu, terakhir kali waktu reuni SMP."

Rana juga ikut membalas senyuman Kinan. "Baik, kok."

"Tau darimana aku disini?" tanya Kinan. Senyumnya masih terpatri diwajahnya.

"Gatra dan empat kawannya."

Kinan terkekeh. "Oh ya, mereka berempat apa kabar?"

"Yah.. Baik dan tambah idiot, katanya nanti mereka bakal dateng, gak tau kapan." balas Rana.

"Lo.. Kenapa bisa gini?" tanya Rana seraya memperhatikan Kinan dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Kinan tersenyum begitu manis. "Aku cuma pengen ngelakuin kebaikan."

"Tapi lo gak dapet baiknya, Ki. Lo gak pikirin hidup lo gimana kalo cuma hidup dengan satu ginjal?"

Kinan terkekeh. "Bakal mati? Gapapa lah, semua manusia kan hidup emang untuk mati."

AlenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang