Bab 23

26.8K 1.1K 11
                                    

Adakalanya aku lelah sama masalah yang tak kunjung berakhir. Dan saat itu aku butuh kamu.

Davin Frans Fernando
♡♡♡

Alea menolak tawarannya karena merasa merepotkan Leo, tetapi Leo meyakinkan Alea untuk ikut dengannya hitung-hitung balas budi karena Alea pernah memberikannya tumpangan

----

Setelah sampai di salah satu pusat perbelanjaan besar Alea dan Leo masuk. Walaupun baru di Jakarta tapi Alea sudah pernah ke mall ini jadi dia tau toko buku yang ada disini.

Leo terus berjalan di belakang Alea sesekali ia tersenyum melihat raut wajah Alea yang berubah-ubah ketika membaca sinopsis novel yang akan dibelinya.

Di kasir, "Abis ini mau kemana?" tanya Leo.
"Pulang aja kak," Alea tersenyum ke arah kasir yang memberikannya kantong plastik berisi novel.

"Makan bentar yuk gue laper belum sarapan."
Alea tersenyum kaku, "Boleh."

Mereka berjalan beriringan masuk ke salah satu cafe. Tanpa sengaja ada yang sedang mengamati mereka berdua dan mengambil foto mereka.

"Alea mau pesan apa?" tanya Leo menyodorkan buku menu pada Alea.
Samain aja kayak pesanan kak Leo."

Lalu Leo memesan dua banana split dan pancake ice cream coklat.

Mereka makan diselimuti keheningan. Sejujurnya Alea mengharapkan Vano yang ada di depannya sekarang. Sayangnya dia Leo bukan Vano.

☆☆☆

Vano membanting hpnya dan mengumpat setelah mendapatkan pesan masuk dari Caroline yang membuat moodnya hancur seketika. Vano mengambil jaketnya bergegas menuju garasi dimana motornya terparkir. Langsung saja ia melaju ke jalanan dengan kencang menuju tempat yang ia tahu itu adalah mall di dekat sini.

Vano memasuki cafe yang dia tau dari Carol dengan wajah sangarnya. Ia mendapati Alea dan Leo disana tengah berbincang ria. Vano tidak peduli apa yang mereka bicarakan yang jelas Vano marah.

Vano menarik pergelangan tangan Alea membuat Alea tersentak kaget.

Alea menghadap ke arah Vano, Leo berdiri dan beberapa pengunjung menatap mereka dengan heran. Aura dingin Vano mendominasi keadaan saat ini ia tidak bicara sedikitpun hanya tatapan mata yang tajam dan lurus ke arah Alea. Sama seperti Vano Alea juga diam dan masih kaget dengan kedatangan Vano. Bukannya ia takut atau apa hanya saja tatapan membunuh Vano terlalu menakutkan.

"Kita pergi dari sini," ucap Vano tajam.
"Vano tunggu gue mau jelasin lo yang terjadi sebenarnya."
"Buat apa menjelaskan sesuatu yang sudah jelas."

Vano menarik pergelangan Alea keluar dari tempat itu. Alea menatap Leo yang masih ditempatnya. Mata Alea seolah mengatakan terimakasih dan maaf secara bersamaan. Banyak pengunjung mall yang terus melihat mereka. Seperti biasa Vano tidak peduli.

Vano melepaskan tangan Alea ketika sampai di parkiran. Mata Alea berkaca-kaca menahan tangisnya.

"Bisa nggak sih jangan kekanak-kanakan kayak gini Van?"

Vano diam namun masih menatap lurus Alea.
"Lo cuma salah paham. Kak Leo cuma nganterin gue beli buku karena lo nggak bisa nganterin gue. Dan sekarang tiba-tiba lo dateng narik paksa gue. Gue juga punya harga diri Van."

"Siapa sih yang suka ngeliat pacarnya jalan sama cowok lain. Kenapa sebelumnya lo nggak ngabarin gue malah gue dapet kabar dari orang lain. Gimana gue nggak marah Al?"
"Lo tau dari siapa?"
"Lo nggak perlu tau. Yang perlu lo tau gue cemburu," wajah Alea memerah.

ALEA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang