Alena sudah duduk di teras rumahnya dengan sekotak tupperware berwarna pink dipangkuannya. Cewek itu terus tersenyum manis menatap bekal sarapan yang ia bikin untuk Gatra. Sesekali matanya melihat ke arah gerbang, siapa tahu mobil Gatra sudah ada disana.
"Tumben banget kamu, bangun pagi tanpa dibangunin. Bikin sandwich, dibawa ke sekolah lagi."
Alena menengok pada Nova yang berdiri disampingnya. Cewek itu semakin tersenyum lebar.
"Iya deh, Bunda paham. Anak lagi mabuk cinta emang gitu,"
"Apaan sih, Bunda."
Nova tersenyum. Mengelus puncak kepala Alena dengan sayang. "Bunda suka loh sama Gatra, anaknya baik. Ayah aja penasaran karena Bunda sering cerita,"
Alena terkekeh. Asal Bundanya tahu saja, Gatra yang sebenarnya itu seperti apa.
"Pasti Ayah mau ajak main futsal, kan?"
"Iya lah, kamu tau sendiri Ayah kamu itu gimana."
Alena tertawa. "Tapi Bunda tetep cinta."
"Iya, dong." Nova tersenyum lalu tertawa pelan.
"Sayangnya, Gatra lebih jago main basket. Tau deh kalo futsal,"
"Gapapa, Ayah cuma mau ngobrol sama Gatra. Bilangin ya ke Gatra, selagi Ayah masih di rumah, main kesini keburu Ayah pergi bertugas lagi." kata Nova bersamaan dengan klakson mobil milik Gatra berbunyi.
Alena langsung berdiri. Senyumnya semakin lebar saat Gatra sudah berada dihadapannya dan Nova.
"Pagi Bunda, Pagi Al." Gatra tersenyum dan menunduk sopan.
"Pagi," balas Nova. "Berangkat gih, nanti kalian pada telat."
Gatra mengangguk kemudian melihat kearah Alena dan memberinya kode untuk segera berangkat. Seakan mengerti, Alena langsung mencium tangan Nova diikuti oleh Gatra. Lalu, keduanya pamit dan segera berangkat ke sekolah.
🌸🌸🌸
Alena bersenandung mengikuti lagu yang mengalun dalam mobil Gatra. Senyuman dibibirnya tidak pernah luntur sedari tadi, pandangannya tertuju pada jalanan di depan, sesekali ke samping.
"Seneng banget kayaknya," tegur Gatra.
Alena menengok. Cewek itu hanya cengengesan yang malah membuat Gatra terkekeh.
"Bawa apaan, tuh?" Gatra menunjuk kotak tupperware dipangkuan Alena dengan dagunya.
"Oh, ini. Astaga, untung kamu nanya. Aku hampir lupa," Alena membuka tupperwarenya dan memperlihatkan beberapa sandwich itu pada Gatra.
"Uuu..."
Alena terkekeh. "Ini bekal sarapan buat kamu, kamu udah sarapan?"
Gatra menggeleng. "Belum nih, gak sempet tadi."
"Yaudah, ini aja ya?"
Gatra mengangguk semangat. Kemudian mulai membuka mulutnya menyuruh Alena untuk menyuapkan sandwich tersebut.
"Aku loh yang buat,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alena
Teen Fiction(Perfect cover by @pujina) Takdir. Tidak ada siapapun yang dapat mengelak dari takdir, termasuk Alena. Alena, gadis polos yang selalu menghabiskan waktunya dikelas, sibuk dengan novel atau buku pelajaran. Dia bukan cewek-cewek hits yang dikenal oleh...