32➡ Peduli

2.3K 120 1
                                    

Vino duduk dipinggir lapangan basket sambil memantul-mantulkan bola orange itu. Ia baru saja mendapatkan pesan dari Bastian, kalau Panji akan kerumah Killa sekarang. Namun, Vino mengurungkan niatnya untuk kesana, karna ia masih ada latihan baket dengan timnya.

Vino ingin sekali menemui Killa, agar Killa tidak berduaan dengan Panji saja. Namun Vino juga tidak bisa meninggalkan kewajibannya untuk berlatih basket, karna ia sebagai kapten dari tim basket Sma Gading ini.

Tak lama kemudian, Regal dan teman-teman tim basket Vino pun datang menghampiri Vino.

"Kok lo masih disini Vin?" Tanya Regal.

Vino berhenti memantul-mantulkan bola basketnya.

"Terus kemana? Gue disini mau latihan lah." Ucap Vino mencoba tenang.

"Loh, perasaan gue udah chat lo, kalo--."

"Yuk latihan. Sebentar lagi kepala sekolah mau liat kita latihan." Ucap Vino yang memotong perkataan Bastian.

Semua diam. Mereka merasa usahanya memperlambat Panjipun sia-sia karna Vino tidak kerumah Killa.

"Dito mana?" Tanya Vino karna dari semua orang disana tidak ada batang hidung Dito.

"Nganterin Keira, sepupunya." Ucap Bastian.

Vinopun mengangguk dan berjalan menuju ketengah lapangan yang langsung dibuntuti teman-temannya.

♦♦♦

Killa duduk disofa teras rumahnya sambil memegang sebuah buku lks. Ia berulang kali menatap arlojinya. Karna sudah hampir satu jam Panji tidak sampai juga. Padahal katanya tadi, Panji akan datang.

Killa kembali menatap arlojinya, dan Panji tak kunjung datang. Kemudian ia memilih untuk membuka-buka lks yang sedari tadi ia pegang itu. Killa membuka lembaran terakhir yang berisi gambaran harimau dengan seseorang wanita disampingnya yang membuat berbagai pertanyaan muncul diotak Killa.

Namun, tak lama kemudian terdengan suara motor yang berhenti digerbang rumah Killa yang tertutup dan dibukakan Satpam rumah Killa.

Dan turunlah Panji dari motornya. Killa memutar bola matanya malas saat Panji berjalan cepat menghampiri Killa.

"Sorry La. Gue tadi abis diker--."

"Gue nggak suka denger alasan." Potong Killa sambil menyerahkan lks yang sedari tadi ia pegang kepada Panji yang membuat Panji mengernyit. "Nih." Ucap Killa.

Panji mengambil sodoran lks itu secara perlahan.

"Lks lo?" Tanya Panji.

Killa menghela nafas panjang. "Itu lks lo. Mana lks gue?"

Panji melotot. "Jadi yang gue bawa lks lo?" Tanya Panji sambil membuka resleting tasnya.

Killa mengangguk. "Mana?"

"Bentar." Ucap Panji sambil mengobrak-abrik isi tasnya. Padahal ia hanya membawa satu buku saja, namun dalam tas nya ada 4 powerbank karna Panji hobi nge game dikelas.

"Ini?" Tanya Panji. Killa mengangguk lalu menyerobot lksnya dari pegangan Panji.

"Nggak ditawarin masuk nih La? Gue haus tau. Nggak kasihan apa?" Rengek Panji sambil memegangi lehernya.

Killa memutar bola matanya malas. "Duduk sini aja. Biar gue panggilin Bi Etik biar dibikinin minum." Ucap Killa sambil berjalan memasuki kedalam rumahnya. Sedangkan Panji duduk disofa teras rumah Killa seperti permintaan Killa.

Panji membuka lembar demi lembar lksnya. Dan ternyata lksnya sudah terisi penuh jawabannya dari soal-soal yang menurut Panji mematikan itu.

Tanpa sadar Panji tersenyum. "Ternyata dia peduli ya." Batin Panji.

PakillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang