ALENA - 4

569K 40.6K 3K
                                    

Setelah menempuh waktu yang cukup lama, akhirnya bus telah sampai ditempat tujuan. Seluruh murid-murid kelas 12 langsung berhamburan keluar dari bus untuk melihat-lihat lokasi kemah mereka.

"Eh, kebo! Bangun!" Rega menepuk-nepuk kepala Firly yang bersandar pada jendela. Cowok itu berdecak kesal saat Firly tidak kunjung membuka mata.

"FIRLY ADA CEWEK MONTOK!" teriak Rega tepat di telinga Firly membuat si kebo itu langsung membuka matanya.

"Mana? Dimana? Biar gue tangkap sebelum disambar orang," kata Firly. Mungkin ia masih setengah sadar.

Rega berdecak. "Soal montok aja ngegas!" cowok itu mulai berdiri dan membangunkan dua temannya di kursi belakang.

Berbeda dengan Rana. Caranya membangunkan Helena bisa dibilang sadis. Tanpa perasaan, Rana menarik-narik rambut Helena agar sahabatnya itu segera bangun.

"Len, bangun! Jangan sampe gue bikin lo botak, cepetan bangun!" kata Rana dengan sadis.

Sedangkan Alena, cewek itu langsung membuka mata saat merasa tak ada lagi pergerakan dari kendaraan yang mereka tumpangi. Pandangan didepannya membuat cewek itu agak terdiam beberapa saat. Wajah Gatra yang begitu dekat membuat Alena tidak bisa berkutik.

Tapi dengan segera Alena kembali ke alam sadarnya. Dia tidak boleh memandang orang yang tak di kenal dengan kurun waktu yang bisa dibilang lama, bukan karena apa, Alena takut si empu yang ditatap tidak akan merasa nyaman dan nanti akan memberikan sebuah protesan.

Alena ingin berdiri saat itu namun aksinya terhenti saat dia berpikir kembali, ada baiknya jika dia membangunkan Gatra dan menyuruhnya keluar dari bus.

"Bangun," Alena menepuk pipi Gatra pelan setelah ia kembali mendudukkan dirinya. Suara Alena begitu lembut membuat siapa saja yang mendengarnya akan tersanjung.

Bukannya bangun, Gatra malah menyandarkan kepalanya dibahu Alena. Sontak hal itu membuat Alena kembali terdiam.

"Lah, ini si Gatra!" tunjuk Firly sehabis membangunkan Zidan dan Pandu.

Alena kembali tersadar saat suara Firly melengking didalam bus. "Eh—ini temen kamu?"

Firly yang merasa dirinya diajukan pertanyaan, langsung melihat kearah Alena. "Lo nanya ke gue?" tanyanya untuk sekedar memastikan. Jangan sampai ia terlalu kepedean.

Alena mengangguk pelan. Tangannya tak lepas untuk menahan kepala Gatra yang berada dibahunya. Bukan apa-apa, ia tidak mau kepala Gatra akan jatuh dan terbentur.

Firly menggaruk belakang lehernya. "Iya, itu temen gue. Tapi, lo ngomong pake aku-kamu kok gue jadi baper gitu, ya?"

Alena mengernyit bingung.

Pandu mendorong kepala Firly kedepan dan berbisik, "Dia emang gitu ngomongnya, bego!"

"Alena, biar kita aja yang bangunin, lo bisa pergi duluan, kok." kata Pandu dengan halus, tak lupa memamerkan senyumannya.

Sekali lagi Alena melihat kearah wajah Gatra. Cowok itu masih asik terlelap. Apalagi saat bersandar dibahu Alena, ia merasa bahwa nafas cowok itu semakin teratur yang berarti semakin nyenyak dalam tidurnya. Tapi Alena tetap kembali menepuk pipinya.

"Bangun dong, temen kamu udah pada nunggu. Ayo, bangun." Alena terus menepuk pipi Gatra dengan pelan tapi berkali-kali.

"Aaa.. Mau dong gue dibangunin kek gitu," Firly memeluk Zidan yang berada disampingnya, sontak hal itu membuat Zidan melotot kaget.

"Najis, anjir!" Zidan langsung medorong tubuh Firly.

Tak lama kemudian, mata Gatra perlahan terbuka. Pemandangan yang ia lihat pertama adalah wajah Alena yang tersenyum.

AlenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang