Bab 26

25.2K 1.1K 118
                                    

Note: Author saranin baca ini sambil denger lagu "What Should I do" Jang Geun suk (Khusus yang suka korea ya kalo nggak suka jangan)

Terimakasih lo buat gue tau apa arti  dari patah hati yang sebenarnya.


Alea Syakira Darma

“Van gimana perkembangan hubungan lo sama Alea? Lo beneran sayang kan sama dia?” Alea kini semakin tertarik dengan pertanyaan Davin yang dilontarkan untuk Vano.

Vano tersenyum penuh arti.

–––

“Menurut lo apa gue bakal sayang sama orang yang gue benci?”

Alea seperti tersengat aliran listrik sekarang. Apa maksud perkataan Vano.

“Maksud lo?” tanya Davin.
“Oke gue bakal jujur sama lo. Selama ini apa yang lo lihat semuanya nggak bener. Gue cuma mau ngasih dia pelajaran, cuma mau buat dia baper, cuma mau buat dia hancur.”

Kali ini Alea tidak tahan lagi mendengar kata-kata itu ia berharap ini hanya mimpi buruknya. Dia ingin pergi dari tempat ini. Sekuat mungkin dia menguasai dirinya tidak sengaja tangannya menyenggol salah satu vas yang membuat Vano dan Davin menoleh.
“Apa itu?” tanya Vano dijawab dengan gelengan kepala oleh Davin.

Davin keluar dari dapur berlari ke luar kemudian dilihatnya bayangan cewek yang berlari.
“Alea, Alea.” Davin terus memanggilnya namun tak dihiraukan.

Davin mengusap kasar wajahnya berlari mengambil kunci motor dan sesegera mungkin menemukan Alea. Ia yakin Alea mendengar semuanya. Alea mendengar kenyataan bahwa Vano tidak pernah ada rasa untuknya.

Davin terus menyusuri jalan yang mengarah ke rumah Alea. Sedangkan Vano hanya berdiam diri di rumah dengan tenang dan damai.

***

Gadis berambut panjang itu terus mengusap air matanya yang tidak berhenti mengalir. Kata-kata itu terekam jelas di pendengarannya. Ia berpikir Vano benar-benar menyayanginya seperti yang ia lakukan. Faktanya Vano hanya ingin membuatnya hancur.

Hatinya terasa dicabik, disayat, ditusuk dengan sangat kejam membuatnya sesak. Tapi ia tidak butuh oksigen saat ini yang ia inginkan hanya bangun dari kejadian yang dianggap mimpi buruknya.

Putaran memori Alea kembali pada saat Vano menembaknya. Mengingat bagaimana laki-laki itu membuatkan secangkir kopi yang ia sukai. Saat Vano mengikat rambutnya di depan umum. Saat Vano marah ketika ia diteror. Dan saat Vano menceritakan sebagian hidupnya di atas rooftop. Semuanya bohong. Vano berbohong padanya. Ia tidak berarti apa-apa bagi Vano. Ia hanya orang biasa yang masuk ke kehidupan pangeran dengan lancang hingga ia menerima resikonya sekarang.

Sakit. Hanya satu kata yang menggambarkan dirinya saat ini. Seharusnya dia tidak datang ke rumah Vano agar ia bisa menikmati hari-hari indahnya lebih lama lagi.

“Gue sayang sama lo Van lo jahat.”
Alea terus berlari tidak tau arah hingga saat ia menyeberang jalan motor melaju ke arahnya dan dan membuatnya tersungkur di atas aspal hitam. Setelah itu pandangannya mengabur. “Van...,” lalu semuanya berubah menjadi gelap.

***

Davin kembali ke rumahnya karena tidak menemukan Alea. Ia mengangkat kerah baju Vano yang dengan santainya menonton televisi.
“Gue kecewa sama lo.”
“Lo kenapa sih?”
“Lo yang kenapa. Gue pikir lo udah berubah. Gue pikir lo mencintai Alea. Kenapa lo ngelampiasin semuanya ke dia yang nggak tau apa-apa,” ucap Davin berteriak penuh emosi.
“Lo bela dia? Liat dia bikin kita berantem sekarang dia itu cuma  pengganggu,” sahut Vano yang juga tersulut emosi.
“Bukan dia tapi lo. Lo yang ciptain suasana ini. Gue salah mendidik lo gue kecewa sama lo Vano Alby Fernando.”

ALEA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang