Setelah selesai makan kami pulang, saat itu kira-kira pukul 21.30.
Lalu lintas yang ramai lancar pada malam hari membuat mataku tak sanggup untuk terbuka sehingga aku memejamkan mata ku dan tertidur.Sesampainya di rumah, aku langsung menuju ke kamar dan menjatuhkan tubuhku ke ranjang. Aku tidur dengan sangat nyenyak.
☆☆☆
Matahari mulai menampakkan sinarnya, ayam berkokok lagi, kicauan burung mulai terdengar, dan aku bangun untuk mandi, sarapan dan lain-lain.
Aku berpamitan kepada mama, karena papa sudah berangkat bekerja pagi-pagi buta tadi.
"Mama, aku berangkat dulu yaa"
"Ya hati-hati, jangan pulang sore-sore" pesan mamaku.
Aku berjalan menuju halte.
"Akhirnya bisa berangkat pagi seperti biasa" batinku dalam hati.
Bis sudah berhenti didepanku dan aku menaikinya, biasanya sapaan Octa yang membuatku lebih semangat. Tetapi Octa hanya terdiam dan menyenderkan kepalanya di jendela bis. Mungkin Octa masih marah karena aku tidak memberitahu alasan mengapa mataku bengkak.
"Hai Octa.." sapa ku sembari duduk di sebelah Octa.
Octa mengacuhkanku tetapi aku terus mencoba untuk berbicara dengannya.
"Octaa... masih marah ya?" Tanya ku
"Hmm"jawab Octa singkat.
"Yaah kok masih marah sih.. padahal aku mau bilang sesuatu.." ujarku dengan nada tinggi.
"Cihh" kata Octa.
"Belum ada yang aku beri tau lhoo, kalau Octa mau berarti Octa yang pertama tau.."
"Apa apa ??...E-ehh nggak jadi.. gua masih marah" jawab octa dengan muka penasaran, tetapi karena harga dirinya :v ia kembali marah.
"Yang bener.... ntar nyesel lhoo kalo nggak mau denger ceritaku.."
"Hih.. ck" decak Octa.
"Yaudah deh kalo emang nggak mau tau.. biarlah jadi sebuah rahasia aja"
"Aargghh, yaudah deh apa?? Mau kasih tau apa?!!" Tanya Octa penasaran.
"Katanya masih marah" ucapku.
"Yaudah ga jadi.." jawab Octa marah lagi.
"Eh iya jangan marah lagiii, aku cuma bercandaa, hehehe peace"
"Cepetan mau bilang apa??!"
"Heemm?? Kamu bilang dulu kalo udah nggak marah sama aku, dengan ketulusan hati"
"Iyaaaa, gua udah ga marah lagi sama lu Kay, Kayra yang cantik, baik, ramah, jujur, bertanggung jawab, bego, pendiem, nggak tau malu, makan banyak tapi nggak gemuk, jones melulu" puji Octa, sangat sangat memuji.
"Hahaha, kalo kamu mah ngledek Ta -,-" geramku sambil tertawa jahat.
"Wkwkwkwkw, udah ah, tadi katanya mau cerita, cerita apa sih?"
"Jadi... aku dikasih surat ini.. bentar.." ujar ku sembari mencari-cari surat pink di tas.
"Apa sih??"
"Nih baca.." aku menyodorkan sebuah surat pink kepada Octa.
Octa membaca surat itu dan bertanya kepada ku.
"Wihh, dari siapa nih Kay?" Tanya Octa.
"Lha ituu, aku nggak tau Ta"
"Yang ngasih ini kapan?"
"Nggak tau, pas aku ambil buku, eh ni kertas jatoh terus aku ambil deh. Aku pikir kayaknya hari Jumat kemaren yang ngasih ke tas aku deh soalnya ini tulisannya besok kan?, ya kali kalo ngasihnya Sabtu berarti hari Minggu ke sekolah gituu.." jelas ku.
"Emm, iya juga sih.."
Aku mengangguk angguk,
"Eh iya, waktu Sabtu kemarin kita pulang tanpa Elios kan??"
"I-iya"
"Jangan-jangan si Elios udah nungguin lu di lantai dua Kay.."
"Iya ya.. " jawabku sembari mengangguk-angguk.
"Wueehh masa si Elios Ta.. aduh jadi malu" ujarku terkejut .
"Eiihh, coba nanti lu ke lante 2, bisa aja orang gila yang ngasih ituu..." ejek Octa.
"Weiihh, jahaat"