Setelah bel pulang berbunyi nyaring, seluruh murid berhamburan keluar dari kelas menuju parkiran dan segera kembali ke rumah untuk beristirahat. Mulai hari ini pelajaran tambahan ditiadakan, sebab banyak anak-anak kelas 12 yang tidak setuju. Kata mereka lebih baik mereka les private saja daripada harus di sekolah sampai sore, belum lagi jika yang ada kegiatan nantinya.
Alena dan Helena masih di dalam kelas, hari ini adalah tugas mereka untuk membersihkan kelas. Tugas cowok hanya buang sampah dan cewek menyapu kelas. Setelah selesai menyapu, Alena dan Helena kembali duduk dibangku mereka sebentar.
"Lo gak ke kantin yah, tadi?" tanya Helena seraya menutup kembali botol tupperware berwarna ungu miliknya.
"Kantin, kok. Kamu aja yang gak ada," jawab Alena. Ia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan mengirim pesan kepada sang Bunda.
"Lah," Helena mengernyit. "Gue tungguin lo di kantinnya Bude, sampe karatan tau gue nunggunya,"
"Yah, aku mana tau kantin Bude itu yang mana."
Helena menggelengkan kepalanya. "Yaudah, besok deh kita bareng. Jadi, tadi gimana? Balik kelas, gitu?"
Alena menggeleng. "Sama Gatra."
Mata Helena sontak terbelalak. "Anjir! Serius?!"
"Duh," Alena mengusap telinganya yang terasa pengang akibat Helena yang berteriak keras tepat didekat telinganya. "Kagetnya berlebihan banget, sih! Cuma makan juga, gak ngapa-ngapain,"
Helena gemas sendiri melihat tingkah Alena. "Apanya yang gak ngapa-ngapain? Makan bareng itu udah termasuk ngapa-ngapain kalo sama Gatra. Gimana, sih? Gak sukur banget, lo."
Alena membalasnya dengan memutar bola matanya. Benar kata Rana, Helena kelewat lebay.
Tak lama dari itu, sosok Rana masuk ke dalam kelas. Dengan santainya cewek itu langsung duduk diatas meja milik Helena.
"Siapa, nih?" Helena menatap Rana seolah mereka tak saling kenal.
Alena hanya terkekeh melihat itu.
"Alessia Cara." jawab Rana dengan bangga.
Alena langsung tertawa. Wajah Rana itu seperti minta dibungkus. Terlalu imut. Apalagi dia menyebut dirinya Alessia Cara, Alena tidak bisa menahan tawanya.
"Najis, kemauan banget!" Helena bergidik ngeri. "Maggie Lindemann dong, gue."
Rana memasang wajah seolah dia akan muntah. "Maggie Lindemann tiruan ke 999+, hahaha.."
"Kembaran aku, tuh," sahut Alena seraya menyampirkan tasnya dipunggung.
"Ye, ini lagi satu, ngomong kembaran, minta disetrika tuh mulut." Helena ikut menyampirkan tasnya dan mulai berdiri saat Alena juga berdiri.
Rana mulai turun dari atas meja dan mengambil tasnya. "Udah lah, intinya gue sodaraan sama Alessia Cara." lalu, dia berjalan lebih dulu keluar dari kelas.
"Iye iye, semerdeka lo aja." Helena memutar bola matanya dan mulai menyusul Rana. Begitupun Alena.
🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Alena
Teen Fiction(Perfect cover by @pujina) Takdir. Tidak ada siapapun yang dapat mengelak dari takdir, termasuk Alena. Alena, gadis polos yang selalu menghabiskan waktunya dikelas, sibuk dengan novel atau buku pelajaran. Dia bukan cewek-cewek hits yang dikenal oleh...