42

1K 46 3
                                    

"Arka!!" Aku berteriak sekeras mungkin berharap Arka mendengarnya dan menghampiriku.
Murid-murid dan guru les menatapku dengan heran dan penuh tanya. Apalagi penampilanku yang sudah kusut sambil membawa bunga yang warnanya sudah mulai menghitam. Mereka seperti berkata dalam hati :

"Astagaa, Arka berani-beraninya beli bunga di pedagang perempatan kaga bayar"
"Tak habis pikir, Arka bermain dengan orang-orang di perempatan jalan"
"Apa jangan-jangan Arka bantuin mereka jualan?"
"Arka muka lo ganteng, kok mau ngelakuin kayak gitu sih"

Mereka seperti ber-telepati satu sama lain. Telepati mereka buyar melihat Arka dengan rambut pirangnya berlari menghampiri perempuan kusem seperti aku. Arka sangat terkejut melihatku. Ia segera menghampiriku yang sudah lemah berdiri di depan pintu.

"Kayra? Kamu ngapain?" Ia bertanya dengan wajah heran dan penasarannya.
"Ka, sorry aku nggak suka sama kamu" ujarku penuh percaya diri sembari mengembalikan boquet bunga yang sebenarnya sudah bukan boquet lagi, karena bunganya hanya tersisa satu. Yang lainnya entah jatuh di jalan atau tak sengaja kumakan karena lapar selama mencari Arka.
"Kay, aku kan sudah bilang kamu bisa pertimbangkan lagi?" Elak Arka.
"Ya! Aku udah pertimbangin matang-matang, dan kalau kamu tahu. Aku suka dengan kak Elios"
"Apa?!, kak Elios?"
"Ya, sekali lagi aku minta maaf Ka"
"Tapi Kay"
"Maafin aku Ka," kataku sambil berjalan menjauh dari Arka.

Arka seakan tak bisa menerima kenyataan ini. Ia mencoba menggapaiku namun apa daya tangan tak sampai?. Ia menyender di tembok dengan lemas. Bunga yang kukembalikan ia genggam erat-erat. Sebenarnya susah ya, nolak laki-laki berwajah imut seperti anggota boyband Korea. Tapi kalau tidak suka, apa harus dipaksakan? Ntar sakit loh. Teman-teman lesnya yang sangat-sangat terkejut mendengar perkataanku menghampiri Arka yang sudah terkulai lemas di tembok. Mereka sangat kasihan dengan Arka dan mencoba menghibur Arka.

"Ka, yang sabar ya, mendingan sama gua aja deh Ka"
"Arka, jahat banget sih tu cewek permpatan"
"Ka, sama gua aja Ka, gua ada selama lo butuh Ka"
"Mendingan sama gua Ka, daripada sama dia"

Sebenarnya mereka menghibur Arka, tapi lebih kelihatan kalau mereka menyudutkan ku sih.

"Udah anak-anak kembali ke meja kalian!" Ujar guru les Arka yang pipinya terlihat basah karena air mata yang menetes. Ternyata ia menangis melihat laki-laki setampan Arka ditolak dengan cewek perempatan. Kok perempatan sih? Plak,. Cewek super canss  seperti aku.

Aku berjalan dengan menyeret kakiku. Terasa lega setelah mengungkapkan semuanya ke Arka. Baik-baik seperti ini. Daripada harus memendam dan tidak berani mengatakan. "Okelah, sekarang pulang ajaa," aku berlalu dengan baju sekolah yang mulai keluar dari rok. Terlihat sangat berantakan.

Saat berjalan ingatan-ingatan kecil pasal kertas yang ada ditas Elios muncul lagi. Kertas Elios, mungkin benar-benar Elios yang mengirimkan surat itu. Mungkin. Mungkin iya mungkin tidak. Menurut pendapatku lebih ke 80% tidak sih. Sisanya 19% ragu-ragu dan 1% nya iya. Fix nggak mungkin kalau Elios yang mengirim surat itu. Mungkin aku kebanyakan nonton drama deh, jadi kebanyakan ngayal-ngayal sendiri. Tapi dipikir-pikir Arka tampan juga ya? Plak(ii) "Sadar woi sadar".

**
Haii pembaca setia MLMK terimakasih banyak atas partisipasi kalian membaca cerita author ya.
Dan juga author minta maaf, untuk 3/4 hari kedepan tidak akan update dulu. Karena author ada acara sekolah dan tidak diperbolehkan membawa hp.
Jadi.. jangan bosen-bosen baca cerita MLMK yaa. Dan baca juga cerita author yang satunya lagi "NOT LOVE SCENARIO"
Bye bye..

WHY ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang