Bab 34

23.7K 1K 38
                                    

Gue rasa kita itu suatu kebetulan yang sengaja di pertemukan Tuhan dengan cara yang unik

❤Paleo Agler Pranaja❤

Hari ini semua guru rapat untuk acara kelas dua belas, hingga jam pelajaran kosong. Alea yang dengan kebiasaannya selalu pergi ke perpustakaan jika jam kosong seperti ini melangkah keluar kelas.

"Mau ke perpus?" tanya Dilla pada Alea ketika melewati tempat duduknya. Alea mengangguk sambil mengangkat novel terbarunya.
"Mau ikut?" Dilla menggeleng atas pertanyaan Alea, sedangkan Farah hanya tersenyum tipis dan melanjutkan streaming di youtube.

Saat Alea melangkah menuju perpustakaan dia dikejutkan karena kedatangan Leo dari arah toilet. Leo tersenyum manis padanya kemudian memakai kacamata yang biasa ia kenakan.

Kalian tahu kan itu bukan kacamata minus? Seorang Paleo Agler Pranaja hanya sedikit merubah dirinya. Walaupun itu tidak terlalu membantu karena ada nama belakangnya. Dia tidak ingin dikenal karena keluarganya. Tapi tetap saja banyak yang kenal dengan Leo disekolah ini.

Alea balas tersenyum.
"Mau kemana?" tanya Leo basa-basi.
"Ke perpus."
"Boleh nggak kita ngomong?"
Alea mengerutkan alisnya bingung. "Ngomong apa?"
"Jangan disini ya." Leo mengajak Alea ke tempat ia melihat Alea menangis karena Vano.

Di balik pintu toilet ternyata ada yang mendengar percakapan mereka. Dia adalah Vano.

Setelah sampai di atas gedung setengah jadi itu Alea bertanya, "Mau ngomong apa Kak?"

Leo menarik napasnya panjang dan menghembuskannya dengan perlahan seakan ia akan kehabisan oksigen untuk bernapas. "Setelah gue ngomong ini lo boleh ketawain gue atau caci maki gue terserah lo." Alea mengerutkan keningnya dengan sempurna karena ucapan Leo.

"Lo inget pertama kali kita ketemu? Waktu itu gue ketemu lo pertama kali di perpustakaan, jujur gue liat lo agak lucu. Tapi gue nggak tertarik waktu itu. Selanjutnya pertemuan kedua, waktu jam pulang lo liat gue baru keluar dari toilet depan. Tau kenapa gue nggak ajak lo kenalan? Alasannya sama. Gue belum tertarik.

Sampai akhirnya dipertemuan ketiga lo nebengin gue karena mobil gue mogok. Padahal waktu itu kita belum saling kenal.
Dan dari situ gue rasa kita itu suatu kebetulan yang sengaja di pertemukan Tuhan dengan cara yang unik, menurut gue. Gue penasaran sama lo, sayangnya gue telat, hati lo keburu diambil orang makanya gue mundur. Sekarang saat nggak ada yang menghalangi lagi, apa gue bisa jadi pacar lo?"

Demi apapun Leo gugup setengah mati mengungkapkan perasaannya pada Alea, ia tidak habis pikir bahwa ia bisa menyelesaikan rentetan kalimat yang tidak pernah dipikirkannya itu.

Alea memegang erat novelnya. Ia benar-benar syok mendengar pengakuan Leo. Ia benar-benar tidak tahu harus bagaimana sekarang.

Dengan sabar Leo menanti jawaban Alea yang masih bungkam.

Alea menitikkan air matanya membuat Leo terkejut. "Gue hargain perasaan lo Kak, lo berhak suka sama siapa pun termasuk gue. Tapi gue mohon jangan terlalu berharap ke gue, gue belum bisa buka hati setelah apa yang gue alami. Gue takut...gue takut, Kak Leo."

Alea terus terisak hingga Leo menarik Alea kedalam pelukannya, mengusap lembut rambut gadis itu.

Ternyata lo seterluka itu Alea? tanya Vano dalam hatinya. Ia mengikuti Alea dan Leo dari toilet tadi dan mendengar semuanya.

"Jangan nangis, gue nggak paksa lo buat jawab pertanyaan bodoh gue," Leo membuang napasnya kasar karena kebodohannya. "Harusnya gue nggak buat lo nangis kayak gini. Maafin gue Alea dan lo nggak perlu takut sama apa yang udah lo alami. Masih banyak yang sayang sama lo dan gue jamin mereka nggak akan nyakitin lo," ia menangkup kedua pipi Alea dan mengusap air matanya.

ALEA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang