Bab 10

35.2K 1.4K 31
                                    

Ekhem,Ini kopi buat lo," Vano menyodorkan secangkir Vanila Latte.
Tanpa sadar Alea mengulas senyum tipis "Makasih." Ucapnya dengan tulus.

Mereka menyesap kopi masing-masing.Vano dengan espresso miliknya dan Alea dengan Vanila Lattenya.

"Gue mau ngomong," Ungkap Vano.

"Apa?" Alea kini mulai serius.

"Gue minta maaf."
"Lo ngga usah minta maaf kalo lo ngulang kesalahan yang sama lagi."
"Emang kesalahan gue apa?" Vano bertanya polos.

"Kemarin lo minta maaf ke gue gara-gara lo ngebentak gue terus pergi gitu aja ngga peduli gue udah maafin lo atau belom lo main pergi aja."

"Oo soal itu ya udah gue double sorry deh."
"Apaan double sorry?"
"Ya minta maafnya double."
"Serah lo."

Alea terus memerhatikan keluar jendela yang sangat menarik perhatiannya.Tangannya menari-nari di atas kaca tanpa peduli bahwa ada orang yang bersamanya dia larut dalam dunianya.

"Lo suka hujan?" tanya Vano
"Kalo gue jawab iya gue yakin tipe cowok kaya lo bakal nganggep gue alay dan semacamnya."
"Kenapa lo berpikir gitu?"
Bukannya menjawab Vano Alea malah membicarakan hujan "Gue ngga tau gue itu suka atau ngga sama hujan.Di satu sisi hujan ngebuat gue tenang dengan suaranya yang menyentuh tanah, itu musik Tuhan menurut gue.Dan di sisi lain hujan ngebuat gue merasa kedinginan.
"Aneh."

Lalu percakapan mereka terhenti di situ mereka larut dalam imajinasi masing-masing

Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore yang artinya mereka sudah 2 jam disini.Alea melirik Vano yang sibuk dengan handphonenya.

"Gue mau pulang." Kata Alea.
Vano melepas earphone yang menyumpal telinganya "Lo ngomong sama gue?"
"Sama tembok" Alea memutar bola matanya "ya sama lo lah Vano."
"Ooo yaudah ayo."

'Ternyata selain dingin lo juga ngeselin' suara hati Alea.

----
Vano memasukkan motornya ke dalam garasi setelah mengantarkan Alea tadi.

"Ciee ngedate" suara Davin menghentikan langkah Vano yang akan masuk kamarnya.
"Siapa yang ngedate?"
"Lo ngomong apa aja sama Alea?"
"Gue cuma minta maaf sama dia."
"Serius lo?"
"Ngga gue bercanda gue tadi abis mutilasi dia di jalan."
Davin membelalakan matanya mendengar ucapan sang adik yang telah enyah dari pandangannya.

Davin meraih ponselnya kemudian menelfon seseorang setelah tersambung.
"Halo"

"....."

"Kamu apa kabar disana?aku kangen cepet balik ya ke Indonesia."

"....."

"I love you"

Davin menatap ke layar handphonenya dengan tatapan lesu.Ia merindukan sosok gadis itu sosok yang membuat dia tidak bisa berpaling darinya.Sosok yang selalu menghiasi mimpinya.Gadis itu adalah Vania kekasih Davin yang kini sedang menjalin hubungan jarak jauh dengannya karena Vania tinggal di Jerman bersama kedua orang tuanya.Vania berjanji kepada Davin bahwa ia akan kembali ke Indonesia suatu saat nanti.

Setiap kali Davin menelfon Vania ia akan menagih janji Vania untuk kembali ke Indonesia.Berat bagi Davin menjalin hubungan jarak jauh setiap kali ada orang yang ingin masuk ke relung hatinya terkadang pintu hatinya terbuka namun ia sadar bahwa ia sedang menjaga hati Vania entah Vania menjaga hatinya untuk Davin atau tidak yang jelas Davin sangat menghargai hubungan mereka.

---
Di dalam kamarnya Vano tidur terlentang menatap kosong ke arah langit-langit kamarnya.Ia meraih hpnya kemudian mengetik sesuatu.

To : Alea
Hai

5 menit tidak ada jawaban.Entah dorongan dari mana Vano menelfon Alea.

Tut
Tut

Tidak ada jawaban kemudian Vano mencoba sekali lagi dan...
"Halo ini siapa sih ngga liat jam apa kalo nelfon ganggu orang istirahat tau" jawab suara di seberang sana.

