[43] Jawaban dan Kejelasan

1.1K 75 30
                                    

43 :: Jawaban dan Kejelasan

"Kalau sakit, cukup aku yang ngerasain. Kamu jangan, aku ingin lihat kamu bahagia, bukan ikutan ngerasain semuanya. Karena aku butuh kamu sebagai sumber bahagia aku. Jadi jangan lupa bahagia." - Levin ivano Alastair.

"Aku itu ingin menjadi tempat berbagi luka kamu juga, bukan hanya tempat bahagia kamu. Aku itu peduli dengan kamu." - Valentine Princessa Natalie.

"Aku makin rindu ketika jarak begitu kejam lagi memisahkan kita. Bahkan kali ini dengan puluhan langkah, bukan hanya beberapa langkah saja. Aku takut aku makin rindu dengan kamu nantinya." - Natchadiary untuk Levin ivano Alastair, sang tema utama cerita ini.

SIAP BUAT KOMEN YANG PANJANG NGGA BUAT CHAPTER KALI INI?

HUA AKU BAPER SENDIRI NGETIKNYA.

Kalau kalian mau make quotes aku jangan lupa tag @officialnatchadiary di instagram ya.

So enjoy mereka :)

Pssttt bakalan ada bintang tamunya kali ini 😂😂

-Feel Real-

SUDAH seminggu berlalu semenjak kejadian itu. Hubungan Cessa dan Levin tetap saja membaik meski hubungannya dengan Davin tidak begitu baik setelahnya.

Davin beberapa hari ini kerap menghilang dari kelas dan jarang terlibat pembicaraan dengan Cessa, bahkan dirumah pun jarang dia bertemu dengan Davin.

Cowok itu seperti benaran menjaga jarak darinya.

Bahkan ketika dia bertanya dengan Nanda, sahabatnya satu itu juga seolah mendukung perginya Davin dengan mengatakan jika dia tak tau. Tapi Cessa yakin ada sesuatu yang di sembunyikan oleh mereka.

Perkataan Naura beberapa hari yang lalu juga begitu mengganggunya. Cewek itu bercerita panjang lebar saat dia menjemput Cessa kerumah Resha kali itu.

"Cess, lo kenal Ocha ngga sih?"

Saat itu Cessa menganguk mengiyakan. Merasa tak asing dengan nama satu itu. "Temen SMPnya Levin sama Davin kayaknya, Nau. Kenapa?"

"Itu cewek kampret banget tau, Cess."

Cessa mengerutkan alisnya heran. "Lo ada masalah sama dia emangnya?" tanyanya sembari menatap Naura yang fokus menyetir di sampingnya.

Dia menggeleng. "Ngga ada kalau sama gue. Tapi lo punya masalah besar sama dia, Cess. Hati-hati aja."

"Gue? Kok gue sih?" tanyanya tambah heran saja. Cessa menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya. "Nau, gue aja ngomong sama itu anak ngga pernah."

"Lah serius?" tanya Naura balik. "But, gue tau itu anak ngga baik, Cess. Dia agak bermasalah, lo terlibat disini."

"Ha? To the point aja gimana sih? Belibet banget, gue bingung."

Naura menghembuskan napasnya pelan. "Dia pasiennya kakak gue, Ocha itu sering ngelakuin self injuri selama ini. Dia udah kayak psycho, Cess. Auranya beda, waktu gue ngga sengaja ngedenger dia ngobrol sama Kak Hanin waktu itu."

Feel RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang