Bab 5

38.2K 1.7K 25
                                    

Note: Jangan lupa follow ig Alea di @aleasykd


Vano berbalik berjalan maju ke tempat Alea matanya seolah menyala-nyala,rahangnya mengeras,dan tangannya mengepal.

"Urusannya sama lo apa?" Tanya Vano dengan dinginnya yang membuat atmosfer di backstage seolah membeku.

Alea diam tidak menjawab pertanyaan Vano. Dia sadar dia mungkin salah bicara. Ini menyangkut keluarga Vano dan dia sadar di terlalu terbawa suasana yang diciptakan Vano sendiri.

Vano menaikkan sebelah alisnya dan berbicara tepat di depan wajah Alea "Denger ya lo jangan sok-sokan ngurus hidup gue. Apa lo hidup itu cuma buat ngurus hidup orang hah?"

"Apa kabar lo yang juga ngurusin gue," Alea mengucapkan kalimat itu di dalam hatinya karena ia tidak ingin ribut dengan Vano.

Dia tersenyum miring dan melanjutkan ucapannya dengan nada yang meninggi seperti membentak. "Kenapa emangnya kalo gue nggak pernah diajarin ngga ada urusannya juga sama lo dan jangan lo sangkut pautin keluarga gue di masalah gue. GUE NGGA SUKA NGERTI?"

Air mata Alea yang sudah sejak tadi dibendungnya jatuh sudah, dia memang tidak bisa dibentak. Farah dan Dilla berusaha menenangkan Alea.

Farah mengelus punggung Alea "Lea jangan nangis lagi ya,lain kali jangan berurusan sama Vano."

Alea mengusap air matanya kasar dia pergi dari kedua sahabatnya itu. Farah dan Dilla seolah mengerti keadaan Alea mereka pun membiarkan Alea menenangkan dirinya.

Dia--Alea keluar dari backstage dengan berlari kecil seseorang menarik tangannya dan orang itu adalah Davin.

Davin menarik tangan Alea menuju taman kecil belakang yang sepi yang ditarik sedikit terlonjak kaget.

"Cerita sama gue Alea lo kenapa?" Davin to the point

"Gue nggak papa Ka." Ucap Alea lirik menahan isak tangisnya.

Davin menarik Alea kedalam dekapannya, menenangkan gadis itu dengan mengelus puncak kepalanya.

"Yaudah lo jangan nangis lagi. Kalo lo ngga bisa cerita juga ngga apa-apa," kemudian Davin melepaskan pelukannya dan tersenyum membuat Alea lebih tenang.

"Makasih ya ka Davin udah minjemin bahu kakak buat Lea." Senyum gadis manis itu kembali merekah seperti sebelum dia dibentak Vano tadi. Davin yang melihat itu ikut tersenyum.

–––

Di tempat lain tepatnya di dalam toilet cowok.

"Arggghhhh." Vano terus memukul tembok ruangan kecil itu membuat tangannya memerah.

Dia mengacak rambutnya frustasi kemudian bergumam "Gue benci orang yang ngusik kehidupan keluarga gue."

Setelah dia rasa dia cukup tenang dia keluar dari toilet berjalan ke arah taman belakang tempat Davin dan Alea.

Dia menyipitkan matanya untuk memastikan objek yang dilihatnya, rahangnya mengeras.
"Shit." Vano mengumpat.

Vano kemudian pergi dari tempat itu tanpa disadari oleh Alea dan Davin.Dia berjalan entah ke arah mana.

                         🌷🌷🌷

Setelah menenangkan Alea,Davin mencari Farah dan Dilla yang ia tahu itu adalah teman Alea. Sedangkan Alea dia memilih di taman itu sendiri katanya dia mau menenangkan diri.

Dia mengedarkan pandangannya di ruang belakang panggung dan menemukan sosok yang dicarinya.

"Hai?" sapa Davin ramah namun tetap cool.

"Kak Davin ada apa?" Tanya Farah.

"Gue boleh ngomong sama kalian berdua?"

Dilla mengangguk. Kemudian Davin mencari tempat yang aman untuk berbicara dengan Farah dan Dilla.

"Alea kenapa nangis?" Davin langsung pada inti pembicaraan.

"Kakak tau darimana?" Dilla balik bertanya.

Davin menjelaskan bahwa tadi ia bertemu Alea dan menenangkannya di taman kecil  belakang.

Farah menarik napasnya "Jadi gini kak Alea itu nangis karena dibentak Vano..." Farah menjelaskan yang terjadi kepada Davin.

Rahang Davin mengeras mendengar cerita Farah, entah ada apa dengannya tak lama kemudian dia pamit dan pergi dari kedua gadis itu.

Davin berjalan mencari Vano dan dia menemukannya sedang duduk di depan kelasnya yang langsung menghadap ke lapangan utama.Kelas Vano berada di lantai dua.

"Van gue mau ngomong." Davin berujar.
"Lo ngapain disini bang?"
"Kenapa lo ngebentak Alea?"

Vano yang sedari tadi duduk bangun dari posisi nyamannya.

"Dia ngadu ke lo?" Vano bertanya seperti meremehkan Alea.

"Dia ngga ngadu ke gue, tapi gue liat dia nangis saat gue tanya dia ngga mau jawab akhirnya gue nanya temen-temennya dan mereka udah ngejelasin semuanya ke gue." Davin menjelaskan panjang lebar.

"Gue ngga peduli." Ucap Vano tegas.

"Gue mau lo minta maaf ke Alea DEMI GUE." Davin berkata dengan penekanan pada kata 'demi gue'

***

Kegiatan ulang tahun sekolah Alea sudah berakhir. Kini Alea berada di kamarnya tatapannya kosong ke arah langit-langit kamarnya.

Suara dari hpnya membuat lamunannya buyar.

Vano Manusia Es:
Gue mau ngomong sama lo besok gue tunggu depan komplek rumah lo!

"Mau apalagi sih ni orang?" Alea memutar bola matanya kesal tapi ia juga penasaran ada apa dengan Vano yang tiba-tiba ingin bertemu.

'Tadi marah-marah sekarang ngajak ketemu maunya apa?Cowok misterius' Batin Alea.

------------------------------------------------------
Bab 5 selesai hufftt :v
Jangan lupa vote and comment
Jangan jadi silent readers ya wkwk :v
Tunggu update selanjutnya oce:)

ALEA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang