12 :: Topeng Ceria
"Kadang menjadi pemeran antagonis dalam sebuah cerita itu lebih mudah, daripada harus menjadi tokoh protagonis yang selalu terlihat baik-baik saja di balik topeng cerianya." Levin Ivano Alastair, pemeran hebat di balik topengnya.
"Aku benci untuk mengakui jika letupan itu hadir seiring tawanya menguar menjadi alasan orang lain untuk tertawa. Perasaan menyebalkan yang dinamakan cemburu." - ADK
Jangan lupa ninggalin jejak kalian. Hitung-hitung buat semangat nulis di saat ga ada mood 😅
-Feel Real-
"EH, jalan kemana yuk? Asli gabut banget gue." Naura mengatakan hal itu sembari meraih buku cetak matematikanya yang berada di dalam loker lalu memasukannya ke dalam tasnya.
Resha yang sedang membenahi lokernya yang berjarak tiga loker dari loker milik Naura itu segera menolehkan kepalanya. "Wiiih hoo tuh. Gue juga mau." balasnya dengan nada antusiasnya.
Devia memutar kunci lemari besi itu lalu menutup resleting tasnya. "Boleh. Kemana tapi?"
"Salon aja kuuy. Pengen ngeombre rambut rasanya." Naura menyahut seraya memainkan ujung rambutnya.
Reina, cewek berambut cokelat sebahu itu langsung menjitak kepala Naura dengan sayangnya. "Lo mau kena hukum sama Pak Jonathan apa ya?" ucapnya.
Naura mendengus seraya mengusap kepalanya pelan. "Sakit pele. Lagian Pak Jonathan juga kagak sering main ke sini juga."
Cessa yang sedari tadi hanya diam sembari membenahkan langsung membalas. "Asem. Lo kata Om Jonathan bocah apa ya? Masa iya main." Cewek itu terkekeh pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel Real
Novela JuvenilFeel Real "Ketika cinta itu hadir." a teenfiction by natchadiary Remaja, pasti erat kaitannya dengan persahabatan dan cinta. Seperti halnya yang dialami oleh Cessa. Dimulai dari hari pertama masa putih abu-abunya yang langsung di hadapkan dengan c...