"Ini gue Vano lo kecapean banget ya jam 08:30 aja udah molor"

Di kamar Alea.

Alea refleks bangun dan terduduk.Dia membelalakan matanya dan menggigit bibir bawahnya.

'Mampus gue' batin Alea

"Yaudah gue tutup ya selamat tidur Alea." Kemudian Vano memutuskan sambungan telfonnya.

"Aduh gimana dong baru aja baikan tadi siang." Gerutu Alea yang kantuknya sudah lenyap karena suara dingin itu.

----
Alea berjalan menuju kelasnya.Dia datang lumayan siang hari ini karena semalam dia tidak bisa tidur.

"Pagi"
Alea memutar badannya menghadap sumber suara yang ada di belakangnya.Dia tersenyum kaku.
"Kok lo datengnya jam segini bukannya semalem tidur pagi ya?"

'Mati kudu jawab apa nih gue'

"Ehm itu...eee maaf ya gue ngga tau kalo yang nelfon itu lo gue ngga baca nama penelfon gue asal angkat." Alea menjelaskan dengan gugup ia sendiri tidak tau kenapa ia bisa begini.

Vano mendekati Alea "Santai aja kali." Kemudian Vano berjalan meninggalkan Alea yang masih berdiri di tempatnya.

Alea bisa bernafas lega karena Vano tidak marah kepadanya mungkin dia berubah pikir Alea.

---
Vano serius memerhatikan guru yang sedang menjelaskan tentang sistem ekskresi pada manusia.

Alea melihat Vano dari ekor matanya dia heran ada apa dengan Vano hari ini biasanya dia akan terlelap sambil mendengar musik saat jam pelajaran berlangsung tapi hari ini dia begitu serius.

"Lo lagi ngelamunin gue?" Vano bertanya tanpa melirik Alea.
"Hah?" Alea sedikit berteriak ia refleks.

"Yang di belakang ada apa?" Tanya Bu Mia guru yang sedang mengajar.
"Em ini bu anu tadi ada itu..." Alea gelagapan.
"Tadi ada kecoa Bu tapi udah pergi silakan dilanjutkan." Vano ikut membuka suara yang sangat membantu Alea kali ini.

Alea menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.
"Makanya kalo ngelamunin gue itu jangan pas jam pelajaran." Bisik Vano.
Pipi Alea memanas "siapa juga yang ngelamunin lo." Desisnya.

---
"Vano minta maaf sama gue." Alea mengucapkan kalimat itu ketika sampai di kantin yang sontak membuat temannya cengo.
"Serius lo gimana ceritanya?" Tanya Dilla penasaran.

"Kemarin dia ngajak gue ketemuan di cafe,bukan ketemuan sih tapi dia emang ngajak gue pulang sekolah."

"Terus-terus?"

"Ya gitu deh dia buatin gue kopi abis itu hujan turun abis itu dia minta maaf."

"Cieee uhuy sosweet banget sih Aleaaaa." Suara Dilla menggema ke seluruh penjuru kantin yang membuat Alea melotot kepadanya sedangkan Farah dia hanya tertawa melihat tingkah konyol teman-temannya.

"Far lo kenapa kok diem aja?"
"Gue ngga papa Dil." Farah tersenyum tipis.
"Lo yakin Far lo lagi ngga ada masalah kan?"
"Ngga Lea gue baik-baik aja lanjutin makannya ntar keburu masuk."

Alea menyipitkan matanya dia melihat cowok berkacamata itu lagi.Dia hanya lewat di kantin.
"Woy ngeliat apaan sih?"
"Ngga kok ngga papa,eh bentar ya gue ke toilet dulu kalian masuk aja ke kelas nanti gue nyusul."

Alea beranjak dari tempat duduknya dia penasaran dengan cowok aneh itu entahlah dia terlalu unik menurut Alea.

Dia mengekor di belakang mengikuti cowok berkacamata tadi tanpa disadari dia telah sampai di koridor kelas XII

"Alea" panggil seseorang ia menoleh dan menemukan Davin di belakangnya.Dia melihat ke depan lagi dan sosok itu hilang.

"Lo ngapain ke sini?"
"Hah?"
"Gue tanya lo ngapain ke sini?"

"Mm itu Kak,Alea lagi nyari gudang...ya gudang hehe tapi kayanya salah Alea permisi Kak Davin bye semangat belajarnya." Alea kemudian berlari menjauhi Davin yang diam di tempatnya.

___________________________________
Vote and comment yew guys:)
Ig:@baiqmeditars

ALEA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang