ALENA - 26

351K 26.4K 2K
                                    

nih, di publish lagi.
selamat membaca~

ΔΔΔ

Alena berjalan dengan pelan menuju kelasnya. Mengingat jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh dan bel belum berbunyi, maka cewek itu sengaja melambatkan langkahnya dan memikirkan banyak hal.

Alena menghela nafasnya mengingat kejadian semalam. Malam itu, malam dimana Alena mengakhiri semuanya dengan Gatra. Alena tidak tega melihat Gatra yang saat itu memohon-mohon pada Alena, terlebih lagi tatapan sendu yang Alena lihat. Tapi, mau tidak mau Alena harus melakukannya. Semua ini juga untuk Alena. Alena tidak mau jatuh terlalu dalam dan pada akhirnya Gatra tidak bersamanya.

"Woy!"

Alena terperanjat kaget begitu mendengar suara Helena yang sangat dekat ditelinganya.

"Masih pagi nih, udah ngelamun aja."

Alena berdecak kesal. "Tapi gak perlu ngagetin juga, kan? Kamu tau sendiri suara kamu itu gak normal,"

"Heh? Apanya gak normal?" Helena membiarkan Alena masuk terlebih dahulu, setelah itu ia menyusul.

"Ah, udah lah." Alena menghempaskan pantatnya dibangku. Kemudian, melipat kedua tangannya diatas meja dan menenggelamkan kepalanya disana.

"Kenapa lo?" tanya Helena yang merasa aneh dengan tingkah Alena pagi ini.

"Gapapa."

Helena mengernyit heran sebelum akhirnya ia mengangkat bahu dan fokus pada PR Biologi yang lupa ia kerja tadi malam. Bukan lupa, tapi tidak mau karena malas dan juga tidak mengerti.

🌸🌸🌸

Seluruh penghuni kantin merasa aneh dengan keberadaan Gatra dan keempat kawannya yang tiba-tiba saja sudah duduk dengan santai di kantin Bude.

Mereka semua yang ada disana sudah berbisik-bisik, merasa aneh dengan keberadaan Gatra yang hari ini malah ke kantin biasa, bukannya kantin Gangster yang memang adalah tempat tongkrongan Gatra.

Sedangkan kelima cowok itu hanya asik sendiri dengan beberapa makanan ringan diatas meja mereka dan juga minuman soda kemasan kaleng tak lupa juga milo dingin favorit Zidan. Mereka sama sekali tidak mau ambil pusing dengan orang-orang yang ada disana.

"Bude, milo dingin lagi satu!" teriak Firly dari mejanya. Membuat si Bude yang mendengar langsung mengacungkan jempol.

"Lo kenal sama si Bude itu?" tanya Zidan seraya menyedot milo dinginnya.

Firly menggeleng lalu menyengir. "Orang pada panggil dia Bude, ya gue juga ikutan manggil. Eh tapi, tumben banget kita di kantin sini, pada bosan sama Mbah?"

Zidan mengangkat bahunya dan menunjuk Gatra yang sedang memandang ke arah meja yang tak jauh dari meja mereka dengan dagunya. "Tuh, lo tanya sama big boss."

"Gatra yang ganteng banget nan keren juga seksi, ada apa gerangan kita nangkring di kantin ini?" seru Firly.

Pandu melihat Firly sekilas karena suara Firly yang lumayan menganggu aksinya yang tengah sibuk berkutat dengan ponsel, setelah itu kembali pada aktivitasnya tanpa mau berbicara.

AlenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang