Bab 51

5K 478 11
                                    

Dengan tetap penuh kewaspadaan, akhirnya mereka bertiga bersedia duduk mendengarkan cerita yang dijanjikan oleh pria itu. Gusta memposisikan duduknya lebih depan agar bisa melindungi Thea dan Zeta seandainya pria itu berulah.

"Nama asli keluarga kita bukanlah Wilson, melainkan Dimitriou," pria itu menatap mata Thea, masih mencoba mendapatkan kepercayaannya. "Konon dulu katanya ada seorang malaikat yang bertindak semena-mena. Merasa dia tidak bisa mati dan lebih kuat dari manusia, dia menyiksa seluruh manusia yang menentangnya. Nenek moyang Dimitriou memohon pada Tuhan agar bersedia menghukum malaikat tersebut dan membebaskan manusia dari penderitaan. Akhirnya Tuhan menghadiahkan Vodara pada nenek moyang kita.

Awalnya Vodara dijaga dengan baik dan tak ada yang berani merebutnya. Lambat laun mulailah para iblis dan para malaikat memburu Vodara. Para iblis ingin membinasakan seluruh kaum malaikat. Para malaikat ingin agar senjata itu tidak ditemukan.

Keluarga kitalah yang menjadi korban perebutan itu. Para Dimitriou yang memegang pusaka itu pasti berakhir mati. Dan karena pusaka itu ketika lepas dari satu Dimitriou akan beralih ke Dimitriou lainnya, maka para iblis dan malaikat pun memburu semua anggota keluarga Dimitriou.

Dari jaman kakekku, kita mulai hidup dalam pelarian—memalsukan identitas, bersembunyi dari satu negara ke negara lainny. Lalu ketika si anak sudah mulai dewasa dan hidup sendiri, para orang tua akan memisahkan diri untuk mengamankan Vodara seandainya mereka mati dan senjata itu menurun ke anak-anak mereka.

Saat kau kecil, seorang malaikat berhasil membunuh ibumu..."

Ada jeda yang cukup lama. Thea melihat mata si pria mulai berkaca-kaca. Dia menangis? Thea tak yakin pria yang bisa menangis karena teringat kematian orang yang dicintainya bisa menusuk anaknya sendiri.

"Karena aku hanya punya kau dan kau hanya punya aku, kita berdua tidak mungkin memisahkan diri. Apalagi kau terlalu kecil untuk hidup sendiri. Sampai Orcus bisa mencium keberadaanku. Pertama kali aku bertemu dengan iblis itu, aku kira aku akan mati saat itu juga. Untung saat itu ada Octo Hellion, malaikat yang menolongku—"

Gusta terkejut nama ayahnya disebut. "Kau ditolong oleh ayahku?"

"Kau anak Octo?" Pria itu lebih terkejut lagi mendengar pertanyaan Gusta. "Kau tidak terlihat—"

"Iya. Aku tidak mirip dengannya." Gusta sepertinya sudah lelah dengan semua yang tidak percaya kalau Octo Hellion adalah ayahnya. "Lanjutkan ceritanya, Mr. Wilson."

Thea melirik Gusta. Apa sekarang Gusta sudah percaya kalau pria di hadapan mereka adalah ayah Thea dulu? Jadi, apa Thea juga harus percaya dengannya?

"Aku kira ayahmu dulu adalah malaikat yang mencoba memburu Vodara juga. Tapi ternyata dia memang tulus menolongku. Aku ingat sekali waktu itu dia bilang, 'Malaikat yang memburu Vodara karena takut benda itu membunuhnya hanyalah pengecut'. Octolah yang memberi ide kalau ingin menghentikan pembantaian turun-temurun ini, Vodara tidak bisa berada di tubuh seorang mortal lagi.

Sayangnya belum sempat kita membuat rencana yang matang, Orcus mulai mencium keberadaanku. Kali ini dia menggunakan sihir hitam untuk memanggil Vodara, membuatnya bereaksi. Karena tubuh manusia begitu lemah, benda itu pun menggerogoti tubuh dan jiwaku. Mulai dari mengalami mimpi terburukku—kematian ibumu—"

Thea tahu benar rasanya disiksa oleh mimpi terburuknya. Siksaan itu begitu brutal sampai-sampai ia berharap untuk mati—sampai ia bersedia melakukan ritual troca scarta demi bisa mati.

"—hingga merusak organ-organ di dalam tubuhku satu per satu. Rasanya semua yang ada di dalam tubuhku diikat dengan tali yang sangat kencang. Tiap pagi aku terbangun dengan muntahan darah. Sampai akhirnya Orcus menemukanku dan membunuhku. Celakanya, iblis itu adalah iblis pengubah bentuk. Setelah membunuhku, dia berubah menjadi diriku dan tinggal bersamamu.

The Immortal ApprenticeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang