Gatra, Rega, Firly dan Zidan keluar bersama dari ruang BP. Tadi setelah kejadian di kantin, tiba-tiba saja ada guru yang masuk-masuk diantara mereka, menarik Gatra dan ketiga kawannya itu menghadap pada Pak Hendro. Jelas saja mereka ditangkap, mereka sedang dalam masa diskors tapi malah muncul di sekolah.
Diluar ruangan masih ada Alena dan Pandu yang menunggu mereka. Asdel sudah pergi entah kemana.
"Alena," panggil Gatra.
Alena hanya menatap kearah Gatra dengan tatapan bertanya.
Gatra tersenyum. "Yang tadi itu.. Maaf, yah?"
Dahi Alena berkerut. "Maaf?"
"Iya, maaf. Gue ngelakuin itu biar orang-orang pada tau kalo gue sama lo itu udah jadian, jadi gak ada lagi yang gangguin lo terutama Jenny."
Selesainya ucapan Gatra, tiba-tiba saja sebuah tamparan melayang pada pipi kiri Gatra. Membuat mereka semua yang ada disana kaget luar biasa.
Rana langsung menarik kerah seragam Gatra. "Berengsek!"
Alena yang panik langsung menarik Rana dibantu oleh Asdel yang kala itu memang datang bersama Rana.
"Bajingan lo, sialan!" Rana mendorong tubuh Gatra hingga cowok itu hampir saja terjatuh jika tidak ada Rega dan Zidan yang menahannya.
"Apa-apaan sih, lo?!" kata Rega.
"Temen lo yang apa-apaan! Dia pikir, dengan dia ngelakuin kayak gitu ke Alena, semuanya langsung beres?" Rana mengepalkan tangannya. "Enggak sama sekali!"
"Rana, udah!" Alena berusaha menarik Rana agar menjauh dari Gatra.
"Na, kita bisa bicarain ini baik-baik." Pandu membantu Alena untuk menarik Rana. Mengelus punggung cewek itu agar segera tenang.
"Maaf sebelumnya, gue tau ini gak langsung clear, tapi gue bakal janji sama lo, semua ini bakal terus berlanjut sampai Jenny atau siapapun gak bakal gangguin Alena lagi. Dan lo bisa percayain keamanan Alena sama gue," ucap Gatra dengan serius.
Rana menghela nafasnya kasar. "Gue gak butuh janji dari cowok berengsek kayak lo! Gue mau lo buktiin kalo Alena gak bakal kenapa-napa,"
Gatra sempat terdiam untuk beberapa saat sampai kemudian cowok itu mengangguk mantap. "Oke, bakal gue buktiin."
🌸🌸🌸
Rana mengantar Alena sampai ke parkiran untuk menemui Gatra yang akan mengantar Alena pulang, mulai hari ini hingga masalah mereka selesai.
Begitu mereka sampai didekat motor Gatra, Rana berdehem membuat Gatra melihat kearahnya.
"Jangan sampai lecet, sedikitpun!"
Gatra tertawa pelan. "Lo benci banget kayaknya sama gue, yah?"
"Gak perlu dipertanyakan." balas Rana judes. Kemudian dia menepuk bahu Alena pelan. "Gue balik, yah? Lo hati-hati, kalo ada apa-apa telpon gue. Oke?"
Alena hanya mengangguk saja seraya tersenyum. Setelah itu Rana mulai pergi meninggalkan mereka berdua.
"Mau langsung pulang?" tanya Gatra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alena
Teen Fiction(Perfect cover by @pujina) Takdir. Tidak ada siapapun yang dapat mengelak dari takdir, termasuk Alena. Alena, gadis polos yang selalu menghabiskan waktunya dikelas, sibuk dengan novel atau buku pelajaran. Dia bukan cewek-cewek hits yang dikenal oleh...