Dua Puluh Dua (22)

1.5K 63 3
                                    

DEG, aku menghentikan langkahku dan menoleh ke arah Arka tetapi ia sudah menghilang. Aku mendengar Arka berbicara tentang surat pink.

"Surat pink? Apa mungkin Arka yang mengirim surat itu? Atau bisa aja aku salah dengar...  tau ah gelap" batinku.

Aku kembali berjalan sambil terus memikirkan hal itu.

"Tapi kayaknya nggak mungkin deh..."  gumamku.

Terlihat mamaku membawa sebotol jus mangga melambai-lambaikan tangannya ke arahku. Aku segera menghampirinya.

"Sini Kay, mama beliin minum nih.." ujar mamaku.

"Ah iya mah makasih.." jawabku

"Yuk lanjut ke pantai " sahut papaku.

Kami kembali menuju mobil dan melanjutkan perjalanan ke pantai. Aku duduk di belakang sembari melihat ke arah jendela. Aku melepas karet kucirku dan mengurai rambutku. Semilir angin yang masuk melalui jendela membuatku merasa tenang, apalagi dengan mendengarkan lagu lama dari DVD mobil. Aku mengantuk dan memejamkan mata.

Baru 3 detik aku memejamkan mata, aku teringat seperti ada sesuatu yang tertinggal.

"Eh topiku mana ??!!" Teriakku terkejut dan langsung membuka mata.

"Ada apa Kay??" Tanya papaku heran.

"Papa liat topi ku nggak?"

"Nggak tuh" jawab papa singkat.

"Mama liat topi ku??" Tanya ku lagi.

"Nggak Kay, emang terakhir kamu taruh mana??"

"Emm.... tadi..." aku coba mengingat-ingat kejadian di mall.

"Dimana??"

"Oh iyaa !! Tadi topiku jatuh barengan sama tas yang ada di mall, gimana nih mah?"

"Ya mau gimana?"

"Haah.. itu kan limited edison mah"

"Yaa yang dapet topimu bejo Kay.." canda papaku.

"Pah.. itu topi kesayangan aku.. huhuhu"

"Beli lagi kan bisa Kay.."

"Nggak punya uang mah.."

"Ya nabung lah.."

"Hmmm, yaudaah deeh..". Ujarku dengan muka yang  cemberut.

Aku kembali memejamkan mata. Selama perjalanan aku tidur dengan sangat nyenyak.

***

"Kay bangun Kay udah sampe nih" ujar mamaku sembari menggoyang-goyangkan tubuhku.

"Hoaamm, iyaa.." jawabku sambil mencoba untuk membuka mata.

Silaunya matahari membuatku enggan untuk membuka mata dan kembali tidur.

"Kay.. kok malah tidur lagi sih.."

"Masih ngantuk mah..." jawabku dengan malas dan mata masih tertutup.

"Yaudah, kamu disini aja jagain mobil, papa sama mama mau berenang di pantai...." ujar mamaku.

"Emmm, jangaan, tungguin aku mahh.."

"Makanya bangun gih.."

Aku berjalan dengan langkah yang sangat berat dan mata yang hanya membuka sedikit. Di pinggir pantai, aku merasakan angin pantai yang sejuk membuai tubuhku dan cahaya matahari yang memantul pada air pantai seperti memaksaku untuk membuka mata lebar-lebar.

"Whoaa, perfect view.."  gumamku terkagum-kagum melihat pemandangan yang indah..

Ombak yang berkejar-kejaran, lazuardi yang cerah, dan pasir putih yang halus serta semburat air pantai membuatku ingin melupakan masalahku sejenak dan menikmati air pantai yang dingin.

---

Tak terasa, matahari mulai tenggelam, lazuardi yang cerah kini berganti menjadi agak gelap. Aku berjalan menghampiri orang tuaku yang sedang bersantai di pinggir pantai.

WHY ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang