Malam ini Alea sedang berkutat dengan tugas fisikanya.Ia berulang kali menguap menahan kantuk.Kini pikirannya melayang kepada seseorang yang membuatnya uring-uringan.
Untuk melepas penat ia berjalan menuju balkon kamarnya menikmati hembusan semilir angin yang dingin.Langit malam ini juga begitu bersahabat,berjuta taburan bintang dengan satu sinar rembulan terang di galaksi bima sakti menghiasi langit kelam itu.
Gadis di balkon itu merentangkan tangannya seperti menyambut pelukan hangat dia memejamkan matanya merasakan bulu kuduknya yang berdiri karena dinginnya malam.
“Aku suka dingin.” Gumam Alea.Suara hp yang ada di kantong celananya bergetar menandakan ada pesan yang masuk.Alea mengangkat satu alisnya orang yang sejak tadi ada dalam pikiran Alea.Ia pun tidak tahu kenapa bayangan cowok itu tiba-tiba datang di pikirannya mengingat kelakuannya yang berubah sejak tadi pagi.sebenarnya bukan perubahan drastis tapi entah kenapa bagi Alea dia melihat sisi Vano yang lain.
Tangan gadis itu menari di atas hpnya membalas pesan dari Vano yang berisi sapaan selamat malam dia menyunggingkan sedikit senyumnya.Setelah merasa terlalu dingin ia memutuskan untuk masuk dan tidur.
____
Matahari pagi ini tampak masih malu untuk menampakkan dirinya berbeda sekali dengan sang bintang dan bulan tadi malam.
Alea berjalan masuk ke gerbang sekolahnya kemudian matanya terarah pada seseorang yang turun dari mobil dan memasang kacamatanya.Tatapan mereka bertemu terkunci di satu dimensi waktu.Selang beberapa detik mereka mengakhiri kontak mata itu.
Sembari berjalan di koridor Alea bergumam sendiri “Dia sebenarnya siapa sih kok aneh gitu ya.”
Seseorang melewati dirinya “Jangan ngelamun pagi-pagi nanti kesambet jin sekolah.”
“Apaansih lo Van?”
Ketika sampai di kelas keadaan kelas masih sepi mungkin karena efek mendung.Vano duduk di bangkunya disusul Alea.Canggung.Suasana yang tidak disukai Alea.
“Lo udah punya pacar?”
Alea tersentak mendengar pertanyaan cowok disampingnya ini “Kenapa emangnya?”
“Cuma memastikan aja.”
“Memastikan apa?”
“Memastikan kalo lo itu the queen jomblo Indonesia.” Vano terkekeh sendiri.Alea mengerucutkan bibirnya “Sialan lo.”
“Emang lo punya pacar?” Alea balik bertanya.“Gue sih ngga ada niatan ya buat pacaran.GAK TERTARIK.”
“Jangan bilang lo homo?” Alea melebarkan mata indahnya.
Satu jitakan mendarat di kening Alea “Gila ya lo orang ganteng gini lo bilang homo?”
Alea memegang keningnya “Biasanya sih gitu.”
Vano melotot mendengar ucapan Alea sedangkan dia hanya tertawa meliat ekspresi cowok di depannya itu.____
Setelah pelajaran yang membosankan waktu istirahat akhirnya tiba.Alea pamit kepada dua temannya untuk pergi ke perpustakaan.Alea memang begitu dia menyukai apa yang umumnya cewek sukai.Suka membaca novel,suka mendengarkan musik,suka coklat,es krim dan hal-hal yang manis akan tetapi dia tidak terlalu menyukai bunga dan berdandan.
Sesaat sebelum ia membuka pintu perpustakan suara riuh menarik perhatiannya dan puncaknya dia bertanya pada salah satu siswi yang berlari menuju pusat keramaian di belakang perpustakaan tepatnya di taman belakang.
“Eh itu ada apa ya?”
“Vano anak kelas XI-IPA1 berantem.”Deg.Perasaan Alea mulai tak karuan.
Mendengar nama itu Alea ikut berlari menuju kerumunan.Dia menutup mulutnya melihat Vano dengan bengisnya melayangkan pukulan kepada musuhnya.Tidak lama setelah itu Davin melerai pertengkaran sengit itu.
