8➡Maaf

3K 186 10
                                    

"Maaf." Satu kata yang lolos dari mulut Panji.

Elvira, Rara, dan Linda mengernyit heran. Berbagai pertanyaan muncuk diotak mereka bertiga.

Sedangkan Killa masih terdiam, ia tak mau menatap Panji. Jujur, Killa masih kesal pada Panji yang seenaknya menjadikan dia sebagai pancingan.

"Lo enak ya? Cuma ngomong maaf sama gue. Lo gak mikir apa? Kalo gue itu takut banget pas liat kalian berantem. Ish, gue nyesel udah pernah nolongin lo." Ucap Killa sambil menatap Panji tajam.

Panji menghela nafas panjang. Ia memang merasa sangat bersalah pada Killa.

"Gue tau gue salah. Lo udah nolongin gue, tapi--."

"Tapi itu balesan lo? Lo hampir aja celakain Vino." Ucap Killa yang langsung memotong ucapan Panji. "Udah ih, sana minggir." Ucap Killa sambil menarik ketiga sahabatnya dan menggeser tubuh Panji.

Namun, langkah Killa kalah cepat lagi. Tangan Panji langsung mencekal lengan Killa yang membuat Killa berhenti.

"Gue udah relain kesini. Udah relain buang-buang waktu gue dan juga harga diri gue buat minta maaf ke lo. Tapi apa? Lo malah bersikap seenak lo ke gue." Ucap Panji sambil menghela nafas panjang. "Nyesel gue." Ucap Panji.

Killa mendegus kesal. Benar kata Vino, Panji itu selalu terpancing emosinya.

"Inget ya! Gue gak pernah minta lo buat minta maaf ke gue." Ucap Killa tak mau kalah.

Panji melepaskan cekalannya kasar.
"Srah lu. Yang penting gue udah minta maaf ke lo. Dan inget! Gue gak mau punya urusan lagi sama lo." Ucap Panji sambil berlalu meninggalkan Killa dan teman-temannya.

"GUE JUGA GAK MAU PUNYA URUSAN SAMA LOOO." Teriak Killa yang membuat Panji berhenti dan membalik kearah Killa.

"Whatever." Ucap Panji dan langsung melanjutkan jalannya lagi.

Killa berdecak sebal pada sikap Panji yang seenaknya.

📀📀📀

"APA? JADI PANJI KEMARIN NYULIK LO?" Pekik Linda yang langsung mendapat toyoran dari Rara dan Elvira.

Killa mendegus kesal.

"Bukan nyulik juga sih. Tapi, gue dijadiin pancingan agar Vino mau nyamperin dia." Ucap Killa menjelaskan.

"Ih, jahat banget sih si Panji. Seenaknya aja dia jadiin lo pancingan." Ucap Rara kesal.

Killa yang menyetir mobilnya pun hanya mengangguk dengan tatapan yang terfokus dijalanan.

"Kalo gitu kita kerumah Vino aja yuk. Jenguk dia, sekalian lo berterima kasih ke dia." Ucap Elvira sambil tersenyum jahil ke Killa.

Killa berdecak sebal. "Apasi? Gue mau pulang." Ucap Killa.

"Masih jam 1 kali La. Lo gak bosen apa dirumah mulu? Mau ya?" Ajak Rara memohon.

Killa mendegus sebal. Karna ia tau, seberapa kuat ia menolak. Pasti ia akan tetap kalah jika harus berdebat dengan teman-temannya itu.

"Oiya, mampir ketoko buah dulu yuk. Ngejenguk orang tuh harus bawa buah tangan tau." Ucap Linda.

"Eh, tapi lo tanya dulu deh sama si Vino. Dia dirumah ato kagak." Ucap Rara.

"Mana ponsel lo La?" Tanya Elvira pada Killa.

Killa mengernyit, ia berfirasat buruk.
"Di tas. Mau lo apain?" Tanya Killa khawatir jika mereka berbuat yang aneh-aneh.

PakillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang