[52] Namanya Valentine

1.4K 91 51
                                    

52 :: Namanya Valentine

"Terimakasih untuk kamu yang sudah menginspirasi aku menuangkan karakter kamu dalam cerita ini. Terimakasih karena kamu sudah mengajarkan aku mengenai rasanya melepaskan apa yang bahkan belum pernah kita capai.

Rasa sakit itu yang menghantarkan aku pada cerita ini, cerita dengan tokoh nyeleneh sama halnya dengan kamu. Mungkin tanpa kamu ngga pernah ada cerita ini dan ngga pernah terlintas untuk membentuk karakter Levin.

Dan aku selalu berharap kamu baik-baik saja disana. Masih hangat mengulas canda dan tawa kamu." - Margareta Natalie, untuk kamu sang tokoh dibalik nama Levin.

Maaf ngga bisa sebutin langsung karena ada yang kenal sama dia disini HEHEHEHE 😀😀

VOTE SAMA KOMEN JANGAN LUPA KEY 💜💜

"Walaupun ini akhir, aku tetap bahagia bisa mengenal kamu. Bahagia bisa merajut cerita dan tawa bersama kamu." - Valentine Princessa Natalie, to Levin Ivano Alastair.

Enjoyy part terakhir yaaaaa...siders ayo nonggol kek bosen gue liatnya 😂😂

-Feel Real-

CESSA terdiam, duduk memandangi langit kamarnya yang saat ini tengah ramai di hiasi oleh bintang yang gemerlapan di langit sana. Memandang dirinya yang tengah sendirian berpangku dengan perasaannya yang jungkir balik tak karuan.

Rasanya air matanya seolah sudah mengering karena dia sudah sejak beberapa hari yang lalu menangis tak kunjung henti membuat matanya terlihat begitu sembab dan bengkak.

Dia begitu berharap Levin akan kembali. Gila rasanya, Cessa hampir mati karenanya.

Apalagi setelah dia memberanikan diri membuka buku milik Levin yang diberikan oleh Luna siang tadi.

Perasaannya benar-benar tak karuan rasanya. Levin begitu mencintainya, mungkin kalimat sederhana itu yang sebenarnya ingin diuntai melalui lisan oleh cowok itu.

Bayangan akan kenangan mereka seolah begitu senangnya melintasi benaknya, memainkan perasaan sesak pada hatinya yang terus menerus membuncah.

Haloo, Cessa.

Kamar Levin, 10:36 PM

Malam ini entah kenapa hati aku rasanya sakit deh, Cess. Mau tau kenapa ngga? Eh tapi jangan marah ya kalau tau. Levin soalnya cuma mau bilang aja, ngga enak kalau dipendem sendirian rasanya. Sesek muhehehe..

Apasih receh..aku emang receh sih ya ngga sih, Cess? Mana suka nulis gaje kayak gini lagi :))

Hati aku rasanya lagi ngga enak, makanya Levin nulis, hobi tersembunyi nih, baru tau kan HEHEHE. Kayak remaja alay yang ngga punya temen curhat. Lah emang :((

Tadi siang masa Levin muntah-muntah lagi, Cess..perut Levin rasanya ngga enak..mual, bikin Levin sakit yang ngerasainnya. Perut Levin nakal ya, Cess..akhir-akhir ini suka bikin Levin kesakitan, Levin sampai bosen ngerasainnya.

Pengen cerita langsung, tapi takut kamunya jadi khawatir. Levin ngga suka liat Cessa banyak beban karena Levin.

Tuhan kan nyiptain Levin sebagai sumber bahagia Cessa, bukan sebagai sumber luka Cessa. Percaya ngga? Amiinin aja ya, Cess..Levin berharapnya gitu sih hehehehe.

Feel RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang