ALENA - 51

307K 21.1K 1.5K
                                    

Gatra hanya duduk dan terus diam memandang tubuh Alena yang pucat, terbaring diatas brankar dengan banyaknya selang-selang yang menempel padanya. Kata dokter, hepatitis yang dialami Alena benar-benar sudah tidak bisa dianggap remeh.

"Apa yang harus gue lakuin, Al.." ucap Gatra begitu pelan, bahkan hampir terdengar seperti bisikan.

"Jangan tinggalin gue..." Mata Gatra terpejam dan dibiarkannya air bening itu mengalir sepuas mungkin.

"Gatra," Nova memegang pundak Gatra dan mengelusnya pelan. "Pulang dulu, yah? Biar Bunda yang jagain Alena, bentar lagi juga Ayah udah nyampe."

"Gatra nginep aja, Bun."

Nova tersenyum tipis lalu menggeleng. "Besok kalian ada prom night, kan? Kamu siap-siap aja buat besok."

"Enggak, Bun. Kalo Alena gak ada, Gatra juga gak bakal ada diacara itu."

"Eh jangan, dong. Rugi tuh kamu udah beli pakaian untuk acaranya,"

Gatra tetap menggeleng dengan kuat. "Enggak, Bun. Gatra tetep disini."

Nova menghela nafasnya. Membujuk Gatra sudah sama seperti memaksa Alena untuk makan malam. Sama-sama susah.

"Gat-- ra..."

Gatra dan Nova sontak bersamaan melihat kearah Alena yang saat itu sedang berusaha untuk bangun dari posisinya. Tapi, dengan segera Nova menahannya. Menyuruh anaknya itu untuk tetap berbaring.

"Al, kenapa? Ada yang sakit?" Gatra mendekat pada Alena, menggenggam lembut tangan cewek itu.

"Kamu-- jangan disini..."

Gatra mengernyit. "Kenapa, Al?"

Alena menggeleng pelan lalu sempat mengernyit seperti sedang menahan sakit. Tapi, cewek itu berusaha untuk tetap menatap Gatra.

"Temenin Ki-- Kinan, besok dia operasi... Kamu, harus ada buat dia.."

"Kenapa sempet mikirin orang sih, Al? Pikirin diri lo sendiri, lo juga sakit. Dan gue, gue ini pacar lo. Gue juga harus ada buat lo. Bukan cuma untuk Kinan."

Alena terbatuk sekitar dua kali. Lalu dia memejamkan matanya sebentar sebelum kembali menatap Gatra lamat-lamat.

"Untuk sekarang, Kinan penting, Gat."

🌸🌸🌸

Gatra membuka pintu ruang rawat Kinan, hingga ia bisa melihat keempat kawannya yang tengah asik bermain ponsel masing-masing sambil sandaran disofa. Dan juga, ia bisa melihat Kinan yang saat itu langsung menatap Gatra dengan resah.

"Gimana Alena? Dia baik, kan?" pertanyaan itu langsung dilontarkan Kinan saat Gatra mengambil posisi duduk disamping brankarnya.

Gatra menghembuskan napas perlahan, lalu dia tersenyum tipis. "Baik, kok."

Kinan mendesah lega. "Ah, syukur, deh. Kasian Alena, padahal belum lama loh dia keluar dari rumah sakit, eh tau-tau udah masuk lagi."

"Namanya juga hepatitis C, penyakit mengancam nyawa kayak gitu tuh gak bisa dianggap main-main. Harus bener-bener dalam tanggungan dokter dulu, ya walaupun lo emang udah pegang obatnya tapi kan itu gak menjamin." sahut Pandu disela-sela aktivitasnya.

AlenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang