33➡ Pernah hampir pacaran

2.3K 113 3
                                    

"Gimana kemarin? Lancar lo kesekolahan Killa? Nggak ada yang ngeroyok lo kan?" Tanya Gio pada Panji.

Ya, Panji dan keempat sahabatnya sekarang tengah duduk disalah satu meja dikantin sekolahnya yang berada ditempat yang paling pojok.

"Lancar sih. Cuma agak diisengin sama mereka." Ucap Panji santai sambil mengunyah permen karetnya. Namun, keempat sahabat Panji langsung melotot kearah Panji, tersirat sorotan kebencian dari mereka.

"Diisengin gimana Pan?" Tanya Bryan.

"Ban gue dihabisin anginnya, ya gue dorong deh ke bengkel dideket perepatan sekolah itu. Agak jauh sih, tapi pas sampe kerumah Killa terus Killa udah kerjain tugas gue semua jadi ilang deh capeknya." Ucap Panji sambil senyum yang melebar.

"Lo suka sama Killa?" Tanya Jojo tiba-tiba yang membuat semua tersedah air ludah mereka masing-masing. Dan yang paling sial adalah Panji, karna ia tersedak permen karetnya.

"Uhuk-uhuk. Permen karet gue ketelen coeg." Umpat Panji sambil memencet-mencet lehernya dengan ekspresi yang aneh.

Sedangkan keempat sahabat Panjipun langsung kebingungan dan langsung membantu Panji dengan memukul-mukul punggung Panji dengan harapan permen karetnya bisa keluar.

"Anjiiiiir." Umpat Panji kesal saat Rangga yang memukul punggung Panji dengan sangat keras.

"Sakit njing." Umpat Panji memaki Rangga. Yang membuat Rangga cengengesan dan berhenti memukul punggung Panji lagi.

"Gila lo Ngga." Ucap Gio sambil memukul pelan kepala Rangga.

Panji terus saja terbatuk, sementara Jojo tengah mengantri membeli air minuman. Dan Bryan yang menggantikan Rangga memukul punggung Panji. Sedangkan Gio dan Rangga tengah adu mulut karna ulah Rangga yang memukul Panji terlalu keras tadi.

"Nih minum. Biar enakan." Ucap seseorang sambil menyodorkan sebotol air mineral kearah Panji yang membuat Panji dan ketiga sahabatnya yang tersisa mendongak kearah empunya dari botol mineral itu.

"Ambil." Ucap Kesha sekali lagi.

**Ya, yang memberi air minuman tadi adalah Kesha, yang pernah dibahas dipart sebelumnya yak.**

Panji yang baru tersadarpun dengan perlahan mengambil botol minuman dari tangan Kesha. Dan langsung ia teguk habis.

"Gimana?" Tanya Kesha.

Panji tersenyum tipis. "Enakan. Thanks."

Kesha tersenyum lebar dan mengangguk. "Makanya jangan ceroboh. Dulu lo sering banget kayak gitu, jangan ulangin mulu. Biar nggak ngerepotin sahabat-sahabat lo." Ucap Kesha sambil menunjuk keempat sahabat Panji yang tengah melongo menatap Kesha.

Jojo yang baru sampaipun juga ikut melongo menatap Kesha, sang Ratunya anak IPA Sma Mulia.

Sementara Panji hanya tersenyum tipis lagi dan mengangguk.

"Yaudah. Gue balik dulu ya. Jangan lupa senyum, biar hidup lo lebih bewarna." Pesan Kesha yang membuat Panji bernostalgia. Karna pesan itu adalah pesan yang dulu Kesha sering ucapkan padanya, sebelum Panji memilih pergi meninggalkan Kesha karna nggak mau menyakiti Kesha dan karna Panji lebih ingin balas dendam pada Zaskia.

Saat Kesha sudah berjalan jauh dari tempat itu. Panji baru tersadar kalau keempat sahabatnya masih melongo memasang wajah cengonya.

"Sadar woe sadar." Ucap Panji sambil memukul pelan kepala mereka satu per satu.

"Njir, cantik banget calon bini gue." Celetuk Rangga.

"Mantan php gue tuh." Ucap Panji santai yang membuat keempat sahabatnya menatap kearah Panji.

"Pernah hampir pacaran."

🔲🔲🔲

Sementara itu, di Sma Gading. Killa dan ketiga sahabatnya seperti biasa hanya dikelas dengan ngerumpi tapi Killa hanya mendengarkan musik yang mengalun diearphonenya tanpa merspon gosipan yang ketiga sahabatnya itu bicarakan.

"La?" Panggil Rara sambil menatap tajam kearah Killa.

"Hmm." Balas Killa malas.

"Killaaaaaa." Rengek Rara sambil menarik earphone Killa.

Killa berdecak kesal. Karna Killa adalah tipe orang yang paling kesal jika kesenangannya diganggu. Entah dingganggu oleh siapapun itu.

"Apa sih Ra?" Tanya Killa malas.

"Nanti ikut yuk." Ajak Rara dengan ekspresi minta sumbangan, eh maksudnya minta dikasihani ding.

Killa mengernyit dan langsung menggeleng pasti.

"Kalo sama Panji aja mau. Masa sama kita nggak mau." Celetuk Linda sambil mencebikkan bibirnya.

Killa menautkan kedua alisnya. "Apasi? Enggak kali." Kilah Killa.

Linda mendegus kesal. "Tatas bilang, kak Vino pernah cerita sama temen-temennya kalau dia mergokin lo dibioskop sama Panji."

Killa diam. Ia tak bisa mengelak lagi. Killa menggerutu kesal. Betapa embarnya Vino, ini-itu selalu curhat.

"Haah? Seriusan Lin? Gue baru tau La kalo lo udah jalan sama Panji sampai nonton segala." Ucap Elvira terkejut.

"Anjir, gue baru tau. Kenapa lo nggak cerita dari dulu sih Lin?" Timpal Rara.

"Gue kira Killa mau cerita. Ya gue nggak mau mencampuri privasi orang deh." Ucap Linda.

Killa memutar bola mata malas. "Itu udah mencampuri kali Lin." Ucap Killa malas.

Sedangakan Linda malah terkekeh. "Abisnya lo pilih kasih sih. Jadi gimana? Mau kan?" Tanya Linda.

"Kemana?" Tanya Killa. Ia sudah terpojok jika ia menolak ajakan teman-temannya itu.

"Ketoko buku lagi." Ucap Elvira.

Killa membelalakkan matanya. Jika ia ketoko buku yang dulu, Killa bisa-bisa bertemu Panji lagi. Karna warkop tempat nongkrong Panji berda berseberangan dengan toko buku itu.

"G-gue---."

"Mau. Pokoknya nggak ada penolakan,daripada kita musuhin lo La. Karna lo nggak cerita kalau lo udah nonton sama Panji." Potong Rara pada ucapan Killa.

Killa mendegus kesal, karna menurutnya percuma jika ia menolak karna bisa-bisa ia dimusuhi beneran.

🔜🔜🔜

See you :)

Vomment yak

PakillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang