22➡Kerumah

2.5K 147 0
                                    

Killa duduk disebuah bangku panjang didekat tempat parkir sekolahnya. Ia sedang menunggu Vino.

Ia merasa gelisah, karna ini kali pertama ia mendatangi rumah cowok apalagi tanpa sahabat-sahabatnya. Killa takut dengan apa yang akan ia lakukan disana nanti.

Dan bagaimana Mamanya Vino? Apakah ia galak? Atau baik kek anaknya, Vino?

Killa menghela nafas dalam. Ia terlalu jauh memikirkannya. Buat apa ia harus takut? Ia kan hanya mau main sebentar, lagian bukan mau kerumah calon mertua.

"La." Panggil Vino yang mengagetkan Killa.

"Kok bengong." Ucap Vino yang melihat ekspresi Killa.

Killa menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tak gatal. Ia hanya bisa tersenyum kikuk. Mana mungkin ia harus jujur dan bilang kalau sebenarnya ia memikirkan tentang Mamanya Vino?

"Lo gapapa kan?" Tanya Vino.

Killa menggeleng. "Gak papa kok. Ayo berangkat." Ucap Killa.

"Ehm. Tapi, gue hanya bisa nganterin lo doang La. Soalnya gue mau latihan basket buat lomba." Ucap Vino yang membuat Killa membelalakkan matanya.

"Jadi, entar lo sama mama nggak gue temenin." Ucap Vino.

Killa meneguk salivanya susah payah.

"Tenang aja. Mama baik kok. Kita jadi?" Tanya Vino.

Killa tersenyum kikuk dan mengangguk ragu.

Vino tersenyum dan langsung menggandeng tangan Killa untuk berjalan kedalam mobilnya.

👻👻👻

"Vino pulang." Ucap Vino sedikit berteriak.

Killa hanya membututi Vino yang berjalan didepannya. Kali ini Killa terperangah melihat rumah yang bernuasa mewah ini. Warna yang mendominasi adalah warna abu-abu. Killa sangat suka warna putih, tapi ia juga suka dengan warna abu-abu.

"Duduk La." Ucap Vino menyuruh Killa duduk disebuah sofa yang ada didalam salah satu ruangan rumah tersebut.

Killa menurut dan langsung duduk.

"Gue cari mama dulu ya. Soalnya gue buru-buru." Ucap Vino yang langsung berjalan mencari mamanya.

Killa mengatur nafasnya. Ia tidak boleh gugup hanya karna bertemu dengan mamanya Vino saja.

Tak lama kemudian, Vino nampak datang bersamaan dengan seorang wanita paruh baya namun masih kelihatan cantik yang memakai celemek dibadannya. Dan Killa yakini itu adalah mamanya Vino.

Killa sontak berdiri agar terlihat lebih sopan. Kemudian ia menyalimi tangan wanita itu dan menciumnya.

"Ini Killa ma." Ucap Vino.

Killa tersenyum.

"Saya Risti, mamanya Vino." Ucap Risti dengan senyum yang terus saja mengembang.

"Ma, La. Vino berangkat latihan basket ya." Ucap Vino berpamitan dan langsung pergi setelah bersaliman dengan mamanya.

"Duduk La." Ucap Risti lebut.

Killa tersenyum dan menurut.

"Cantik deh kamu." Puji Risti.

Killa tersenyum. "Tante juga cantik." Ucap Killa.

"Tante tau kok." Ucap Risti yang mengundang gelak tawa mereka.

Ternyata mamanya Vino tidak seseram yang difikirkan Killa tadi. Ia ternyata asyik juga.

"Oh iya. Kamu pasti bingung kan kenapa saya minta kamu kesini." Tanya Risti.

Killa tersenyum kikuk.

"Tante cuma mau kenalan aja sama gadis yang sangat dicintai Vino." Ucap Risti sambil tersenyum centil.

Killa bulshing. Ternyata Vino menceritakan perasaannya pada mamanya.

R

isti terkekeh melihat reaksi Killa yang nampak begitu kaget.

"Enggak-enggak, tante bercanda." Ucap Risti sambil terkekeh. "Kata Vino kamu jarang keluar rumah, jadi tante pengen kamu kesini karna tante pengen banget punya anak perempuan. Tapi nggak keturutan. Anak tante malah laki semua." Ucap Risti.

Killa mengernyit. Laki semua? Jadi lebih dari satu dong anaknya tante Risti.

"Vino punya kakak ya Tan?" Tanya Killa.

Risti menggeleng. "Adek. Usianya masih 4 tahun." Ucap Risti.

Killa manggut-manggut mengerti. Killa semakin merasa tidak canggung.

"Oh iya, tante sampe lupa. Tante lagi masak. Kamu tunggu disini aja apa temenin Alfa yang lagi main dideket kolam?" Tanya Risti.

Killa menoleh mengikuti arah yang ditunjuk Risti.

"Killa temenin Alfa aja Tan." Ucap Killa sambil tersenyum.

Kemudian mereka berdiri, dan Risti mengantar Killa ketempat yang diduduki Alfa dan seorang perempuan yang Killa yakini adalah pengasuh Alfa.

"Mbak Sari bantuin saya masak ya. Alfa biar main sama kak Killa." Ucap Risti.

Kemudian Killa duduk disamping anak kecil imut itu. Alfa, ya dia bernama Alfa.

"Adek. Kenalin aku Killa." Ucap Killa sambil mengusap puncak kepala Alfa. Killa memang sangat menyukai anak kecil.

Alfa menatap Killa dengan tatapan asing. Namun tak lama kemudian ia tersenyum manis, sangat manis melebihi manisnya Vino, kakaknya.

"Aku Alfa." Ucap Alfa dengan nada seperti anak-anak yang super imut.

Killa tersenyum. Ingin sekali ia karungi anak itu dan ia bawa pulang, agar dirumahnya gak kesepian lagi.

"Kak." Panggil Alfa sambil terus menatap wajah Killa.

Killa mengernyit saat mendapati tatapan Alfa.

"Kenapa?"

"Ikut Alfa yuk." Ucap Alfa yang langsung berdiri dan menarik tangan Killa.

"Eh? Kemana?"

Alfa tak menggubris pertanyaan Killa. Alfa terus menarik tangan Killa. Mereka menaiki sebuah tangga. Kemudian berhenti didepan pintu kamar yang bertuliskan.

*waiting for you*

Dan Killa amat yakin kalau ini adalah kamar milik Vino.

Kemudian Alfa menarik kenop pintu kamar tersebut dan membuka pintu itu.

Killa melebarkan matanya saat ia melihat kedalam kamar tersebut. Bukan karna termpatnya yang tersusun rapi, tapi karna didinding itu dipenuhi gambar dirinya dengan berbagai pose candid.

Killa terpaku. Dan tiba-tiba ia meneteskan sebulir air matanya.

"Foto kakak kan?" Tanya Alfa polos.

🔜🔜🔜

Hai...

Lagi bingung bat nih. Maaf kalau gak nyambung aneh. Hehe

Jangan lupa buat vommentnya ya😊

See you :))

PakillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang