Tujuh Belas (17)

1.6K 70 0
                                    

Aku turun dari bis kemudian menoleh ke arah Octa dan melambai-lambaikan tanganku ke arah Octa sambil tersenyum lebar, namun Octa hanya menatap dengan tatapan yang semu. Aku pun segera menurunkan tanganku dan memasang muka bersalah.

Aku berjalan menuju rumahku, memasukkan tanganku didalam saku rok dan menendang segala benda yang ada didepanku. Aku merasa bingung dan merasa agak takut setelah kejadian di sekolah tadi.

---

Sesampainya dirumah aku disambut hangat oleh keluargaku yang sedang mampir dirumahku.

"Eh Kayra udah pulang" sapa tanteku.

"Wah Kayra udah gede ya" kata tanteku yang lain.

Aku tersenyum kemudian menyalami mereka. Suasana terasa begitu harmonis sebelum saudara sepupuku yang bernama Delon datang.

"Hai om tante.." sapa Delon

Saat aku melihat Delon, wajahku berubah menjadi kesal.

"Haii Lon, kok baru dateng?" Tanya mamaku

"Iya nih tan, tadi ada urusan sebentar" jawab Delon

Delon berjalan menuju tempat duduk. Lalu aku pun menyapanya dengan terpaksa.

"Hai Delon"

Tetapi Delon hanya melewatiku begitu saja.

"Kalo ada orang yang nyapa bales dong" gumamku dengan wajah yang marah.

"Mah ini siapa sih, tiba-tiba ngomong ngomong sendiri kaya orang gila" ujar Delon.

"Hussh Delon nggak boleh begitu dong, itu kan sepupu kamu" jawab tanteku yang merupakan mamanya Delon

"Ahh, pantesan nggak kukenal mukanya dekil kek monyet keinjek gajah" kata Delon mengejek ku.

"Deloonn, jangan gitu dong," ucap mama Delon sembari menjewer telinganya.

"A-a-a iya mah maaf" jawab Delon.

Suasana diruang tamu menjadi ricuh karena adanya Delon, diiringi gelak tawa om dan tanteku yang melihat tingkah laku Delon yang kekanak-kanakan.

Sedari dulu, Delon memang cuek terhadapku, dia bersikap seolah-olah aku tidak ada. Tetapi di saat aku kesulitan Delon lah yang pertama datang membantu. Jadi aku berusaha untuk bersikap baik padanya.

---

Aku berjalan menuju kamarku, aku pun meletakkan badanku di kasur dan menghela nafas.

"Hufft, akhirnya sampe rumah juga. Kayaknya besok nggak ada tugas deh bebass, bisa tidur awal.."

Tririring, bunyi hpku. Sontak aku langsung membuka hp dan melihat pesan yang masuk di grup kelasku.

"Aisshh, sialann" kataku kesal, pasalnya ada setumpuk pr yang harus dikumpulkan besok.
Aku pun segera menuju meja belajarku. Aku mengambil tas dan membukanya lalu mengeluarkan sebuah buku. Selembar kertas kecil berwarna pink jatuh dari tasku. Aku langsung mengambilnya.

Isi surat :

Kay, besok sepulang sekolah datang ke lantai 2 sekolah kita. Aku mau bilang sesuatu.

Surat pink berisi tulisan tangan yang indah berhiaskan gambar hati di sisi-sisinya membuat jantungku berdegup kencang.

"Aaak, jangan-jangan dari kak Elios.. waaa" gumamku senang.

Tiba-tiba Delon masuk kekamarku tanpa mengetuk pintu. Segera aku menyembunyikan surat itu di tanganku.

"Oh hai Lon" sapaku

"Hmmm ya." Jawab Delon cuek.

"Ada apa Lon? Kok tiba-tiba masuk kekamarku?" Tanyaku sambil mencoba untuk tersenyum dan menyembunyikan kertas itu dengan erat di genggaman tanganku.

"Emm, itu yang ada di tangan mu apa? " tanya Delon dengan muka tanpa ekspresi.

WHY ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang