23 :: Penyembunyi Luka Terbaik
"Gue selalu ingin mencoba menggapai elo. Tapi lo selalu aja anggap gue bercanda. Kapan lo percaya?" - Levin Ivano Alastair.
"Jadi gue selama ini jahat? Selalu menganggap perasaan dia sebagai candaan?" - Valentine Princessa Natalie.
"Kalau dia sudah maju satu langkah mendekat ke arah lo. Gue bisa apa?" -D
"Gue yang sudah mengenal lo lama dengan mudahnya di gantikan dengan dia yang baru aja hadir?" - D
"Boleh gue menyerah dalam titik ini? Ketika sang tema justru menghancurkan setiap inci asa yang coba gue bangun dalam setiap aksara dan seluruh fiksi gue?" - Natalie Nanda (Curhatan author 2018)
ADA YANG KANGEN SAMA BABANG LEPIN RESE NGGA??
-Feel Real-
"KALAU gue bilang. Gue suka sama lo apa lo percaya?"
Cessa membeku di tempatnya. Lebih tepatnya jantungnya langsung berdebar tanpa sebab seolah berpacu layaknya kereta ekspres. Kupu-kupu juga seolah berterbangan dalam perutnya mendengar kalimat yang meluncur dari seorang Levin barusan.
Cessa ngga lagi salah denger kan ini?
Melihat Cessa yang hanya diam saja membuat Levin lantas menarik tangan cewek itu hingga keduanya sekarang berhadapan. Cessa masih saja terdiam, seolah belum tersambung dengan apa yang di katakan Levin barusan. Benar-benar sulit di percaya rasanya.
Levin mengulas senyuman tipisnya. "Ngelihat respon lo yang kayak gini, rasanya gue tau kalau lo ngga percaya kan sama apa yang gue katain barusan?" tanyanya sembari menatap iris mata teduh milik Cessa. Cowok itu lantas terkekeh pelan. "Sama gue juga, Cess. Ngga sadar gue ucapin kalimat barusan."
Cessa terdiam. Cewek itu terkekeh pelan, seolah baik-baik saja. Walaupun batinnya seolah terasa teremas, ternyata Levin hanya bercanda saja. Hell, perasaanya terlalu mudah jatuh pada cowok itu.
"Udah ah gue mau kesana lagi," ujar Cessa dengan nada kelewat kesalnya sembari menyentak tangan Levin yang mencekal pergelangan tangannya barusan.
Ternyata refleks Levin lebih cepat. Cowok itu lantas mencekal lengan Cessa lagi membuat cewek itu mengigit bibir bawahnya dengan gemas. Dia terlalu enggan untuk membuat Levin menyadari kalau barusan cowok itu berhasil membuatnya terjatuh. Iya, Cessa baru aja baper. Kampret kuadrat.
Levin menghela napasnya pelan. "Iya gue emang ngga sadar dengan apa yang gue ucapin barusan." Lagi cowok itu mengulas senyum tipisnya.
"Iya gue juga tau." Nada Cessa kali ini benaran kelewat kesal kedengarannya. "Ngga usah sampai diulang kayak gitu."
Levin menghela napasnya mendengar kalimat kesal Cessa barusan. "Tapi lo ngga tau kalau gue sangat-sangat sadar dengan perasaan gue ke elo. Ya gue akuin seorang playboy kayak gue bisa jatuh sama lo." Levin mengatakannya dengan mada seriusnya. "Levin udah jatuh sama Cessa, apa Cessa tau?"
Lagi Cessa membeku. Levin benar-benar membuatnya bingung saat ini. Baru saja Cowok itu berkata seolah dia bercanda lalu dengan mudahnya juga cowok itu berkata serius sedemikian rupa yang membuatnya membeku.
Iya, Cessa selama ini tak pernah menganggap Levin serius, tapi entah kenapa mendengar nada bicara Levin barusan, Cessa merasa kalau cowok itu berucap serius.
Perlahan Cessa mengubah posisinya. Menghadap Levin sepenuhnya. Pemandangan yang pertama di tangkapnya adalah iris mata cokelat Levin yang menatapnya dalam serius. Bahkan Cessa sampai tak percaya kalau cowok modelan Levin begitu bisa terlihat serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel Real
Novela JuvenilFeel Real "Ketika cinta itu hadir." a teenfiction by natchadiary Remaja, pasti erat kaitannya dengan persahabatan dan cinta. Seperti halnya yang dialami oleh Cessa. Dimulai dari hari pertama masa putih abu-abunya yang langsung di hadapkan dengan c...