24➡Panji Dihukum

2.4K 137 3
                                    

Panji melangkah masuk kedalam kelasnya dengan santai, meskipun sudah dipastikan kalo ini ia akan mendapat hukuman dari Pak Joko karna keterlambatan yang keterlaluannya ini.

Bagaimana tidak keterlaluan? Karna sudah jam 09.00 Panji baru sampai kesekolah. Apalagi tadi ia harus muterin lapangan basket sepuluh putaran akibat hukuman dari Bu Siti, guru bk terkiller nya.

Karna semalem setelah dari rumah Killa, Panji mampir dulu kewarkop yang tadinya digunakan ngumpul teman-temannya.

"Assalamu'alaikum Pak." Ucap Panji dengan santai yang membuat seluruh anak dikelas 11 IPS 5 langsung menatap Panji.

Sedangkan Panji hanya memasang wajah tanpa dosanya kearah pak Joko yang sedari tadi menatap horor kearah Panji.

"Kamu tau sekarang jam berapa?" Tanya Pak Joko tegas.

Panji menggeleng. "Jam tangan saya ketinggalan pak. Dan ponsel saya masih ditas. Jadi saya--."

"Diam. Saya gak suruh kamu jawab." Potong Pak Joko tegas. "Kamu tau kesalahan kamu?"

Panji mengangguk.

Pak Joko sudah gerah dengan sikap anak didiknya yang satu ini. Panji selalu saja berbuat onar. Entah itu berantem dikelas, bahkan berantem dengan anak sekolah lain.

"Sini kamu." Ucap Pak Joko.

Panji menurut. Ia berjalan santai kearah Pak Joko.

"Kenapa muka kamu babak belur? Dan kenapa juga kamu bisa telat?" Tanya Pak Joko bertubi-tubi.

"Panji jawab satu-satu ya pak." Ucap Panji sambil nyengir. "Jadi gini, jawaban yang pertama. Muka Panji babak belur karna kemarin Panji abis--."

"BERANTEM." Teriak Rangga sambil mengancungkan tangannya.

Panji mengangkat ibu jarinya ke Rangga sambil tersenyum konyol. Tadi pagi Panji memang sudah telah bangun. Ditambah lagi saat diperjalanan Panji melihat seorang ibu-ibu yang dijambret oleh beberapa preman. Makanya wajah Panji jadi babak belur, meskipun wajahnya masih tetap tampan. Hehe.

"Betul sekali kamu Rangga." Ucap Panji yang membetulkan Rangga seperti orang yang sedang kuis dan membuat seluruh anak dikelas tersebut tertawa terbahak.

"DIAM." Bentak Pak Joko karna ia merasa tak dihargai.

"Kamu Rangga keluar. Jangan ikut pelajaran saya." Ucap Pak Joko sambil menunjuk kearah Rangga.

Rangga tersenyum. "Alhamdulillah." Ucap Rangga dengan santai dan langsung melenggang keluar kelasnya.

"Terus saya keluar juga kan Pak?" Tanya Rangga dengan tatapan penuh harap.

Keluar dimata pelajaran Pak Joko adalah kebahagiaan tersendiri dimata anak kelas 11 IPS 5 ini. Karna Pak Joko adalah guru yang paling ribet kalau menerangkan materi. Dan tugasnya selalu numpuk, padahal materi yang dibahas saja belum kelar.

"Kamu Panji." Ucap Pak Joko yang menggantung.

Panji menatap Pak Joko dengan tatapan penuh binar.

"KERJAKAN SELURUH SOAL YANG ADA DILKS INI. DALAM SEMINGGU HARUS SELESAI."

"Mati aja gue." Gumam Panji dengan tubuh yang melemas karna pernyataan itu.

********    *******

Dirumah mewah yang bernuansa hitam ini, Panji dan keempat sahabatnya, Gio, Rangga, Jojo, dan Bryan tengah membuka-buka seluruh catatan pelajaran Ekonomi mereka masing-masing.

Karna mereka berniat untuk membantu Panji mengerjakan hukuman dari Pak Joko.

"Gue nyerah dah." Ucap Jojo sambil mengangkat kedua tangannya. Padahal Jojo adalah orang yang otaknya paling encer dari pada keempat sahabatnya itu, meskipun kalau dikelas Jojo masih tidak ada apa-apanya dibandingkan siswa-siswi lain.

Gio, Rangga, Bryan, Jojo dan Panji pun hanya bisa merentangkan tubuh mereka dikarpet empuk rumahnya Panji.

Mereka bersamaan mendesah berat.

"Minta bantu siapa dong? Kalo gue nggak ngumpulin bisa-bisa gue dibunuh sama si Botak." Gerutu Panji kesal.

Mereka berlima menampakkan wajah berfikirnya.

"Ehm, gimana kalau minta bantuan si Iwan. Dia kan pinter." Ucap Bryan memberi ide.

Jojo menggeleng. "Iwan mata duitan, palingan nanti Panji diporotin."

"Ya gapapa kali, Panji kan orang kaya." Celetuk Rangga.

Panji berdecak. "Atm gue disita bokap. Soalnya kemarin ketauan gue lagi beli sepatu basket yang mahal itu." Ucap Panji menyesali kesalahannya.

Semua orang disana menghela nafas panjang. Panji memang terlalu boros untuk seorang cowok.

"Kalo sama Si Ina? Dia kan pinter banget tuh." Usul Gio.

Jojo kembali menggeleng. "Dia anaknya pak Joko, gomblok."

Gio memasang wajah cengonya dan langsung tertawa.

Kemudian mereka berfikir lagi. Kali ini mereka berfikir lebih keras sampai hanya suara jam berdetak saja yang terdengar diruangan itu.

"Aha. Gue tau." Ucap Rangga yang membuat semua teman-temannya itu terkejut dan menoleh kearah Rangga.

"Kesha." Ucap Rangga pelan, namun sangat penuh percaya diri.

Semua diam.

"Iya juga ih. Tumben pinter." Ucap Bryan sambil menepuk kepala Rangga.

Jojo kembali menggeleng. Ia hendak mencela namun saat ia baru saja membuka mulutnya, Gio sudah menyambar terlebih dahulu.

"Tapi, Kesha kan mantannya Panji." Ucap Gio.

Jojo mendesah. Ia hendak mengangkat suara lagi, namun kali ini Panji yang memotong.

"Siapa bilang? Gue gak pernah pacaran kali. Catet tuh." Ucap Panji sambil menatap Gio sinis.

"Tapi kan kalian pernah deket pas smp. Sebelum lo jadian sama Zaskia. Eh, maksud gue. Sebelum lo ngerjain Zaskia." Ucap Bryan.

Ish. Panji berdecak sebal. Sahabat-sahabatnya ini memang memiliki otak yang bobrok, namun selalu benar kalau berkata.

Kesha memang pernah dekat dengan Panji. Namun, saat benih cinta mau muncul, Panji langsung mengubur dalam-dalam hal itu. Karna ia masih trauma dengan perginya mamanya dari papanya.

Akhirnya Panji lebih memilih menjauhi Kesha dan menjalankan rencananya yang sudah ia sudun dari dulu.

"Gue tuh--." Ucap Panji namun terpotong dengan ucapan Jojo.

"KESHA ANAK IPA BEGO. KITA IPS. KITA DISURUH NGERJAIN TUGAS EKONOMI. DI IPA KAGAK ADA EKONOMI." Teriak Jojo kesal.

Sedangkan keempat sahabatnya hanya memasang wajah cengo mereka.

"Iya-ya. Gue goblok banget dah." Ucap Rangga sambil mengetuk kepalanya sendiri.

"DARI DULU. NYET." Teriak Panji, Jojo, Bryan dan Gio bebarengan.

🔜🔜🔜

Jangan lupa buat:

Vote
Comment
Follow

See you :)))

PakillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang