Teettt, bel sekolah berbunyi, aku dan Octa bergegas menuju kelas kami masing-masing.
"Gua masuk kelas dulu ya Kay"
"Ya Taa, nanti pulang sekolah temenin aku di lantai 2"
"Siaap"
Aku berjalan menuju kelas. Aku memulai langkahku dengan sangat cepat. Di saat melewati tempat dimana Kina dan geng nya berkumpul aku merasa lega. Huuftt, aku menghela nafas mengetahui Kina tidak berada di tempat itu.
♧♡♧
Today lesson has completed, tulalit tulalit.Aku merapikan buku, dan berjalan menuju kelas Octa.
"Taa ayo buruan.."
"Iya bentar, eh btw ntar gua ngintip di belakang tembok ya, kan nggak enak kalo gua jadi pengganggu kalian"
"Iyaaa"
Aku dan Octa berjalan menuju lantai dua. Jantungku semakin berdegup kencang, suasana lantai dua yang sepi membuatku wajahku memerah.
"Kay, gua nunggu di sini" ujar Octa berbisik-bisik di balik sebuah tembok.
"Iyaa boshhquh" jawabku.
Langkah kaki terdengar semakin dekat, aku menengok kebawah. Betapa terkejutnya aku. Aku melihat Elios dengan tas hitamnya menaiki tangga. Jantungku sekarang rasanya seperti mau copot, bahkan badan ku ikut bergetar karena degup jantungku yang sangat cepat.
"Wuaa, jangan - jangan Elios beneran nih" batinku dalam hati sambil tersenyum sendiri.
Kini aku dan Elios sudah berdiri berhadapan.
"Hai Kay," sapa Elios
"O-ha-hai" jawabku terbata-bata.
"Hai Kay" sapa Arka yang tiba-tiba datang dan berdiri diantara aku dan Elios.
"Ini orang ngapain sih.. ngganggu aja" batinku.
"Oh-em ada apa Ka?" Tanya ku.
"Emmm a-aku" jawab Arka.
"Bentar-bentar, jadi kamu yang ngasih aku surat ini?" Ujarku sembari menunjukkan surat pink.
"Bu-bukan kok, aku kesini cuma mau ngembaliin topi kamu yang jatoh kemarin di mall" kata Arka sambil menyodorkan topi snapback hitam ku.
"A-oh makasih, kukira topi ku udah diambil sama orang lain Ka, makasih banget.."
"Oh jadi kemarin kalian ke mall bareng ya? Kok nggak ngajak aku sih" tanya Elios, berjalan mendekati aku dan Arka.
"Whuaat si Kayra beduaan sama Arka di mall?" Gumam Octa terkejut (dibalik tembok)
"Bukan kak" jawabku dan Arka serentak.
"Kemarin kayaknya kamu bilang surat pink deh Ka?" Tanya ku kepada Octa.
"Oh-itu, a-aku cuma mau nawarin surat pintaopp"
"Hah? Surat pintaopp??" Ujarku kebingungan
"Iyaa~ surat pecinta oppa-oppa" (censor beep -_-)
"Ohh gituu"
"Iya hehehe, yaudah Kay, Kak El aku pulang dulu ya"
"Iyaa, hati-hati itu entah siapa namanya.." sahut Elios.
Kini suasana kembali menjadi dingin lagi, aku dan Elios saling bertatap-tatapan.
"Emm kak?, jadi kakak yang ngasih surat ini ya?" Tanyaku malu-malu
"Emm.."
Aku menunduk dan berharap bahwa Elios yang memberi surat itu.
"NGGAK TUH? SURAT APAAN SIH?" Jawab Elios penuh keyakinan. (Sadiiss, g tega w)
"A-APA?? trus surat ini dari siapa dong?" Jawabku terkejut dan kebingungan.
"Ya aku nggak tau Kay.."
" O-oh.. Trus kak Elios datang kesini mau ngapain?"
"Yah, aku tadi liat kamu kesini sama Octa, mau ngajakin pulang bareng, yaudah pulang yuk.." ajak Elios sambil tersenyum.
"A-eh yaudah deh, pulang kemana? Iya pulang kerumah" jawabku dengan muka datar dan lesu.
Aku dan Elios berjalan menuju halte. Wajah bahagiaku sekarang tergantikan wajah yang sangat muram. Tubuhku bak dikelilingi aura negatif sementara Elios dikelilingi aura ceria yang berkarismatik. Langkahku terasa sangat berat.
Di tengah perjalanan menuju halte..."Btw Octa dimana Kay"
"Oh iya aku lupa Octa.. Maapin aku Octaaaaa"
Aku berlari kembali ke sekolah, dan Octa dengan wajah kesal nya terengah-engah mengejar aku dan Elios.
"Tungguin gua cok" terdengar suara Octa dari kejauhan.
"Aduh kak, gimana nih.." aku mengentikan langkahku dan bertanya ke Elios.
"Udah santai aja, palingan Octa nggak marah, yuk ke Octa" ujar Elios sembari menarik tanganku.