Vano berjalan meninggalkan kerumunan orang tadi dengan keadaan berantakan,bulir peluhnya masih menetes di pelipisnya ditambah bekas merah yang ada di sudut bibirnya.Alea mengejarnya.
“Vano tunggu.”Dia menoleh sebentar lalu berjalan kembali.Alea kembali mengejarnya dan menahan lengan cowok itu “Lo ngapain berantem?”
“Bukan urusan lo.” Jawabnya dingin.
“Tapi Vano ini sekolah dan lo pelajar bukan preman kampung yang kerjanya cuma berantem.” Kata Alea setengah berteriak.
“Ini hidup gue memangnya lo siapa?” ujar Vano tenang tapi tersirat nada dinginnya.
Dada Alea bergemuruh,dia diam,lidahnya kelu entah kenapa saat Vano mengatakan kalimat itu ada sesuatu yang terasa di hati Alea tapi ia tidak bisa menyimpulkan perasaan apa itu.Kemudian Vano berlalu.
'Cowok labil.Kemarin lo minta maaf ke gue terus berubah di kelas,tadi pagi juga lo baik sama gue sekarang lo berantem dan ketus lagi sama gue.' Ucapnya dalam hati.
____
Vano menaiki tembok belakang sekolahnya kemudian meloncat ke luar.Suasana sepi yang membuat Vano berani bolos karena jam pelajaran berikutnya juga sudah dimulai sepuluh menit yang lalu.
Vano tidak peduli jika ia di absen nanti ia akan mendapat “B” alias bolos dari guru mata pelajaran yang ia inginkan saat ini hanya sendiri menenangkan diri.
Langkah kakinya terus menyusuri pemukiman penduduk yang ada di belakang sekolahnya terkadang ada lirikan mata ibu-ibu yang curiga padanya namun ia tidak peduli ia tetap melangkahkan kakinya menuju ke suatu tempat.
Tempat itu adalah sebuah danau kecil dibalik kota Jakarta ia menemukan tempat ini tidak sengaja saat ia kelas X dulu ketika membolos bersama teman-temannya.Jarang ada orang yang ke tempat ini,danau itu bisa dibilang bersih jika saja tidak ada tanaman eceng gondok yang tumbuh.
Vano duduk menyandarkan tubuhnya pada sebuah pohon yang ada disana ia menatap kosong ke arah danau yang ada di depannya.Satu kakinya menekuk dan kaki yang lain lurus dia mengacak rambutnya frustasi dia rasa beban hidupnya terlalu berat.
____
Di satu sisi Alea terus mencoba menghubungi cowok dingin itu entah kenapa dia peduli pada Vano.
Alea menyerah ketika guru masuk dan harap-harap cemas agar Vano segera datang.Guru mulai mengabsen dan tibalah nama Vano dipanggil.
“Vano Alby Fernando.” Seru guru itu.
“Vano.” Katanya lagi.
“Ehm anu Bu itu Vano lagi ada di UKS dia tidak enak badan.” Sahut Alea berbohong demi melindungi Vano.Selamat sudah Vano berkat Alea.Sampai jam pelajaran berakhir tidak ada tanda-tanda bahwa Vano akan kembali sedangkan tasnya masih ada di dalam kelas.
Alea berniat menunggu Vano dia yakin Vano akan kembali dan mengambil tasnya.Alea keluar menyusuri koridor mencari Vano namun sosok itu tak juga ditemukannya.Ia memutuskan menunggu saja di depan kelas duduk di bangku yang tersedia disana.
Sembari menunggu Vano dia memutar lagu yang ada di hpnya kemudian memasang earphone-nya.
Sekarang sudah jam tiga yang artinya satu jam sudah dia menunggu cowok dingin nan labil itu.
Suara derap langkah kaki mendekatinya perlahan semakin dekat dan dekat namun Alea tidak menyadarinya karena ia sedang mendengar musik dengan suara yang lumayan besar.
___________________________________
Author butuh vote:) biar semangat lanjutinnya:'(
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEA (COMPLETE)
Teen FictionKetika aku menemukanmu dunia ku berubah begitu saja entah magnet apa yang ada dalam dirimu yang jelas aku mencintaimu