Bab 56

4.8K 476 18
                                    

Gusta! Di mana Gusta?

Thea menggunakan matanya menyisir barisan pasukan Agnada dengan cepat. Laki-laki itu tak ada di sana. Otaknya menolak mempercayai, ia pun mengulangi penyisirannya. Gusta benar-benar tak ada di sana. Di mana dia? Bukankah dia seharusnya juga memenuhi panggilan dari Carlo? Apa keluar dari Median benar-benar semustahil itu? Atau dia terjebak di Thanaterra? Apapun kemungkinannya, rasanya Thea ingin menangis dan meneriakkan nama laki-laki itu dengan lantang.

Tapi saat ini, tak ada waktu untuk menangis sama sekali. Perang raya pasukan malaikat melawan pasukan iblis bisa dimulai kapan saja.

Thea melirik ke sisi barat. Jalanan beserta langitnya dipenuhi oleh warna putih dari malaikat Casthea dan sedikit warna abu dari para malaikat maut Althalos. Di tengah-tengah warna monokrom itu, ada bara api Agnada yang tampak mencolok memberi merah keemasan. Api Agnada berkobar hebat di tangan para darah murni, senjata para penjaga gerbang dan malaikat maut, juga di sayap kuda-kuda Pegasus. Api-api Agnada itu menjilat-jilat lapar—bersiap melalap habis semua iblis yang ada di hadapan mereka.

Di seberang pasukan malaikat hanya tersisa hitam. Hitam dari sayap-sayap kelelawar para iblis, hitam dari mata dan hawa yang keluar dari para tawanan manusia yang masih bersujud ditanah, dan hitam dari tubuh Zeta yang dikuasai Malphas. Sesekali ada nyala ungu dari sihir-sihir hitam mereka yang menyala.

Kecanggungan aneh menyapu semuanya selama beberapa saat. Kedua kubu diam mematung di posisi masing-masing, tanpa ada yang berani mengambil serangan pertama. Baru saja Thea bertanya-tanya dalam hati sampai kapan mereka akan begitu, kesunyian itu pecah oleh suara pekikan dari atas langit. Thea dan semua yang ada di sana menengadah.

Apa itu?

Tubuh Thea mendadak kaku ketika menyadari dari mana pekikan itu berasal. Awalnya hanya terlihat seperti dua titik cahaya berkilau dari dua ufuk yang berlawanan—satu berwarna merah dan satu lagi berwarna ungu. Kemudian kedua titik itu bergerak menuju satu sama lain. Dengan sangat cepat, kedua titik itu pun membesar—benar-benar besar—terlalu besar—sampai akhirnya titik itu menunjukkan wujud aslinya.

Dua ekor naga raksasa.

Thoros, naga dari Casthea, muncul dari belakang pasukan kaum malaikat. Sekujur tubuhnya yang merah kecoklatan dibalut api Agnada—dari ujung tanduk di kepalanya hingga ujung ekornya yang panjang dan runcing. Sedangkan Endor, naga dari Thanaterra, muncul dari seberangnya. Ada asap keunguan yang menyala dari tubuhnya yang hitam berkilat. Duri-duri tajam menghiasi sepanjang punggungnya—lebih tajam dari mata pedang. Kedua naga itu terus meluncur, tanpa tanda-tanda mereka akan memperlambat kecepatan mereka—seakan mereka memang ingin saling menabrak satu sama lain.

Dan itulah yang terjadi.

Thea menyaksikan Thoros mengangkat cakarnya untuk menghantam tubuh Endor yang sudah mengayunkan sayapnya lebih dulu. Tabrakan itu menciptakan suara yang menggelegar seperti sebuah ledakan bom. Tidak berhenti sampai satu hantaman, naga-naga itu saling bergulat, mencakar, dan menyembur satu sama lagi—menciptakan kegaduhan di langit itu. Tubuh besar mereka menutupi langit sepanjang total hampir 50 meter—menghalangi sinar bulan malam itu. Hanya ada nyala merah dari bara api Agnada di tubuh Thoros yang memberikan penerangan, seperti sebuah api unggun raksasa.

"SERAAAANG!" teriak Serena yang memanfaatkan keadaan itu untuk memulai serangan mereka.

Para malaikat dari klan Momusora dipimpin oleh Crystal meluncur secepat cahaya, menyambar semua tawanan manusia dan membawa mereka pergi sejauh mungkin dari tempat itu untuk disembuhkan. Sisa pasukan Agnada meringsek maju, menghajar seisi pasukan iblis. Nathan melompat masuk ke dalam kerumunan pasukan iblis. Sebelum ia mengakhiri lompatannya, laki-laki itu membanting tinju Agnadanya ke tanah—menciptakan ledakkan api Agnada dan berhasil membakar setidaknya lima belas iblis yang ada di sana. Di belakang Nathan, Serena terbang naik ke atas menuju Malphas. Trauma melihat apa yang terjadi pada Gusta tadi, Thea tak mau menghentikannya.

The Immortal ApprenticeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang