25➡Bantuan Killa

2.2K 124 4
                                    

Panji dan ketiga sahabatnya hanya dapat mendegus kesal. Percuma mereka marah-marah ke Rangga. Karna pada kodratnya Rangga hanya memiliki otang setengah. Dan mungkin saja Rangga adalah kembarannya udang.

Setelah puas mereka memaki Rangga karna Rangga telah membuat Panji berdebat dengan Gio dan Bryan. Akhirnya Rangga hanya cengengesan sendiri dan memasang wajah tanpa dosanya.

Untung sahabat. Kalau bukan, mungkin udah dibuang kekali Ciliwung nih Rangga.

"Oke." Ucap Jojo sambil menghela nafas dalam. "Minta bantuan siapa sekarang?" Tanya Jojo. Mereka mencoba untuk serius lagi.

Rangga hendak mengambil suara. Namun langsung dibekap oleh Bryan.

"Jangan ngomong. Atau kita berempat bakal buang lo ke sungai Amazon." Ucap Bryan sambil melepaskan bekapannya dari mulut Rangga.

Rangga mencibir dan langsung duduk disofa sambil memainkan game diponselnya.

"Minta tolong Sri?" Tanya Gio.

Jojo menggeleng. "Dia udik. Bisa-bisa dia pingsan dideketin sama kita. Kita kan cogan." Ucap Jojo benar.

Sri adalah anak kelas sebelah. Ia berasal dari kampung. Tapi, ia sangat pintar. Selalu mendapat juara satu. Namun, sifatnya yang pemalu membuat ia jarang bergaul. Dan kalau dideketin sama cogan ia pasti akan pingsan karna penyakit ayan nya kambuh.

"Gue tau. Kalo Mawar gimana?" Ucap Bryan yang membuat teman-temannya menatap Bryan bingung.

"Mawar? Siapa? Anak baru?" Tanya Panji bingung. Karna ditelinganya sangat tida familiar dengan nama itu.

Bryan berdecak pelan. "Roseanne. Anak IPS 3. Dia kan juara kelas katanya" Ucap Bryan.

Jojo menoyor kepala Bryan pelan. "Rose itu cabe. Lo tau kan? Kalo liat Panji lagi main basket. Pasti dia ama geng cabenya langsung teriak-teriak alay gitu. Njir." Ucap Jojo jijik.

"Aish. Gak ada yang bener semua nih." Gerutu Panji.

Mereka diam untuk berfikir lagi. Namun sebuah suara yang membuat fikiran mereka kacau lagi.

"NJING, NGAPAIN NEMBAK GUE. MATI DAH GUE." Teriak Rangga karna ia kalah bermain perang-perangan diponselnya.

Panji, Jojo, Gio dan Bryan menatap Rangga dengan tatapan lapar. Lapar ingin memakan Rangga hidup-hidup.

Sedangkan Rangga masih belum sadar kalau ia sedang diperhatikan. Ia menaruh ponselnya, karna ia haus dan hendak mengambik jus mangganya. Namun, matanya membelalak saat melihat tatapan horor dari keempat sahabatnya.

Rangga menaikkkan satu alisnya.

"Kenapa? Gue nggak kasih saran lagi loh ya. Jadi jangan--." Ucapan Rangga belum selesai namun langsung mendapat dekapan dari Gio. Dan mereka berlimapun saling menindih Rangga.

"KALEAN BERAT NJING." Teriak Rangga karna ia ditindih oleh keempat sahabatnya.

"LO GAK USAH GANGGU KITA MIKIR KALAU LO GAK PUNYA IDE BAGUS." Teriak Panji karna ja berada dipaling atas.

"GUE PUNYA IDE. KILLAAAAAA." Teriak Rangga dengan nafas ngos-ngosan yang membuat teman-temannya diam.

Killa?

Kenapa gak kepikiran dari tadi?

Kemudian mereka semua duduk membuat Rangga masih terlentang mengambil nafas.

