Pelajaran terasa sangat membosankan, apalagi dengan mata yang bengkak karena menangis, mau melek pun rasanya berat sekali.
***
"Today lesson has completed" akhirnya suara tante-tante pengisi suara ngomong lagi(udah nggak mbak-mbak lagi, soalnya dah tambah tua)
Hufftt, aku menghela napas dan merasa agak lega karena pelajaran hari ini sudah selesai. Aku segera keluar dari kelas dan menghampiri Octa.
"Mata lu kenapa Kay? Kek yang nyanyi tutup lapak emang cincaii harga santai kagak lebay (logat tutup lapak) whahaha" ujar Octa sambil tertawa lepas.
"Aisshh, jahaat~" jawabku sembari merengek.
"Eh tapi mata lu kenapa sih?"
"Ah ini tadi mataku digigit semut, jadi gini deh~"
"Dua duanya?" Tanya Octa
"I~yaa, jadi gini. Tadi aku liat ada satu semut di mejaku terus aku taburi gula (kebetulan pas bawa gula), lha si semut itu pergi ngabarin temen-temennya kalo ada gula di mejaku, waktu si semut itu pergi, aku sengaja bersihin gula yang aku taburin tadi, biar semut itu dikira pembohong sama temen-temennya." (Ngerti kan? Nggak ngerti yaudah) Jelas ku kepada Octa.
"Trus trus??" Tanya octa penasaran.
"Eh si semut nggak trima trus dia gigit kelopak mataku deh" jawabku.
"Ohh, gitu??"
"Iyaa~"
"Ooh Trus lu kira gua percaya sama ocehan lu tadi? Lu kalo lagi bohong keliatan banget Kay.." ucap Octa.
"Hehehe..." jawabku hanya tersenyum kecil.
"Jujur.. mata lu kenapa Kay??"
"Ngga papa kok..."
"Halah bo--"
"Si Elios dimana sih? Biasanya dia ngampirin aku dulu" kata ku memotong pembicaraan Octa.
"Nggak tau tuh, tumben..."
"Kayaknya ada ekskul deh, pulang duluan aja yuk" ujarku kepada Octa sambil berjalan menjauhi Octa.
"Ehmm kaya ada yang lupa.. Oh iya... Kayy, mata lu kenapa begooo, tungguin guaa" teriak Octa dari kejauhan sambil berlari mengejarku.
"Hahahaha, ngga papaaa Taa" jawabku sambil berteriak.
^Sebenarnya aku ingin memberitahu Octa, tapi aku takut aku akan merepotkan Octa, aku tau Octa orangnya pemarah sama orang yang jahat sama aku, jadi kalo dia tau kalo Kina jahat sama aku... Whoaa, nggak bisa kubayangkan Kina akan jadi apa, mungkin jadi adonan kue mochi , wekekekek.^ benakku sambil tersenyum senyum sendiri.
Berkat Octa, aku sedikit melupakan kejadian tadi pagi. Octa memang sahabat terbaikku.
Akhirnya bis pun datang, kami duduk bersebelahan. Sepanjang perjalanan Octa menanyakan alasan tentang mataku yang bengkak tetapi aku hanya menjawab dengan singkat dan cuek.
"Kay, daritadi gua cape lho.. Nanya ke lu sampe mulut gua bebusa eh lu nya jawab sepatah kata doang. Cape Kay.. Capee"
"Lah tadi kan udah aku bilangin kalo mataku di gigit semut~"
"Kaaayyy.." geram Octa
"Eh udah sampe nih, aku pulang dulu yaa.." jawabku ngeles.
"Ihhh Kaayraa" ujar Octa kesal.
Aku hanya tersenyum dan berjalan menuju pintu bus.
"Kiri pak" ucapku kepada supir bis.
"Nggak kanan aja dek?" Kata supir bis itu.
"Nggak pak kiri aja"
"Oke" jawab supir bis.
"Bye-bye Taa, jumpa besok" ucapku kepada Octa.
Wajah Octa terlihat sangat kesal..