UKK hari pertama
Hari ini aku diantar papa dengan mobil sedan tuanya yang berwarna hitam. Aku berjalan memasuki sekolah. Aku berhenti di depan pintu sekolah, tidak ada satupun orang kecuali aku dan ayahku yang sudah menancap gas dan bergegas pergi. Aku melihat jam tanganku, dan benar ini masih pagi."Oh mungkin, aku kepagian kali ya? Haha aku mah rajin orangnya nggak kaya lainnya," batinku sambil tersenyum sinis dan menyibakkan rambut yang ku-kuncir satu.
Aku kembali berjalan dengan penuh percaya diri sembari membawa satu buku pelajaran di tangan kananku.Langkahku terhenti dan Mataku membelalak melihat pemandangan sekolah yang tak seperti biasanya. Aku melihat murid-murid lainnya duduk berderet di galeri sekolah dengan buku dihadapannya. Seketika buku yang ku bawa jatuh. Mataku masih membulat melihat teman-teman yang kukira masih belum berangkat ke-sekolah.
"O-octa?!" Kini aku benar-benar terkejut. Octa yang biasanya seperti cacing alaska yang sedang berhibernasi, yang kerjaannya di kamar nyemil sambil nge-stalking cowok-cowok ganteng. Sekarang ia duduk manis diantara teman-teman lainnya dan wajahnya terlihat alim seperti tanpa ada dosa satupun.
Mungkin menurutku waktu test itu waktunya khilaf. Anak yang biasanya telat sekolah dan jarang belajar menjadi rajin sampai-sampai berangkat ke sekolah saat sekolah belum buka.
Students, please enter the classroom, pengisi suara itu mulai berbunyi lagi. Aku mengambil buku yang masih tergeletak sia-sia dilantai. Aku berjalan memasuki ruang kelas dengan perasaan terkejut yang tak kunjung hilang.
Aku set my mind, mencoba memfokuskan diri untuk mengerjakan soal dengan teliti sambil memukul-mukul kepalaku menggunakan tangam. Waktu semakin berlalu, hingga akhirnya aku telah menyelesaikan semua soal dan berharap mendapatkan nilai yang baik. Aku menghembuskan nafas dan melihat ke luar jendela, di balik rindangnya pohon pinus alih-alih menatap soal UKK. Aku melihat Elios berjalan membawa map yang berisi kertas. Wajahnya yang tampan membuat mataku tak bisa berkedip.
Tok-tok ,Elios memasuki kelas dimana aku mengerjakan soal. Aku sedikit terkejut. Karena tiba-tiba Elios masuk ke kelasku
Dengan segera aku memalingkan wajahku, aku berpura-pura mengerjakan soal yang ada didepanku. Jari-jari tanganku ku rentangkan selebar mungin agar bisa menutupi wajahku dari pandangan Elios.Namun malangnya, Elios berdiri di depan ku. Persis didepanku.
Elios menunggu map kembali kepadanya, matanya bergerak melihat sekitar kelasku. Menyadari dia melakukan itu, aku semakin menundukkan wajahku.Aku mencoba menyibukkan diri dengan mencoret-coret lembar soal pada bagian kosong.Tetapi pandangan Elios berhenti didepanku.
"Kayra?" Panggil Elios dengan suara lirih takut mengganggu murid lainnya.
Aku berpura tidak mendengar panggilan Elios.Keringat mulai mengucur membasahi wajahku.
"Kay-kayra?" Panggil Elios lagi sambil mengengetuk mejaku.
Alih-alih merasa tidak enak akan panggilan Elios, dengan gugup dan jantung yang sedikit berdebar aku mulai menengadahkan wajahku. Mataku membulat dan wajahku tambah memerah.Jantungku berdegup tidak karuan. Elios kini tepat berada di depanku. Mungkin hanya berjarak 15cm.
"O-oh kak El, a-ada apa?" Jawabku dengan terbata-bata dengan mata yang masih membulat sebesar biji mangga.
Namun, guru memanggil Elios dan mengembalikan map yang dibawa oleh Elios. Ia berpaling dariku tanpa menjawab pertanyaanku dan menoleh kearahku yang masih melongo dengan wajah merah. Saat dia memegang gagang pintu,tiba-tiba ia menoleh kearahku. Aku pun begitu. Mata kita bertemu.
"Semangat Kay!" Ujarnya dengan suara lirih sambil mengepalkan tangannya dan menatapku dengan penuh senyum.
Aku terkejut. Rasanya seperti ada nyamuk yang menggigit batang tenggorokanku sehingga tak bisa membuatku berhenti batuk. Wajahku yang memerah kian memerah lagi. Murid-murid yang sedang fokus mengerjakan soal menjadi menatapku dengan wajah yang kesal.
"Kalau setiap hari tes, Elios datang bawa map terus, bisa mati aku kena pukul teman-teman" batinku sambil mengernyitkan dahi dan memukul-mukul kepalaku menggunakan pensil yang ada di genggamanku.
×××
Aku berjalan menghampiri Kayra yang ruang tesnya tepat disebelahku. Kami berjalan keluar sekolah menuju halte bus. Suasana siang yang sangat dingin disertai hujan rintik-rintik membuatku dan Octa agak berlari agar rambut kita tidak kebasahan.
Aku dan Octa memasuki bus. Ia duduk tepat di sampingku.
"Ta, tau nggak? Tadi a-" ujarku, namun Octa memotongnya.
"Nggak." Tukasnya dengan wajah acuh tak acuh.
"Iihh, dengerin dulu dong," jawabku agak kesal. Sambil mendorong bahu Octa.
"Iya-iya.." kata Octa sambil tersenyum kecil.
"Tadi, Elios datang ke kelas aku. Trus dia kasih aku semangat gitu,"
"Terus-terus,"
"Ya.. kalo orang ganteng bebas kan.. Mukanya bikin aku batuk sampe diliatin teman sekelas,"
"Hahaha," Octa memaksakan dirinya untuk tertawa mendengar perkataanku.
"Eh ta, BTW tadi kamu kok rajin gitu sih nggak kayak biasanya? Biasanya kamu kan males, kerjaannya nonton drama Korea, nge-stalking cowo-cowo ganteng, ngedengerin K-POP padahal nggak tau artinya. Nyemil keripik dikamar sampai habis satu lusin, terus--"
"Hussh-husshh, apal banget si ni orang sama dosa-dosa gua. Heii Kayra, emang seseorang nggak boleh berubah??!"
"Ya boleh sih, tapi kok aneh gitu ya?"
"Udah ah, gua mau tidur" ujar Octa sambil memalingkan wajahnya dari ku. Aku masih terdiam menatap Octa dan berpikir kenapa dia bisa jadi berubah seperti itu.
"Ahh, tau ah," kataku, menyerah memikirkan perubahan Octa yang super-duper aneh.