"Iya juga ya. Killa kan katanya juara kelas." Ucap Panji sambil mengambil kepala Rangga dan mengketekinya.

"Bau njing. Bau." Ucap Rangga yang berada diketek Panji.

"Killa IPA apa IPS?" Tanya Jojo.

Mereka diam.

"Chat Nji. Tanya." Ucap Gio.

"Telfon aja." Ucap Bryan.

Panji melepaskan Rangga agar bisa Rangga bernafas lega. Kemudian Panji mengambil ponselnya dimeja.

Killa calling.......

*tut*

Kelima sahabat itu diam. Hening. Menunggu apakah Killa mau menjawab telfon Panji.

*tut*

"Apa?" Suara Killa dari sambungan telefonnya.

Mereka dapat bernafas lega saat mendengar suara Killa.

"Lagi apa?" Ucap Panji basa-basi.

Terdengar Killa sedang mendegus. "Gue sibuk. Kalo cuma mau nanya itu, gue matiin aja nih telfon." Ancam Killa.

"Eh, jangan dong, jangan. Oke, gue to the point ya." Ucap Panji sambil menarik nafas panjang. "Lo anak IPA apa IPS?"

"Kenapa emang?"

"Tanya doang elah." Ucap Panji.

"Ips."

"YEEEESSSS." Teriak lega dari keempat sahabat Panji yang sedang menunggu itu dari tadi.

"Apaan tuh teriak-teriak?" Tanya Killa.

Panji menaruh jari telunjuknya kebibirnya. Mengisyaratkan agar keempat sahabatnya itu untuk diam.

"Kucing. Hehe." Kilah Panji.

"Udah? Mau tanya itu aja? Gue matiin ya?" Tanya Killa.

"Eeh- tunggu dong." Ucap Panji.

"Mau tanya apa lagi?"

"Gue mau minta tolong nih. Mau ya? Mau dong."

"Apa lagi Panji?" Tanya Killa super kesal.

"Ajarin gue ekonomi ya. Gue ada tugas nih." Ucap Panji.

Killa berdecak. Ia sudah mengira. Kalau Panji pasti ada maunya. Makanya ia menelefon.

"Nggak bisa. Gue sibuk." Ucap Killa.

"Pliss dong La. Lo nggak kasihan apa? Gue bisa di DO loh. Kasihani gue dong La." Rengek Panji.

Killa menghela nafas panjang.

"Yaudah iya."

"AKHIRNYAAAAA." Teriak keempat sahabat Panji lagi.

"Lo dimana sih? Berisik banget." Ucap Killa.

Panji mengisyaratkan agar mereka diam lagi. Dan pasti saja. Rangga lah yang menjadi sasaran jitakan oleh teman-temannya.

"Ehm. Dirumah lah. Gue kan anak rumahan. Kalau gitu nanti jam 7 gue kerumah ya." Ucap Panji.

"Hmm."

*tut tut tut*

Panji menghempaskan tubuhnya dilantai. Ia dapat bernafas lega sekarang.

"Sambil menyelam minum air lo. Sekalian apel juga tuh." Celetuk Gio.

Panji terkekeh. "Yoi."

"Gue ikut ya Nji." Ucap Rangga yang mendapat pelototan dari Keempat sahabatnya.

"Sekalian belajar. Biar kita pinter juga. Kita kan selalu jadi bahan omelan pak Joko. Kalau kita pinter, pasti pak Joko bakal hormatin kita." Jelas Rangga yang memdapat senyum dari Gio, Jojo, dan Bryan. Sedangkan Panji menepuk keningnya pelan.

"Ya Nji." Ucap Rangga, Jojo, Gio dan Bryan bebarengan.

"Gagal apel." Batin Panji kesal.

🔜🔜🔜🔜

Jangan lupa vomment.....

Update cepet nih. Hehe
Semoga kalian suka yak :))

See you :))

PakillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang