55➡ Pernikahan (end)

2K 93 35
                                    

Satu kata terucap, satu luka tertancap.

Panji & Killa

⚫⚫⚫

Setelah satu kata terucap dari penghulu dan seluruh saksi. Sepasang kekasih dengan mengenakan pakaian mewah bernuasa putih itu, sekarang tengah saling memasukkan sebuah cincin ke jari manis pasangannya.

Di mulai dari seorang pria paru baya namun masih terlihat tampan, yang kini memasukkan sebuah cincin berlapis berlian ke seorang wanita yang baru saja berstatus sah sebagai istrinya.

Setelah itu, sang penganti wanita bergantian memasukkan sebuah cincin yang sama dengan miliknya ke jari manis pria yang juga baru saja ber status menjadi suaminya itu.

Suara tepukan tangan terdengar riuh melihat moment romantis itu. Meskipun keduanya sudah berumur, namun wajah mereka masih awet muda. Jadi saat sang suami mencium kening istrinya, seluruh tamu undangan ikut merasakan moment romantis itu, bak sepasang kekasih yang masih remaja.

Namun tanpa ada yang menyadari, nampak sepasang remaja yang tengah tersenyum tipis dengan hati yang tersayat miris.

Mereka adalah Killa dan Panji. Mereka memang telah merelakan ikatan cintanya kandas dan berakhir menjadi ikatan saudara. Namun, mereka juga tak mau munafik jika hati mereka masih merasakan sedikit perih yang terasa amat membekas.

Panji dan Killa tidak duduk di tempat yang dekat. Killa duduk di barisan kursi sebelah kanan dengan sahabat-sahabatnya. Sedangakan Panji duduk di barisan kursi sebelah kiri dengan sahabat-sahabatnya juga.

"Strong girl." Ujar Elvira sambil memeluk bahu kiri Killa.

Killa tersenyum. Lalu bahu kanannya kini di peluk Rara, dan Linda memeluk Elvira.

Killa bahagia, karna meskipun ikatan cintanya kandas, namun ikatan persahabatannya tidak akan terlepas.

Sementara itu di tempat yang lain, Panji tengah tersenyum tipis dengan tangan yang di lipat di dadanya. Ia terlihat tenang, meskipun sebenarnya hatinya sedikit sesak.

"Strong man." Ujar Briyan sambil menepuk bahu Panji.

Panji tersenyum, lalu ia membalas menepuk bahu Briyan.

"Kalo nggak kuat percuma lah, tiap hari nge gym kok." Celetuk Rangga sambil memasang cengiran kudanya.

"Panji mah ke tempat gym cuma mau lihat body cewek-cewek yang pake tangtop doang kali." Ujar Gio sambil terkekeh.

Panji mendesah pelan, di saat kayak gini sahabat-sahabatnya ini masih sempat-sempatnya bercanda. Kemudian dengan cepat Panji langsung mengacak rambut klimis Rangga dan Gio.

"Otak gue nggak mesum kayak lo kali." Ujar Panji kemudian ia langsung tertawa.

"Mesum-mesum gitu udah punya pacar loh Pan." Ucap Jojo sambil memukul bahu Gio.

Gio tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal.

"Anjir? Seriusan? Sama siapa?" Tanya Rangga dengan semangat.

"Sahabatnya adiknya Panji." Ujar Jojo.

Keempat sekawan itu mengernyit bingung. Mereka berfikir, siapa adiknya Panji? Padahal selama ini Panji tidak punya adik.

"Otak kalian bobrok semua ya?" Jojo mendesah pelan, karena otak bobrok dan lemot keempat sahabatnya itu masih aja di simpen.

"Gue ng-- eh iya, Killa kan ya?" Ujar Panji sambil tersenyum kikuk.

Panji belum terbiasa dengan status barunya sebagai kakak tiri Killa, namun ia bertekad untuk membiasakan itu.

"Iya bego." Ujar Jojo kesal. Sementara ketiga sahabatnya yang lain hanya ber'oh'ria.

"Eh tapi yang mana? Sahabatnya Killa kan ada tiga, si Elvira, Linda, sama yang cerwet itu." Ujar Panji sambil berfikir.

"Yang terakhir." Ucap Jojo yang langsung membuat ketiga sahabatnya membelalakkan matanya tak percaya.

Dan sedetik kemudian mereka lanngsung memukul bahu Gio.

"Gila, lo cerewet dia juga cerewet. Pasangan yang cocok banget." Ucap Bryan sambil terkekeh.

"Cerewet, cerewet gitu dia pacar gue tau." Ucap Gio sambil mencebikkan bibirnya.

Kelima sekawan itupun langsung tertawa terbahak. Namun tiba-tiba terhenti saat sebuah suara yang lebih keras dari mereka terdengar.

"Untuk Killa dan Panji, silahkan untuk maju ke depan dan mengambil foto bersama."

Panji menegang, entahlah ia siap atau belum. Namun ia terpaksa harus siap sekarang.

"Cepet gih. Kita tunggu di meja sana aja, sambil makan-makan." Ujar Jojo sambil menepuk bahu Panji.

Panji tersenyum kemudian ia berdiri dan merapikan jas berwarna putihnya yang senada dengan warna busana milik kedua orang tua dan adik barunya.

Sementara itu, Killa masih terduduk tegang. Ia takut jika nanti saat ia di depan, ia malah tidak bisa terbiasa.

"Ayolah La. Lo pasti ikhlas." Ujar Rara sambil mengusap punggung telapak tangan Killa.

Killa tersenyum. Ia kemudian berdiri perlahan, dan matanya menangkap sosok Panji yang juga tengah berdiri di tempat duduknya.

Mata Panji dan Killa saling mengunci. Namun hal itu tak berselang lama, karna Killa langsung memutuskannya dan berjalan ke depan.

Killa mendesah pelan, kemudian ia melangkahkan kakinya untuk maju ke depan dengan posisi ia tepat di belakang tubuh tegap Panji.

"Anak-anaknya di tengah orang tuanya ya." Ujar seorang photographer.

Panji dan Killa berdiri di posisi bersebelahan. Tubuh Killa sedikit gemetar, namun ia memalsukan getaran itu dengan senyuman manisnya.

Namun tiba-tiba sebuah tangan melingkar di pinggang Killa, yang membuat Killa semakin menegang.

Killa melirik ke arah Panji, dan ternyata Panji tengah tersenyum manis ke arahnya.

"Jangan tegang adek."

✔✔✔

Tamat

Hwaaa
Sedih banget nih author
Soalnya harus berpisah dengan Panji ama Killa.

Tapi jangan berlarut-larut dalam kesedihan yee.
Soalnya author masih mau bikin epilog dan sequelnya nih.

Jadi jangan hapus dulu nih cerita di library kalian, biar dapet tau pemberitahuan lainnya.

Oiya, author juga ucapin banyak terima kasih karena udah mau mampir di cerita absurd author ini.
Udah kasih author vote juga comment. Dan bahkan udah ada mau follow author juga. 😊

Cium jauh dari istrinya Chanyeol dan Selingkuhannya bang Jefri Nichol😘

See you ^^

Find me on:

Ig: dilaa_april

Baca *REASON* kuy

PakillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang