Bab 38

24.5K 1K 19
                                    

Saya dan kamu, bukan kita, karena Saya dan kamu tidak pernah dan tidak akan menjadi kita!

-Farah-

Libur semester tinggal sebentar dan disini Alea berdiri dengan was-was, ia terpaksa melakukan hal ini lagi dan lagi demi kelasnya. Oh Tuhan memangnya dia ini apa? Sampai dia mau-maunya disuruh oleh temannya dengan iming-iming mengharumkan nama kelas mereka!

Alea dipaksa untuk menutup classmeeting ini. Ia akan menyanyi sebuah lagu. Tapi untungnya ia tidak berduet dengan Vano bisa mati berdiri dia.

Alea benar-benar tidak tenang sekarang, ia mulai menyesal membanggakan suaranya yang bagus tapi berakhiran seperti ini. Bagaimana mungkin mereka menyuruh Alea bernyanyi dengan waktu yang sangat mepet? Ia tidak mau dipermalukan untu kesekian kalinya.

Ah sudahlah lagipula sudah terlanjur ia mengatakan iya.

Digenggamnya microphone itu erat-erat dan mulai menyanyikan lagu dengan tempo lambat dan menghanyutkan.

Kupejamkan mata ini, mencoba tuk melupakan
Segala kenangan indah tentang dirimu, tentang mimpiku
Semakin aku mencoba bayangmu semakin nyata
Merasuk hingga ke jiwa, Tuhan tolonglah diriku

Entah dimana dirimu berada hampa terasa hidupku tanpa dirimu
Apakah disana kau rindukan aku? Seperti diriku yang selalu merindukanmu
Selalu merindukanmu
Tak bisa aku ingkari engkaulah satu-satunya
Yang bisa membuat jiwaku yang pernah mati menjadi berarti
Namun kini kau menghilang bagaikan ditelan bumi
Tak pernahkah kau sadari arti cintamu untukku?

Alea larut dalam lagu hampa milik Ari Lasso ia memilih lagu itu entah karena apa, ia hanya suka saja lirik lagu itu. Suara riuh pun mengiringi suara Alea yang merdu walaupun matanya menangkap beberapa orang menatapnya dengan sinis.

Diujung sana—ditempat yang tidak terlihat, Vano tersenyum kecut.

––

“Alea, bisa gue ngomong sama lo?”

“Ngomong apa?”

“Gue mau minta maaf kalo selama ini gue jahat sama lo.”

“Gue ngerti Carol, lagian juga gue udah maafin lo kok dari dulu.” Alea tersenyum tulus pada Carol.

“Makasih ya.”
Carol memeluk Alea dengan tulus, ia menyesal menyakiti gadis seperti Alea yang sangat baik dan memaafkannya walau waktu itu ia pernah membuat gadis itu tekanan batin. Ia berjanji tidak akan mengejar Vano lagi, seharusnya ia melakukannya dari dulu.

Carol bercerita pada Alea kalau ia akan pindah ke luar negeri sesuai permintaan Ayahnya. Maklum saja Carol adalah orang dari kalangan atas.

Sejujurnya Alea sedih mendengar bahwa Carol akan pindah. Baru saja mereka berbaikan tapi mau bagaimana lagi hidup memang begitu yang datang akan pergi, yang lewat akan berlalu. Alea belajar banyak hal sejak kepindahannya dari Bandung ke Jakarta. Seiring waktu ia sadar masalah yang bertubi-tubi datang menghampirinya adalah pelajaran agar ia lebih dewasa. Dan sekarang Alea mulai mengerti itu.

––

Farah mengindar dari keramaian siswa-siswi SMA Kartini yang antusias merayakan hari terakhir mereka sekolah. Ia tidak begitu suka keributan yang berlebihan maka ia memilih untuk berjalan-jalan sekitar sekolah sendiri—tanpa Alea dan Dilla.

Farah tercekat melihat seseorang di depannya bersandar pada tembok kelas di lorong atas. Ia terlihat agak frustasi dan memejamkan matanya. Sebelum orang itu menyadari keberadaannya Farah berbalik.

ALEA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang