54➡ Rencana

1.5K 91 0
                                    

Ada pertanyaan buat para tokoh?
Kuy tanya lewat kolom komentar atau dm aku, nanti aku jawab deh di bab spesial ^,^

⚫⚫⚫

Tak apalah, mungkin memang ini yang terbaik. But, I cry now.

Panji Bramasta

⚫⚫⚫

Hening menyelimuti ruang kelas XI IPS 2. Memang sekarang sudah waktunya pulang. Namun di kelas masih tersisa 4 orang gadis yang tengah berpelukan. Dan mereka adalah Killa dan ketiga sahabatnya.

Killa tersenyum tipis meskipun matanya masih terus mengeluarkan air bening yang tak mau berhenti.

Namun ia senang, karena saat-saat seperti ini ketiga temannya selalu setia menemaninya. Killa berada di tengah-tengah Elvira dan Linda. Sedangkan Rara memeluk Killa dari belakang.

Tangan Linda mengusap pelan punggung Killa yang rapuh. Linda memang baru saja putus, namun ia tau rasa sakit Killa putus dengan Panji melebihi rasa sakitnya saat putus dengan Tatas.

"T-tapi lo yakin La?" Tanya Elvira memastikan keputusan yang Killa buat ini.

Killa tersenyum tipis dan mengangguk.

"Sure."

Ketiga sahabat itu kembali memeluk erat tubuh Killa yang kali ini benar-benar rapuh. Mereka tau kalau Panji adalah cinta pertama Killa. Dan mereka juga tau, sakitnya di tinggal cinta pertama itu akan terus terkenang dan sulit menghilang dari ingatan.

Mata Killa yang sudah sangat sembab terus saja meneteskan air mata. Bahkan semalam Killa izin menginap di rumah Elvira, agar ia bisa nangis sepuasnya dan Mamanya tidak mengetahui itu.

"Lo harus kuat Ra." Ucap Rara sambil mengeratkan pelukannya pada kedua lengan Killa.

"Kita bakal selalu ada buat lo La. Keep Strong." Killa tersenyum mendengar sahabat-sahabatnya ini telah berusaha menyemangatinya.

Namun tiba-tiba matanya menatap seorang cowok jangkung yang berdiri di depan pintu kelas itu. Dan dia adalah Vino.

Vino berjalan perlahan dan menghampiri gadis yang selalu saja berlari-lari di pikirannya setiap saat.

Ketiga sahabat Killa yang seakan tau apa makna tatapan Vino pun akhirnya melepas pelukannya dan bergegas pergi meninggalkan Vino dengan Killa.

Vino duduk di kursi yang tadinya di tempati Elvira. Kemudian tangannya telulur mengusap air mata Killa yang masih mengalir.

Dan tanpa ba bi bu lagi, Vino langsung menarik Killa kedalam dekapannya.

Ia tau gadis yang ia cintai ini sedang rapuh. Meskipun Vino selalu merasakan penolakan dari Killa, namun ia tau kalau cinta Killa pada Panji itu tulus. Jadi ia merelakan Killa pada Panji meskipun hatinya sakit. Namun ternyata keputusannya untuk melepas Killa pada tangan Panji itu salah. Buktinya Killa bahkan merasakan sakit yang lebih sakit dari yang Vino rasakan.

Killa semakin terisak dalam dekapan Vino. Ia merakan kehangatan, namun ia tidak merasakan seperti saat ia dalam dekapan Panji dulu.

"K-kak Vino ngapain ke sini?" Tanya Killa yang masih terisak di dekapan Vino.

Sebenarnya Killa sedikit bingung. Padahal Killa belum bercerita pada Vino tentang masalahnya ini.

"Panji, semalem ngajak gue ketemu." Ucap Vino dengan tangan masih mendekap gadis itu.

PakillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang