3 :: Benci
"Kadang jarak dan waktu adalah jurang pemisah paling berpengaruh diantara gue dengan elo." - DAB
"Percaya atau ngga ada perasaan kecewa saat lo mengabaikan gue." - Valentine Princessa
"Terkadang gue juga bingung sejak kapan gue suka memperhatikan elo." - Levin Ivano Alastair.
Makasih yang udah mau ramain vomments!
-Feel Real-
"LOH, kok berhenti sih?" Ucap Cessa sambil menepuk pundak cowok di hadapannya itu.
"Gue mau jemput Elsa, lo turun sini aja ya, Cess." Cowok itu menyengir lebar hingga menunjukan lesung pipinya itu.
"Enak aja lo." Cessa mendengus sambil mengeplak belakang kepala cowok itu yang masih berbalut helm itu. "Rese banget ish!"
Cowok itu tersenyum manis sembari mengacak pelan rambut Cessa. "Sekali-sekali, Cess lo nyenengin gue napa," balas cowok yang menggunakan jaket warna merah yang membalut kemeja seragamnya itu.
"Jahat banget sih lo," dengus Cessa masih tetap dalam posisinya, duduk di jok belakang motor sport warna hijau itu. "Ngga terima gue, apaan lo lebih milih si nenek lampir itu? Dih!"
"Ya, ya Cess. Kasian nih si Elsa udah ngeline gue ini," ucap cowok itu lagi.
Cessa mendengus kesal. "Ish lo mah gitu, sama cewek lain aja kasian. Sama gue aja engga!"
Aldi Seananda Putra, cowok manis dengan lesung pipinya ketika tersenyum lebar itu mengulas cengirannya kali ini ke arah sahabatnya sedari masa merah putih itu. "Sorry, Cess udah terlanjur janji."
Namanya juga sahabat. Kalau ngga rese ya ngga sahabat namanya. Haish.
Melihat senyuman menyebalkan Nanda itu membuat Cessa menghela napasnya pelan. "Lo tuh dari dulu emang nyebelin ya, Nda. Ish gue kesel sama lo tai." Cessa mendengus sambil turun dari atas motor itu.
"Yaelah ngambekan amat lo jadi cewek, entar gue traktir deh balik sekolah." Cengir Nanda. "Suer deh."
Cessa memutar bola matanya malas. "Halah bokis lo."
Nanda, cowok itu malah tersenyum lebar sambil mengacak rambut Cessa pelan. "Seriusan deh lo mau apa?"
"Mau nyincang elo abis itu gue rebus buat kasih makan ke anjing gue," dumel Cessa masih saja kesal.
Nanda malah tertawa lebar mendengar gerutuan cewek itu. "Sadis banget lo sama gue, Cess." Balasnya, "Seriusan deh ntar gue traktir."
"Halah lo mah cuma ngomong doang, palingan entar balik sekolah udah jalan sama cewek lain lagi, Nda." Cessa mendengus ke arah Nanda saat itu. "Gue kesel ish sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel Real
Dla nastolatkówFeel Real "Ketika cinta itu hadir." a teenfiction by natchadiary Remaja, pasti erat kaitannya dengan persahabatan dan cinta. Seperti halnya yang dialami oleh Cessa. Dimulai dari hari pertama masa putih abu-abunya yang langsung di hadapkan dengan c...