Alena masuk ke dalam kelasnya saat bel istirahat sudah lewat 5 menit. Cewek itu diantar oleh Gatra sampai didepan kelas, membuat seluruh murid yang menyaksikan itu menatap tak percaya. Pasalnya, mereka melihat Alena itu sebagai orang asing tapi tiba-tiba saja sudah berjalan bersama Gatra.
"Gue balik, yah?" pamit Gatra saat mereka berdua sudah berada didepan kelas IPA1.
Alena tersenyum dan mengangguk. Setelah itu Gatra pergi dan Alena mulai masuk kedalam kelas.
"Lo.. Kok bisa?" tanya Dinda tak percaya begitu berpapasan dengan Alena dipintu.
Alena hanya tersenyum dan terus lanjut berjalan menuju bangkunya.
"Darimana?" tanya Rana.
"Telat, ngabisin waktu di kantin sama Gatra." jawab Alena sambil duduk.
Helena menggebrak meja. "Serius?!"
"Makin deket yah sama Gatra," Rana merapikan buku-bukunya kemudian berdiri. "Gue ke UKS dulu deh, bye!"
"Beneran? Tunggu, ceritanya gimana sih? Terus kata Dinda lo dianterin sampe depan kelas tadi sama Gatra, iya?" Helena memberikan pertanyaan secara bertubi-tubi. Wajah cewek itu nampak sangat penasaran.
"Kan aku telat, terus ketemu sama Gatra dibelakang sekolah, yaudah dia bantuin aku buat manjat terus kita diem di kantin sampe bel bunyi."
"Alenaaaa.. Sumpah, lo abis mimpi apa, sih? Bisa deket gitu sama Gatra," Helena menatap heran pada Alena. Sahabatnya itu pakai pelet apa?
Seolah bisa membaca pikiran Helena, Alena lansung mencubit lengan cewek itu. "Jangan pikir yang macem-macem yah, aku aja gak tau kenapa bisa deket sama dia!"
Helena hanya menyengir. "Eh, coba deh buka instagram, kali aja sosmed lo followersnya langsung melejit gitu,"
Alena hanya mengangguk saja dan mulai mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. Ah, membicarakan soal ponsel, Alena sekalian ingin melihat kondisi benda itu sehabis dilempar.
"Astagaa, untung gapapa," Alena mengelus-ngelus ponselnya dengan sayang.
Helena hanya menatap itu dengan ngeri. "Ih, udah buruan jangan bikin gue takut."
Alena segera membuka akun instagramnya, begitu banyak pemberitahuan yang masuk. Pemberitahuan itu didominasi dengan orang-orang yang mengikutinya serta... Komentar pedas.
Alena dan Helena saling tatap saat melihat banyaknya komentar yang tidak enak dibaca pada postingan Alena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alena
Teen Fiction(Perfect cover by @pujina) Takdir. Tidak ada siapapun yang dapat mengelak dari takdir, termasuk Alena. Alena, gadis polos yang selalu menghabiskan waktunya dikelas, sibuk dengan novel atau buku pelajaran. Dia bukan cewek-cewek hits yang dikenal oleh...