"Alea" panggil seseorang ia menoleh dan menemukan Davin di belakangnya.Dia melihat ke depan lagi dan sosok itu hilang.
"Lo ngapain ke sini?"
"Hah?"
"Gue tanya lo ngapain ke sini?""Mm itu Kak,Alea lagi nyari gudang...ya gudang hehe tapi kayanya salah Alea permisi Kak Davin bye semangat belajarnya." Alea kemudian berlari menjauhi Davin yang diam di tempatnya.
----
Alea merutuki kebodohannya sendiri sambil berjalan cepat menuju kelasnya karena lima menit lagi bel masuk akan berbunyi.Alea sampai tepat saat bel masuk berbunyi kemudian ia duduk di bangkunya yang berada di pojok Vano sudah ada disana.
Pikiran Alea teralih pada cowok yang sekarang duduk di dekatnya hari ini ia begitu berbeda tapi ada hal yang masih sama ia masih tetap dengan aura dinginnya dan penampilannya yang tidak rapi.
Alea menenggelamkan wajahnya ke meja dia lelah sekali hari ini padahal ia tidak melakukan apapun.
"Kalo lagi di kelas jangan tidur.!" seru Vano.
Alea duduk kembali seperti posisinya tadi dan menaikkan satu alisnya "kayak ngga pernah ngelakuin aja,"
"Ya makanya jangan sampai lo kayak gue."Alea menghembuskan napasnya pasrah ia menopang dagunya dengan tangan sambil menunggu guru masuk.
"Nanti pulang bareng gue."
Alea melirik sekilas "Gue nggak mau."
Kemudian guru mata pelajaran masuk.Semuanya kembali hening tak terkecuali Alea dan Vano.
___
Alea mengambil ranselnya berjalan mendekati Farah dan Dilla "Yuk pulang!"
"Tunggu bentar Lea ya ampun ngga sabaran banget." kata Farah sambil membereskan alat tulisnya.Mereka bertiga berjalan menuju gerbang dan jika mau ke gerbang maka harus melewati parkiran.
Lengan Alea menghangat ada orang yang memegang lengannya kemudian Alea menoleh dan tersentak kahet melihat Vano dengan ekspresi datarnya.
"Gue kan udah bilang hari ini pulang bareng gue."
"Gue kan udah bilang kalo gue nggak mau."Vano melihat ke arah dua orang yang berada disamping Alea mengisyaratkan agar mereka meninggalkan Alea bersamanya.Seolah mengerti mereka pun mengangguk dan berpamitan pada Alea.
"Lea gue duluan ya buru-buru nih." Alesan Dilla dengan ekspresi yang dibuat-buat tak lupa ia menarik lengan putih Farah.
"Lah kok gitu." protes Alea."Yuk." Vano menarik tangan gadis itu,Alea hanya menurut walaupun ia sedikir risih diperhatikan oleh siswa/siswi yang ada disana.
Vano memang tidak sempurna tapi dengan sejuta pesonanya ia mampu menarik perhatian orang saat pandangan pertama.
Dia terkenal nakal,biang keributan tapi entah kenapa banyak kaum hawa yang memujanya.
Walaupun dia nakal tapi dia tidak playboy bahkan ia terkenal tidak pernah pacaran.Dia bisa saja menunjuk cewek yang diinginkan tapi sama sekali dia tidak tertarik dia bukan homo tapi begitulah Vano dia susah ditebak entah apa alasan dibalik sifatnya itu tidak ada yang tau sekalipun sahabatnya.
"Turun." titah suara berat itu.
Alea mengedarkan pandangannya dia mengernyitkan dahinya heran "Kok bisa ada disini?"
"Lepas dulu helm lo."Mereka memasuki kedai itu lagi.Alea mengekor di belakang Vano dan duduk di tempat biasa---pojok dekat jendela besar.
"Tadi lo ngelamun ya?sampai lo nggak tau gue bawa lo ke sini."
"Mungkin." jawab Alea ragu.
"Gue buatin minum dulu ya."Vano kembali dengan dua gelas frappé yang pasti itu adalah racikannya.
"Kenapa lo bawa gue kesini?"
"Karena gue mau." jawab Vano dengan enteng."Tapi kan..."
"Lo tau ngga Frappé adalah minuman es kopi khas Yunani yang bersalut buih, terbuat dari kopi instan, gula, air dan es.Frappé pertama kali diciptakan pada September 1957.Kopi ini pertama kali dibuat oleh Dimitrios Vakondios secara tidak disengaja." Vano menjelaskan Alea panjang lebar."Kok lo tau?"
"Karena gue tau."
"Ish."
"Gue tau karena gue baca,gue cari tau."
Alea mengangguk tanda mengerti.Setelah beberapa lama kemudian isi gelas frappé mereka kosong.Sudah 3 jam mereka berada disini sejak pulang sekolah tadi,mereka banyak berbicara tentang minuman yang sedang mereka minum dan tentang fotografi.Alea pun sudah menguap mengantuk sepertinya kopi ini tidak bereaksi karena ia merasa sangat ngantuk sekarang dan ingin segera pulang.
Ketika diatas motor Alea terus saja menguap tanpa sadar kepalanya tertumpu pada punggung Vano.
Seolah merasa ada beban di punggungya dia melihat ke arah spion ternyata Alea tertidur ia menepikan motornya lalu melingkarkan tangan Alea ke pinggangnya agar Alea tetap aman.Dia melihat jam tangannya sudah jam lima sore.Vano kembali melajukan motornya dengan kecepatan sedang dengan tangan kiri yang memegang tangan Alea agar nanti saat tangan Alea lepas Vano bisa menjaganya.
"Macet segala lagi." gumam Vano ditengah jalanan sore yang macet karena jam ini adalah jam pulang kantor.Tampak sesekali dia melirik ke arah spion memerhatikan gadis yang tengah terlelap di punggungnya itu.
Setelah sampai di gerbang rumah Alea Vano mencoba membangunkan Alea ia tidak mau dituduh macam-macam oleh orangtua Alea.
Vano sedikit membalik badannya dan menepuk pelan pipi Alea "Alea bangun,woy ini udah di rumah lo."
Nihil
Kedua kalinya Vano mencoba kali ini lebih lembut dia mengusap wajah Alea "Alea hei bangun kita udah sampai."
Nihil juga
"Oke ini ketiga ya Lea kalo lo ngga bangun juga terpaksa gue pakai cara gue."
Vano terus mengguncang tubuh Alea tapi tidak ada hasilnya,karena jengah ia terpaksa memakai caranya sendiri.Vano menjepit hidung mungil Alea dengan jarinya.Alea bergerak cepat menjauhkan tangan Vano dari hidungnya.
"Gila ya lo mau bunuh gue di depan rumah gue sendiri." Ucap Alea sarkastik.
"Siapa suruh lo susah banget dibangunin,udah cepet turun."
Kamudian Lea turun dan menyilangkan tangannya di depan dada.
"Sono lo pulang."
"Gausah disuruh juga gue mau pulang."❤❤❤
Voment guys:)
Ig: @baiqmeditars
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEA (COMPLETE)
Teen FictionKetika aku menemukanmu dunia ku berubah begitu saja entah magnet apa yang ada dalam dirimu yang jelas aku mencintaimu