Bab 27

25.7K 1.3K 121
                                    

Author saranin buat yang suka korea sambil denger lagu Jang Geun Suk "What Should I Do" sekalian search artinya:)

Lo ngebunuh gue perlahan dengan banyaknya luka yang lo berikan.

*Alea Syakira Darma*

Gak ada orang yang baik-baik aja saat hatinya baru saja dipatahkan!

~Davin Frans Fernando~

Hari kemarin telah berganti, namun luka Alea belum sembuh. Alea turun dari mobilnya di depan gerbang sekolah ia menatap nanar ke gerbang sekolah. Ia tidak ingin masuk lagi, ia takut dengan tatapan kasihan dan tatapan benci dari siswa di sekolahnya.

Alea masuk ke gerbang, ia menggigit bibir bawahnya karena ternyata di dalam sudah banyak siswa/siswi yang datang. Dipegangnya tali ranselnya dengan gelisah ia merutuki kebodohannya yang semalam tidak bisa tidur dan akhirnya terlambat bangun.

Ketika ia sampai di pinggir lapangan utama ia melihat kerumunan orang dan ada beberapa yang berdatangan kesana. Karena penasaran Alea mendekat. Ia berjalan perlahan mendekati kerumunan itu dengan perasaan malu dan takut.

Ketika Alea sudah dekat indra penglihatannya menangkap dua orang yang ada di tengah-tengah kerumunan tersebut. Yang satunya perempuan dengan rambut yang dikepang dengan model headband yang menyisakan rambut-rambut kecil di dahinya. Kulitnya putih, matanya indah, dan dia terlihat sangat modis berbeda dengan Alea yang cuek dengan penampilan. Lalu mata Alea beralih menatap laki-laki disamping perempuan tadi. Rasa nyeri itu muncul menjalari tubuhnya. Laki-laki yang ia ingin lupakan seumur hidupnya.

"Alea jangan disini ayo ke kelas." Farah berbisik pada Alea yang entah darimana dia datang.

Alea menoleh Farah sejenak lalu kemudian ia menoleh ke arah Vano mata besarnya bertemu dengan Vano yang agak terkejut melihat Alea ada disana. Alea mengalihkan pandangannya dan berbalik, tapi...

"Good kebetulan disini ada Alea," suara Vano mendekat membuat Alea kembali melihatnya.

Vano menarik tangan Alea ke tengah-tengah. Farah dan Dilla menghentikannya, nihil usaha mereka tidak berhasil. Mereka menatap Alea dengan pandangan khawatir karena ia tahu betul bagaimana jika Vano sudah membenci seseorang.

"Alea lo jangan pergi dari sini sebelum menyaksikan semuanya!" Vano memperingatkan Alea yang berdiri diam.

Vano berjongkok bertumpu pada lututnya membuat suara riuh. Tidak tidak! ia tidak berjongkok di depan Alea namun di depan gadis modis tadi yang Alea tidak tahu namanya.

Firasat Alea tidak enak ia ingin pergi dari sini namun kakinya seakan tidak bisa digerakkan.

"Calista!" Vano mengambil tangan gadis itu.

"Kalo lo mengharapkan orang yang romantis gue akan berusaha. Tapi Calista jangan anggap apa yang gue bilang ke lo ini gombalan karena gue serius. Dari lo baru masuk beberapa bulan lalu sebagai adek kelas, gue tertarik sama lo. Lo buat gue jatuh cinta, lo beda dari yang lain. Calista, apa lo mau jadi pacar gue disaksikan sama siswa dan siswi di sekolah ini?"

"Kalo lo denger semua yang jelek tentang gue itu bener, gue emang jahat tapi gue nggak akan nyakitin orang yang paling gue sayang. Gue akan buat lo jadi perempuan satu-satunya di hidup gue."

Alea merasa langit runtuh menimpa dirinya. Pertahanannya sebentar lagi runtuh, air matanya sudah menggenang di pelupuk matanya yang besar. Ia menatap Vano yang menatap gadis itu penuh damba. Ia baru sadar Vano tidak pernah menatapnya seperti itu. Ternyata sebelum Alea datang jauh di ruang hati Vano sudah dipenuhi oleh satu orang bernama Calista, adik kelas mereka.

ALEA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang