[50] Melangkah atau Kembali

913 73 44
                                    

50 :: Melangkah atau Kembali

"Rasanya begitu hampa melihat dia tertawa begitu hangat bersama yang lain tanpa adanya aku disana. Tanpa ada lagi rasa peduli yang melandasi asa, dan perasaan ingin berjuang lagi. Harus aku bertahan atau perlahan melangkah mundur?" - Natchadiary.

Maaf ya ngaret apdet lagi. Abis kemah hehehe ini aja kebut ketiknya.

If any typos let me now so I can fix them 💜

Jangan lupa follow ig @officialnatchadiary yaaa

Kalau suka komen yang panjang, votenya jamgan lupa dong 😉

Oke, enjoy dengan mereka :))

-Feel Real-

CESSA jadi gelisah sendiri rasanya tiga hari belakangan ini. Levin hilang kabar kembali, dan cowok itu tidak masuk sekolah dengan alasan sakit dalam surat izinnya.

Jelas Cessa khawatir rasanya.

Kenapa pacarnya itu gemar sekali membuatnya khawatir begini sih? Belum lagi dia merasa tak enak kali itu saat dia pulang dari rumah sakit dan bertemu dengan Nesya yang mengatakan jika Levin datang ke rumah.

Iya, Levin datang tapi dia yang pergi. Levin yang berusaha menepati janji dan dia yang mengingkari janjinya.

Bodoh.

Cessa merutuk karenanya. Semuanya membuatnya lupa begitu saja, keadaan Davin kali itu benar-benar membuat fokusnya terpecah.

Sahabatnya itu juga baru pulang dari rumah sakit kemarin setelah Davin begitu bersikeras enggan berlama-lama di ruangan bernuansa putih itu.

Cowok itu keras kepala.

Tapi bukan itu yang menjadi fokus Cessa kali ini. Tapi ketika dia melintasi koridor dekat dengan UGD waktu itu, dimana dia sekilas mendengar sebuah nama yang membuatnya benar-benar khawatir hingga kini.

"Suster, tolong bantu putra saya. Levin, bertahan, Nak."

Begitu ucap seorang perempuan sembari mendorong sebuah brangkar dengan cepat dibantu beberapa perawat.

Cessa tidak begitu jelas melihatnya karena tepat saat itu dia tanpa sengaja menabrak seorang suster yang tengah membawa obat-obatan dari ruang rawat.

Jadi dia tidak sempat melihat pasien itu.

Saat itu dia tidak begitu memikirkannya, karena fokusnya jelas tertuju dengan keadaan Davin waktu itu. Dia begini karena begitu menyanyangi Davin sebagaimana sahabat terbaiknya selama ini.

Tapi kenapa orang itu menyebut nama Levin? Lalu kenapa setelahnya bersamaan dengan cowok itu yang juga menghilang tanpa kabar.

Khawatir rasanya.

Ratusan kali dia mencoba mengirimkan pesan pada nomor Levin, tapi tanda disana mengatakan jika sang pemilik nomor tengah tak perduli dengan panggilannya, alias off .

Puluhan panggilannya juga tidak pernah terjawab. Cowok itu benaran menghilang seperti ditelan bumi.

"Lev, kamu dimana sih?" gumamnya pelan sembari mengigit ujung ponselnya dengan gemas. Karena lagi tak ada balasan dari Levin.

Cessa bukannya diam begitu saja, dia sudah kerumah Levin kemarin, tapi satpam mengatakan jika keluarga mereka tengah tidak berada dirumah mewah itu.

Feel RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang