9➡Kepikiran

3K 182 20
                                    

Killa duduk satu meja dengan Panji disebuah cafe. Sedangkan teman-teman Killa sudah disuruh Panji pulang duluan.

"Udah deh, ga usah basa basi. Buruan, lo mau minta bantuan sama gue apa?" Tanya Killa sambil melemparkan padangan tajam ke Panji.

"Makan dulu." Ucap Panji.

Killa mendegus kesal. Kemudian ia berdiri.

"Lo mau kemana?" Tanya Panji yang melihat Killa berdiri.

"Pulang." Ucap Killa dan hendak berbalik. Namun tangan Killa sudah terlebih dulu dicekal Panji.

"Gue kan belom ngomong sama lo." Ucap Panji.

Killa berdesis kesal. "Ish, ngomong? Ya ngomong aja sekarang. Gak usah basa basi." Ucap Killa kesal.

Panji memutar bola matanya malas. Karna ia baru melihat cewek seperti Killa. Cewek yang malas diajak makan oleh Panji.

"Yaudah gue ngomong. Tapi lo duduk dulu dong." Ucap Panji yang membuat Killa terduduk malas.

"Apa?"

"Gue mau lo--." Ucap Panji mengambang.

"Jauhin Zaskia dari Vino." Ucap Panji yang membuat Killa menganga.

"Lo gila? Gue aja gak deket sama Zaskia. Sama kakak kelas sok cantik, belagu itu." Ucap Killa kesal.

Panji menoyor kepala Killa pelan.

"Enak aja lo ngomong kalo Zaskia belagu, sok cantik. Dia itu emang cantik, gak kayak lo." Ucap Panji dengan nada sinis.

Killa berdesis kesal. "Kalo lo mau bantuan ini. Gue tolak." Ucap Killa tegas.

Panji mendegus kesal. "Lo mau gue laporin ke kantor polisi karna udah nabrak gue tadi?" Ancam Panji dengan memasang ekspresi serius.

Killa menatap Panji sinis.

"Oh jadi lo sengaja ya? Tadi tiba-tiba berhenti didepan gue? Karna mau gue tabrak terus lo bisa ancem gue kek gini?" Tanya Killa dengan nada menantang.

"Enak aja lo. Gue tadi mau nolongin nenek-nenek yang mau nyebrang kali. Lo aja yang nyetir matanya meleng, jadi gak liat kalo udah ada yang berhenti didepan lo dari tadi." Ucap Panji skak mat.

Killa memutar bola matanya kesal. Ia sudah tak bisa mengeluarkan kata-kata lagi kali ini.

"Jadi gimana? Lo mau bantuin gue? Ato mau nginep di penjara?" Tanya Panji dengan nada mengejek.

Killa mendegus kesal. Karna menurutnya dua-duanya bukan sebuah pilihan.

📀📀📀

Sudah sekiranya satu jam Killa tak bisa tidur. Matanya tak mengantuk sama sekali. Padahal biasanya kalau jam segini, Killa sudah teridur pulas. Namun berbeda dengan kali ini.

Ya, Killa terus memikirkan tentang ancaman dari Panji tadi siang. Ia masih bingung dengan apa yang harus ia lakukan agar Zaskia mau menjauhi Vino.

Deg

Vino?

Killa langsung mengambil ponselnya yang ia simpan di slinbagnya sejak tadi siang. Ia baru teringat dengan janjinya tadi pada Vino.

Vino: La? Lo jadi?
Vino: Lo dimana sih La?
Vino: Lo sibuk ya? Gapapa kok kalo gak jadi kesini.
Vino: jangan lupa makan ya La.

Killa menepuk jidatnya pelan saat ia membuka chat dari Vino.

"Yaallah. Kok gue lupa sih." Gumam Killa.

Killa: sorry Vin. Tadi abis ada urusan penting, jadi gue lupa. Maaf banget ya Vin.

Killa menggigit bibir bawahnya takut. Ia merasa bersalah karna telah membuat Vino menunggu.

Tak lama kemudian Vino telah membalas pesan Killa.

Vino: penting banget ya? Sama Panji kan?

Deg

Dari mana Vino tau?

"Aish, pasti ini ulah Rara sama yang lain deh." Gumam Killa kesal.

Killa: gak penting-penting banget sih. Tapi, gue terpaksa Vin.

Vino: oh

Killa membelalakkan matanya saat mendapati balasan terakhir dari Vino.

"Haah? Kek abg labil aja nih balesannya." Gumam Killa kesal.

Killa sangat merasa bersalah. Ia tak tau harus berbuat apa. Tapi yang penting, ia merasa tak sopan kalo harus meminta maaf lewat chat, bukan langsung.

📀📀📀

Killa berjalan cepat menuju kekelas 12 ipa 1. Yaitu kelasnya Vino. Ia ingin minta maaf pagi ini. Dan ia sangat berharap kalau Vino sudah ada disekolahan seperti biasa.

Killa menarik nafas panjang saat ia berada didepan pintu kelas itu. Kemudian Killa berjalan perlahan menuju ambang pintu. Matanya mencari sosok yang sedang ia cari. Namun sayang, Vino belum ada dikelas itu. Yang ada hanya Joni, cowok pintar tapi cupu dengan kaca mata yang selalu bertengger dihidung blengsepnya.

Killa mendegus kesal dan membalikkan tubuhnya. Namun saat ia berbalik, ia menabrak dada seseorang yang jangkung.

Killa berdecak kesal. Ia mendongak dan mendapati sosok yang sedang ia cari kali ini. Wajah Vino yang biasanya terus tersenyum jika melihat Killa, namun saat ini berbeda. Vino hanya memasang wajahnya datar.

"Vi-no." Ucap Killa gugup.

Vino menaikkan sebelah alisnya. "Nyari gue?" Tanya Vino to the point.

Killa tersenyum cengo kemudian ia mengangguk.

Vino langsung menarik tangan Killa dan membawa Killa jauh dari tempat itu.

"Mau kemana?" Tanya Killa yang mendapati tarikan dari Vino.

Vino diam.

Killa mendegus kesal. Kali ini ia memilih untuk diam dan pasrah.

Dan ternyata Vino membawa Killa ketaman belakang sekolahnya. Suasana sejuk dipagi hari, karna belum ada seorangpun yang berkeliaran disana. Kecuali, Vino dan Killa.

"Lo gapapa?" Tanya Vino yang membuat Killa mengernyit.

"Rara udah jelasin semua kok. Dan, Panji gak ngapa-ngapain lo kan?" Tanya Vino yang super perhatian.

Killa tersenyum. "I'am Fine." Ucap Killa. "Tapi, lo gak marah kan karna gue kemarin gak jadi kerumah lo?" Tanya Killa.

Vino tersenyum dan menggeleng.

"Panji minta bantuan apa dari lo?" Tanya Vino.

Killa bingung, apakah ia harus memberitahu Vino yang sesungguhnya atau tidak.

Tapi, Killa fikir dengan memberitahu Vino. Masalahnya akan selesai. Karna ini menyangkut pautkan Vino juga.

"Dia minta bantuan supaya gue jauhin lo dari Zaskia." Ucap killa pelan.

"Udah gue duga." Ucap Vino sambil tersenyum. "Mau gue bantuin?" Tanya Vino.

Killa langsung mengangguk semangat.

"Lo harus jadi pacar gue."

🔜🔜🔜

No siders!

Vote
Comment
Follow

PakillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang