Bab 3

12.3K 699 4
                                    

Ruang makan itu dibuat dari kayu dengan beberapa ornamen antik terpajang di dinding dan di dalam lemari. Sebuah lampu bulat berukir emas menggantung di atas meja makan, tepatnya di atas sepiring biskuit kayu manis yang diapit teko teh cantik berbentuk kereta labu dan buah-buahan segar. Sayang sekali, dua makhluk yang duduk di sana tidak dalam keadaan seakur makanan-makanan itu.

"Berapa kali kukatakan—"

Thea memastikan matanya melotot tak berkedip dan tatapan membunuhnya tetap terhunus pada Cato—peri rumahnya yang kurang ajar.

"—kalau aku mulai mengigau karena mimpi buruk lagi, bangunkan aku! Guncang bahuku seperti kau membangunkan kelinciku dengan paksa! Atau banting aku seperti kau membanting piring-piring di dapur! Yang jelas, aku-harus-bangun! Paham tidak sih?"

Tak bereaksi.

Makhluk mungil bernama Cato yang berukuran sepertiga dari tubuh Thea itu mengayunkan jarinya, membuat teko kereta labu menuangkan teh dengan sendirinya di atas salah satu cangkir. Si peri rumah keparat itu menyeruput teh (yang ia hidangkan sendiri untuk Thea) dalam diam, seakan-akan Thea tak ada di hadapannya. Tak hanya teh. Ia juga mulai mencicipi biskuit (yang juga seharusnya untuk Thea), masih dalam diam.

"Bisa berhenti makan tidak sih?" protes Thea. Ia bahkan belum sempat menyentuh makanan dan minuman apapun di atas meja itu, tapi Cato sudah hampir menghabiskannya. "Dasar peri rumah kurang ajar," desis Thea sambil memainkan skenario di kepalanya di mana ia mengikat Cato dengan tali laso dan memantul-mantulkan tubuh mungil itu di dinding seperti bola karet.

Itu masih mending. Sebelumnya ia pernah membayangkan melempar tubuh Cato dan meledakkannya saat mengetahui Cato membuang surat pengumuman tahun ajaran baru yang membuat Thea terlambat sekolah selama tiga hari. Tentu saja ia sudah mengatakan hal yang sebenarnya ketika ia kena detensi gara-gara itu. Tapi siapa yang percaya! Maksudnya, semua malaikan tahu kalau peri rumah itu adalah makhluk paling lembut dan menyayangi— yang akan menjaga serta melayani malaikat asuhannya dengan tulus. Dalam kasus normal, tidak akan ada peri rumah yang berani melakukan hal itu.

Dalam kasus normal.

Tapi Cato adalah peri rumah yang gila! Dia seperti berkepribadian ganda. Di hadapan semua malaikat lainnya, dia terlihat seperti sosok ibu peri di cerita anak manusia Cinderella. Di depan Thea, dia terlihat seperti—ibu peri Cinderella—tapi gila. Satu-satunya yang tahu kepribadian asli Cato adalah Zeta, sahabat Thea. Zeta tampak prihatin dan mencoba membantu Thea meyakinkan malaikat lainnya kalau Cato itu gila, tapi mereka malah ditertawakan seisi kota. Hampir saja mereka mengadakan upacara pembersihan karena mengira Thea dan Zeta sudah kena pengaruh iblis. Hal itulah yang membuat mereka tak berani mengatakan apa-apa lagi soal Cato pada malaikat lainnya.

"Aku akan melaporkanmu pada Neftar—"

Belum selesai Thea mengucapkan ancamannya, tubuhnya sudah terpental menabrak lemari pajangan. Pintu lemari menjeblak terbuka dan gelas-gelas piala tua yang ada di dalamnya langsung tumpah menimbun tubuh Thea. Walaupun Thea berteriak kesakitan, tapi Cato tak bergeming dan tetap duduk tenang menyeruput tehnya.

"Oke, oke! Aku tidak akan menyebut namanya lagi!" teriak Thea dengan suara teredam dari bawah tumpukan piala. Ia merasa seperti sebuah dosa yang ditimbun seperti itu.

Dasar peri rumah sinting!

Maki Thea dalam hati. Mana ada peri rumah yang menyiksa malaikat asuhannya seperti ini! Jangankan melukai, kalau mereka sampai ketahuan menyentuh apa yang mereka hidangkan untuk malaikat majikan mereka, pasti mereka kena hukuman berat.

Lagipula, ada apa sih dengan nama Neftar? Tiap kali Thea menyebut nama pemimpinnya, Cato langsung naik pitam. Memangnya peri gila itu pikir Thea punya waktu untuk menyusuri hutan Tama, mencari Neftar demi menceritakan ketidakwarasannya? Mendengar nama hutan itu saja sudah membuat Thea malas. Tak ada sihir yang berfungsi di hutan itu. Seperti manusia, mereka akan menjadi tidak berdaya.

The Immortal ApprenticeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang