Seminggu sudah. Hubungan antara Gatra dan Alena dengan cepat tersebar luas. Semenjak itu, tidak ada satupun orang yang berani menyentuh Alena, terkecuali Jenny yang tetap keras kepala. Gatra pernah memberi peringatan saat hari kedua hubungan pura-pura antara dirinya dan Alena berjalan. Peringatan itu seperti ini; Siapa yang berani nyentuh Alena, langkahi dulu mayat gue!
Alena sempat menahan aksi Gatra waktu itu, pasalnya Gatra melakukan itu ditengah lapangan dengan menggunakan toa milik Bu Endang. Alena bilang itu terlalu berlebihan tapi Gatra hanya menjawabnya dengan; Aku sayang kamu!
Sama seperti di kantin, waktu awal permainan dimulai.Sudah seminggu juga Gatra terus mengantar Alena pulang, menjemput cewek itu untuk ke sekolah, sampai-sampai Nova sudah saling mengenal dengan Gatra. Dan yang pasti, Nova mengetahui bahwa Gatra adalah pacar Alena. Bukan pura-pura pastinya. Dan sudah seminggu juga, setiap bel istirahat berbunyi, Gatra sudah berada di depan kelas Alena, menunggu cewek itu untuk ke kantin bersama. Seperti saat ini.
"Al, Gatra udah di depan, tuh." kata Dinda yang baru saja masuk ke dalam kelas setelah dari toilet.
Alena mengangguk dan membereskan buku-bukunya dengan cepat.
"Gue masih gak nyangka gitu, hubungan lo sama Gatra udah jadi kayak gini," Helena tersenyum senang seraya terus memperhatikan Alena. "Bangga gue, mah!"
Rana berdecak. "Cuma pura-pura," katanya dengan pelan. Memang untuk saat ini yang tahu semuanya hanya kedua sahabat Alena dan Asdel, sebab cewek itu berada di TKP pada saat kejadian terjadi. Lainnya yah keempat sahabat Gatra.
"Yah, gapapa. Siapa tau aja bisa jadi beneran, ya kan, Al?"
Alena hanya terkekeh. "Aku duluan, yah?"
Helena langsung mengangguk mantap. "Have fun!" pekiknya saat Alena berjalan keluar kelas.
Rana yang melihat Alena keluar dari kelas dengan wajah berseri-seri hanya menghela nafas gusar. Sebenarnya ini tidak boleh terjadi. Rana harus menghentikan semua ini, tapi bagaimana caranya. Apa Rana langsung bilang saja pada Alena? Tapi tidak, Alena pasti tidak percaya. Atau, biar kan saja sampai Alena akan tahu sendiri?
🌸🌸🌸
Alena dan Gatra berjalan beriringan menuju kantin Gangster, seperti biasanya. Sesekali cewek itu tertawa karena lelucon yang keluar dari mulut Gatra. Kadang, Gatra merasa hatinya menghangat saat melihat wajah Alena yang tertawa, entah karena apa, yang pasti Gatra ingin selalu melihat wajah itu.
"Kamu humoris, yah?"
"Enggak juga," Gatra terkekeh.
Lalu tiba-tiba, seorang cewek menabrak Alena dari arah berlawanan hingga membuat minuman yang ia pegang mengenai seragam Alena, parahnya minuman itu berwarna biru. Ah, itu pepsi, bersoda.
"Maaf Kak, aku gak sengaja," cewek itu ternyata anak kelas 10. Wajahnya terlihat begitu ketakutan saat ia sadar bahwa minumannya mengenai Alena, pacar Gatra.
"Eh lo, punya mata gak?! Jalan kok gak liat-liat!" Bentak Gatra saat melihat Alena yang tengah membersihkan seragamnya menggunakan tangan walaupun dia tahu itu tidak akan berhasil.
Adik kelas itu langsung menunduk takut. "Maaf Kak,"
"Halah! Sengaja kan, lo?! Lo pasti salah satu hatersnya pacar gue, kan?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alena
Teen Fiction(Perfect cover by @pujina) Takdir. Tidak ada siapapun yang dapat mengelak dari takdir, termasuk Alena. Alena, gadis polos yang selalu menghabiskan waktunya dikelas, sibuk dengan novel atau buku pelajaran. Dia bukan cewek-cewek hits yang dikenal oleh...