Bab 10

6.1K 565 8
                                    

Sore yang cerah. Udara yang segar, membuat semua orang ingin menghirup udara itu dalam-dalam untuk memenuhi paru-paru mereka—

Kecuali Thea.

Burung-burung bertengger di pohon, bernyanyi seperti sekelompok anggota paduan suara. Lagunya riang, membuat senang semua orang yang melewati jalan itu—

Kecuali Thea.

Bunga-bunga musim semi memberi warna setiap kebun yang ada di Casthea. Terlihat sangat indah seperti lukisan hidup yang sesekali bergoyang tertiup angin, membuat semua orang yang menatapnya berdecak kagum—

Kecuali Thea.

Apapun yang ditangkap panca indera Thea sore itu adalah salah.

"Semuanya salah! Udara sore ini kau bilang bau busuk! Burung-burung bernyanyi kau bilang berisi seperti peri kebun sedang bergosip! Bunga-bunga di taman kau bilang merusak pemandangan seperti muntah unicorn! Kenapa sih denganmu?!" Zeta tak tahan lagi untuk tidak mengomel. Dari tadi Thea mencibir setiap hal yang mereka lewati. Kalau lama-lama seperti itu, malaikat lainnya akan kira Thea sudah kerasukan iblis.

"Kenapa? Kau masih tanya aku kenapa?!" Thea membalas pertanyaan Zeta dengan mata melotot. Di ubun-ubunnya seperti ada kuali yang airnya sedang mendidih. Saking jengkelnya, ia sampai menendang keras pohon apel yang ada di sisi mereka, hingga kelompok paduan suara burung yang bertengger di sana langsung membubarkan diri dengan takutnya.

"Serena memang menyebalkan. Kau tahu itu kan? Semua orang di Casthea tahu!" Zeta menarik Thea menjauh dari apapun sebelum semua yang ada di sekitar mereka rusak.

Zeta benar, semua penduduk Casthea tahu betapa Serena adalah darah murni yang menyebalkan. Kalau darah murni semuanya menyebalkan, maka dia ada di puncak gunung itu. Keangkuhannya tak terkalahkan. Ibaratnya, bahkan Zeus pun tak bisa membuatnya menundukkan kepala.

Thea tahu kalau sihir Serena kuat sekali. Tapi bukankah untuk menjadi pemimpin klan malaikat cinta, hatinya harus penuh cinta dan kasih sayang? Kenapa mereka justru mengangkat Medusa bersayap untuk jadi pemimpin klan Caera? Melihat kelakuannya, menurut Thea harusnya mereka mengurung jalang itu di Thanaterra.

Dan kenapa juga Thea harus direkrut oleh klan Caera?

"Tenangkan dirimu, Thea. Jangan khawatir soal gertakan yang dia beri—"

"Itu bukan sekedar gertakan, Zeta! Dia serius! Aku langsung melihat penugasan itu di perkamenku. Tulisannya: DETENSI. Huruf kapital semua dengan tinta merah!" Thea menendangi semua kupu-kupu yang sedang menghisap madu bunga-bunga freesia yang ada di dekat mereka. Kupu-kupu yang kena tendang semuanya terbang kocar-kacir karena ketakutan. Semua makhluk di Casthea harus berduka bersama Thea hari ini!

"Berhenti merusak taman! Nanti kau kena sabit melayang dari peri kebun sini!"

Peri kebun-peri kebun di taman-taman umum Casthea sudah tersohor dengan kegalakan mereka jika ada yang mencoba mengganggu apa yang mereka pelihara. Terakhir kali salah seorang teman sekelas mereka kembali dengan rambut hangus karena menginjak petak bunga di dekat sekolah.

"Aku kesaaaaal! Sekarang semua malaikat Caera tahu kalau aku dihukum!"

"Sudahlah. Kita pergi saja dari sini. Aku tahu kita harus ke mana," Zeta berkata sembari menyeret Thea jauh-jauh dari sana. Mereka terbang melewati patung Cupid, terus ke arah selatan. Zeta mempercepat kecepatan terbangnya saat mereka terbang melintasi Taman Utopia sebelum Thea melempari malaikat-malaikat kecil yang sedang bermain riang di sana.


Yang kalo bete suka ngamuk-ngamuk kayak Thea, angkat tangaaan!

*angkat tangan sendiri*


Jangan lupa vomentnya yaa :D

The Immortal ApprenticeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang