Gatra mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang normal. Ditengoknya kearah kursi penumpang disampingnya, terlihat Alena yang sedang menatap keluar jendela.
"Al," panggil Gatra, dia kembali memfokuskan pandangannya pada jalanan di depan.
"Hm?"
"Gapapa kalo kita langsung pulang ke rumah? Nanti Bunda nanya-nanya,"
Terdengar suara helaan nafas dari Alena. "Terus, kita kemana?"
Gatra nampak berpikir, kemudian senyumnya mengembang saat mengingat suatu tempat. Dengan segera dia menambah kecepatan mobilnya membuat Alena sempat menatap heran padanya tapi tidak lama sebelum dia kembali melihat ke arah luar jendela.
🌸🌸🌸
Alena bingung begitu melihat sebuah bangunan apartemen dihadapannya. Dia menunggu Gatra keluar dari mobil dan akan bertanya soal ini.
"Ngapain kita kesini?" tanya Alena saat Gatra mulai menarik tangannya untuk masuk ke dalam apartemen yang entah milik siapa.
Gatra tersenyum tanpa menjawab. Dia menekan tombol 6 pada lift untuk menuju kamarnya. Alena yang melihat itu kembali bertanya lagi saat pintu lift sudah tertutup.
"Gatra!"
"Apa, Al?"
"Kita ngapain kesini? Ini apartemen siapa? Kamu gak akan macem-macem, kan? Jangan mentang-mentang seragam aku udah kayak gini, kamu jadi ngerasa ada akses."
Gatra yang mendengar celotehan Alena itu hanya terkekeh. "Ya enggak, lah. Tugas gue kan mau buat lo aman,"
Pintu lift terbuka bersamaan dengan selesainya ucapan Gatra. Cowok itu kembali menarik tangan Alena. Begitu mereka sudah sampai didepan pintu, Gatra mengeluarkan sebuah kunci dari kantung celana abu-abunya.
"Ini apartemen Kakak gue," kata Gatra yang sudah cukup jelas menjawab pertanyaan dikepala Alena.
Alena langsung mengangguk mengerti. Dia terus menunggu Gatra untuk membuka pintunya.
Setelah memutar kuncinya, baru saja Gatra ingin membuka pintu, tiba-tiba pintu itu sudah terbuka lebih dulu dari dalam. Gatra yang melihat itu tentu saja kaget, terlebih lagi Alena yang langsung sembunyi dibelakang tubuh Gatra saat melihat seorang perempuan menatap kaget kearahnya dan juga Gatra.
🌸🌸🌸
Alena hanya duduk diam disofa mendengar perdebatan antara Kakak Adik itu dari arah dapur. Sesekali dia meringis saat suara Kakak Gatra terdengar memekik. Alena hanya menghela nafasnya pelan. Sembari menunggu Gatra dia melihat kearah roknya yang digunting oleh Jenny.
"Dasar. Perempuan gila!" batin Alena.
Lalu, dia kembali mendengar suara Kakak Gatra.
"Ya itu, kenapa penampilannya bisa begitu? Roknya sobek sana sini. Lo habis apain anak orang, Gatra?!"
"Gue laporin lo sama Mama dan Papa. Belajar dari mana sih, gituin anak orang?!"
"Eh, apa? Kapan gue begituan sama dia? Lo kalo mau ngomong cari kebenarannya dulu, dong!"
"Terus, roknya kenapa? Kalo gak lo apa-apain pasti gak bakal sobek!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alena
Teen Fiction(Perfect cover by @pujina) Takdir. Tidak ada siapapun yang dapat mengelak dari takdir, termasuk Alena. Alena, gadis polos yang selalu menghabiskan waktunya dikelas, sibuk dengan novel atau buku pelajaran. Dia bukan cewek-cewek hits yang dikenal oleh...